Bos BTN beberkan kinerja positif perusahaan depan Komisi XI DPR
Merdeka.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan kinerja positif yang berada di atas rata-rata industri perbankan nasional hingga Maret 2018. Kinerja positif ini-pun mendapat apresiasi dari Komisi VXI DPR RI. Dukungan Bank BTN pada Program Satu Juta Rumah juga sukses mengantarkan perseroan terus memimpin pasar kredit pemilikan rumah (KPR) dan KPR Subsidi.
Direktur Utama Bank BTN, Maryono berkomitmen mempertahankan kinerja positif secara berkelanjutan. Dalam lima tahun terakhir, terhitung mulai Desember 2013 hingga Desember 2017, Bank BTN mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 18,63 persen dari Rp 100,47 triliun menjadi Rp 199 triliun.
Per Maret 2018, pertumbuhan kredit Bank BTN pun berada di level 19,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 202,5 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut tercatat berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia menyebutkan kredit perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 8,2 persen (yoy) per Februari 2018.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa BRI optimis bisa capai target? “Alhamdulillah saat ini sudah jauh berkurang. Posisi Juni 2023 tinggal sekitar Rp83,2 triliun atau sekitar 7,64% dari total kredit BRI. Jadi setiap bulan kami turun antara Rp3 triliun sampai Rp5 triliun. Mudah-mudahan sisanya ini bisa kami kelola hingga akhir tahun ini terus menurun. Kami harapkan porsi tersebut dapat terus turun hingga rasio Loan at Risk (LAR) BRI bisa kembali dari 15,1% di Juni ini ke single digit. Mungkin akan kami dapat di akhir tahun depan atau tahun 2025,“ ujarnya penuh optimisme
-
Apa target pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy.
-
Mengapa BRI optimis dengan kinerjanya? Meskipun demikian, Sunarso tetap optimistis dengan kinerja BRI ke depan dan akan lebih fokus terhadap tantangan domestik.
-
Siapa yang memimpin BRI dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan? Terkait dengan pencapaian tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI terus fokus untuk menciptakan value agar BRI dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.
-
Siapa yang dorong target RPJMN 2020-2024 tercapai? Anggota Komisi XI DPR Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mendorong agar asumsi dasar dan sasaran pembangunan pada RAPBN dapat mengejar target dalam RPJMN tersebut.
"Apresiasi Komisi XI atas kinerja kami akan menjadi pemacu bagi kami untuk terus meningkatkan pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan. Kami meyakini tahun ini akan mampu mencapai target pertumbuhan bisnis sesuai target yang ditetapkan," jelas Maryono dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (23/4).
Maryono menjelaskan, kredit perumahan masih mendominasi penyaluran pinjaman emiten bersandi saham BBTN ini yakni sebesar 91,09 persen per Maret 2018. Pada kredit perumahan tersebut, KPR tercatat tumbuh 22,37 persen (yoy) dari Rp 121,71 triliun per Maret 2017 menjadi Rp 148,95 triliun di bulan yang sama tahun ini. Bank BTN juga mencatatkan pertumbuhan KPR sebesar 20,76 persen dalam lima tahun terakhir dari Rp 67,97 triliun pada Desember 2013 menjadi Rp 144,58 triliun di Desember 2017.
Dengan penyaluran tersebut, Bank BTN masih menjadi pemimpin pasar KPR di Indonesia dengan pangsa sebesar 37 persen per Desember 2017. Bank BTN pun masih mendominasi pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 95 persen pada akhir tahun lalu.
Sejalan dengan komitmen perseroan dalam mendukung Program Satu Juta Rumah, Bank BTN juga telah menyalurkan kredit perumahan untuk 278.262 unit rumah dengan nilai kredit sebesar Rp 24,25 triliun per Maret 2018. Realisasi penyaluran tersebut telah mencapai 37,1 persen dari total target dukungan Bank BTN terhadap Program Satu Juta Rumah yakni sebanyak 750.000 unit rumah pada 2018.
Pertumbuhan positif pinjaman tersebut juga diikuti dengan perbaikan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) nett yang berada di level 1,78 persen per Maret 2018 atau turun dari 2,35 persen di bulan yang sama tahun lalu. "Kami tetap mengutamakan asas kehatian-hatian dalam penyaluran kredit. Kami meyakini angka tersebut akan terus turun sejalan dengan upaya untuk memperbaiki kualitas kredit dan meningkatkan penyaluran kredit," ujar Maryono.
Peningkatan positif penyaluran kredit Bank BTN pun turut mengerek naik posisi aset perseroan. Per Maret 2018, aset Bank BTN tercatat naik 20,73 persen (yoy) menjadi Rp 258,74 triliun. Selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan aset Bank BTN juga mencapai 18,81 persen dari Rp 131,17 triliun pada Desember 2013 menjadi Rp 261,37 triliun pada bulan yang sama tahun 2017.
Kinerja positif Bank BTN juga mengerek naik perolehan laba perseroan. Selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan laba Bank BTN mencapai sebesar 17,99 persen dari Rp 1,56 triliun pada Desember 2013 menjadi Rp 3,02 triliun pada akhir 2017. Per Maret 2018, laba BBTN pun naik 15,13 persen (yoy) menjadi Rp 684 miliar. Posisi pertumbuhan tersebut juga berada di atas kenaikan laba industri perbankan di Tanah Air. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekam laba perbankan nasional hanya naik sebesar 9,69 persen (yoy) per Februari 2018.
Di sisi lain, Bank BTN pun telah mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 23,54 persen (yoy) menjadi Rp 194,48 triliun per Maret 2018. Pos tabungan menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar dengan kenaikan 43,35 persen (yoy). Kemudian, giro Bank BTN pun naik 22,55 persen (yoy) dan deposito tumbuh 16,87 persen (yoy). Dengan kenaikan giro dan tabungan, porsi dana murah (current account and savings account/CASA) perseroan pun terus naik dari 46,04 persen pada Maret 2017 menjadi 48,95 persen pada Maret 2018.
Menurut Maryono, dalam menghimpun simpanan masyarakat, perseroan terus mengutamakan Good Corporate Governance (GCG). "Kami juga berterima kasih pada Komisi XI yang mengingatkan manajemen untuk mengutamakan GCG dari menjalankan bisnis," tutur Maryono.
Adapun, terkait permintaan Komisi XI DPR RI agar Bank BTN berhati-hati dalam mengelola dana masyarakat untuk tetap menjaga kepercayaan kepada perbankan, disambut positif Maryono sebagai tambahan semangat perseroan yang dipimpinnya tetap GCG. Maryono menjelaskan pihaknya akan menindak tegas karyawan perseroan yang terlibat pada kasus yang merugikan nasabah dan terbukti melanggar hukum. BTN juga akan membantu pihak berwenang untuk mengawal proses hukum jika terjadi kasus tersebut. "Perseroan akan mematuhi dan menghormati proses hukum yang berlaku dan tidak akan melindungi pihak manapun yang terkait dengan kasus yang secara hukum terbukti salah dan merugikan nasabah," tegas Maryono.
Maryono mengungkapkan pihaknya pun akan terus meningkatkan keamanan pelayanan jasa dan produk perseroan demi kenyamanan nasabah. Maryono juga menghimbau kepada nasabah perseroan untuk bekerjasama dengan bank dalam memastikan proses layanan perbankan itu sesuai prosedur dan didukung dokumen yang sah dari bank. "Untuk keamanan transaksi perbankan kami menghimbau nasabah untuk melakukan transaksi di kantor cabang Bank BTN yang secara sistem tercatat dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peningkatan tersebut terutama disalurkan kepada BUMN yang menjalankan fungsi strategis bagi negara seperti PLN, Pertamina, dan BULOG.
Baca SelengkapnyaBTN mencatat, pencapaian kinerja keuangannya per Mei 2024 telah sejalan dengan yang ditetapkan perseroan atau on track.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit BTN per Agustus naik 13,05 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaDengan kinerja tersebut, BTN mencatatkan laba bersih sekitar Rp983,8 miliar atau naik sekitar 5,15 persen YoY.
Baca SelengkapnyaUkungan terhadap pendapatan negara melalui pajak dan dividen dari BUMN merupakan prioritas utama.
Baca SelengkapnyaKinerja positif BUMN akan berpengaruh pada setoran dividen ke kas negara.
Baca SelengkapnyaBRI optimis bisa tumbuh berkualitas dengan berbekal fundamental kuat serta kinerja positif selama ini.
Baca SelengkapnyaKredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
Baca SelengkapnyaKeuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaTransformasi ekonomi yang sedang diupayakan oleh BUMN perlu dilakukan dengan perencanaan matang.
Baca SelengkapnyaSelain dividen, aset BUMN juga mengalami kenaikan menjadi Rp10.000 triliun di 2023.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba bersih dipicu dengan perkuat pondasi bisnis oleh BTN Syariah.
Baca Selengkapnya