Bos OJK: Tekanan Rupiah Dari Faktor Eksternal Mulai Mereda
Merdeka.com - Ketua dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengklaim bahwa tekanan Rupiah yang berasa dari faktor eksternal kian berkurang. Ini disebabkan kondisi ekonomi global yang mulai stabil seiring berkurangnya normalisasi ekonomi di Amerika Serikat.
"Tekanannya mereda, karena memang di dunia juga sudah melihat bahwa normalisasi Amerika tensinya sudah semakin rendah," kata Wimboh saat ditemui di mesjid kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (23/11).
Wimboh menjelaskan, normalisasi di AS mulai terlihat dampak negatifnya terutama kepada negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Yang paling parah terkena dampak contohnya adalah Argentina, Venezuela dan Turki yang terkena krisis karena nilai tukar mata uangnya merosot tajam.
-
Bagaimana penurunan inflasi AS memengaruhi Bitcoin? Penurunan tingkat inflasi AS telah mempengaruhi sentimen pasar secara positif. Hal itu terlihat dari indeks Harga Konsumen (CPI) lebih rendah dari perkiraan, yaitu sebesar 3,4 persen, yang menandakan penurunan tekanan inflasi.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Mengapa inflasi 2023 dikatakan terendah sepanjang reformasi? 'Selama 2023 inflasi kita 2,61 persen, dan Desember kemarin 0,41 persen. Ini terendah semenjak reformasi (tahun 2023),' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Kenapa sistem ini dinilai bisa menekan politik uang? Sistem proporsional tertutup dinilai mampu meminimalisasi politik uang karena biaya pemilu yang lebih murah dibandingkan dengan sistem proporsional terbuka.
-
Bagaimana Soeharto stabilkan nilai tukar rupiah? Soeharto kemudian tampil menggantikan Soekarno sebagai presiden. Dia mampu menstabilkan perekonomian dengan memangkas angka inflasi dari 635 persen di tahun 1965 menjadi 9,90 persen di tahun 1969. Soeharto menerapkan sistem kerja pembangunan nasional dengan istilah “Repelita“ yaitu rencana pembangunan lima tahun. Ini dibuat agar fokus kerja pemerintah lebih terarah di berbagai sektor.
Gangguan yang terjadi di negara berkembang secara otomatis juga akan berimbas pada perekonomian di negara maju.
"Ini sudah dilihat bahwa permasalahan di negara berkembang akan juga berimbas kembali pada perekonomian negara maju termasuk Amerika. Ini bagaimana membalance (menyeimbangkan) ini karena di negara berkembang juga mengalami tekanan otomatis kemampuan negara berkembang atau ekonomi di negara berkembang terganggu, mempengaruhi kemampuan negara berkembang untuk mengabsorb pembelian barang - barang luar negeri yang juga itu produksi negara-negara maju," ujarnya.
Wimboh menegaskan normalisasi di suatu negara maju memang harus dilakukan secara terukur sebab imbasnya akan melebar ke negara-negara lain terutama negara berkembang. Lebih jauh dampak tersebut akan mempengaruhi aktivitas ekspor impor dimana barang mentah hasil alam banyak berasal dari negara berkembang.
"Spill backnya harus sangat-sangat terukur. Dan ini harus di pahami dan harus betul – betul dimanage dengan baik. Ini sudah kelihatan bahwa di negara - negara seperti Idonesia ini kan potensinya besar untuk ekspor ke negara-negara klin baik maju dan berkembang mengenai hasil - hasil natural resources kita," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan tekanan ini tak dialami oleh Indonesia saja, namun juga semua negara.
Baca SelengkapnyaPada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, banyak masyarakat Indonesia yang melihat pelemahan Rupiah itu dari nominalnya terhadap USD.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaNilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.
Baca SelengkapnyaTanggapan Menko Airlangga saat Rupiah terus melemah seiring dengan serangan yang dilakukan Iran kepada israel.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnya