Bos BI: Menaikkan suku bunga bukan karena ekonomi kita jelek
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menjelaskan bahwa kebijakan menaikkan suku bunga acuan beberapa waktu lalu bukan karena pengaruh ekonomi domestik. Ini harus dilakukan untuk merespons ketidakpastian global yang masih berlangsung hingga kini.
Instrumen kenaikan suku bunga merupakan salah satu bentuk optimalisasi bauran kebijakan merespons pergerakan ekonomi global.
"Kebijakan suku bunga kita naikkan bukan karena inflasi tinggi, inflasi kita sangat rendah. Bukan karena pertumbuhan ekonomi jelek. Bukan karena kredit kita mengalami perlambatan, dan juga bukan karena kinerja bank kita rendah," tegas Perry di Bali, Kamis (30/8).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Kenapa Bank Pemerintah penting? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Kenapa BRI menargetkan harga sahamnya naik? 'Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024,' jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
Dalam pandangan Perry, ekonomi domestik saat ini cukup bagus. Cuma masalahnya, ketidakpastian global sangat tinggi.
"Sehingga kita merespons suku bunga agar stabilitas terjaga, agar SBN pemerintah tetap menarik, imbal hasil obligasi kita tetap menarik. Oleh karena itu kita menaikkan suku bunga," jelas Perry.
Instrumen lain dalam bauran kebijakan bank sentral yaitu dalam mendukung stabilisasi nilai tukar Rupiah. Caranya yaitu melalui intervensi ganda. Pergerakan nilai tukar memang ditentukan pergerakan pasar, namun BI siap intervensi.
"Kita siap intervensi, memasok pasokan Dolar, kalau ada pembalikan kita beli obligasi pemerintah di pasar sekunder," tegasnya.
Instrumen terakhir dalam bauran kebijakan BI guna menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri yaitu penerapan SWAP. Kebijakan ini dibutuhkan pengusaha agar memberi kepastian kebutuhan Dolar AS dalam satu bulan hingga beberapa bulan ke depan.
"Mereka (pengusaha) butuh swap valas dengan bank, kita sediakan secara cepat, mudah dan murah. Setiap hari BI melakukan dua jenis swap yaitu moneter dan hedging," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca SelengkapnyaTernyata ini alasan Bank Indonesia masih tahan suku bunga acuan di tengah penurunan inflasi.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPerry menyebut International Monetary Fund (IMF) mengkritis cara kerja kebijakan moneter Indonesia.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaCadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca Selengkapnya