BPS: Indeks Harga Grosir Non Migas Naik 0,09 Persen di Januari 2019
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) umum non migas atau indeks harga grosir Januari 2019 naik sebesar 0,09 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian.
"Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,54 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto saat memberi keterangan pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/2).
Suhariyanto merinci, komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Januari 2019 antara lain tomat, bawang merah, kelapa sawit, minyak kelapa sawit (CPO), beras, serta besi dan baja impor. Sementara itu, harga grosir bahan bangunan/konstruksi pada Januari 2019 naik sebesar 0,22 persen.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Apa yang menyebabkan harga singkong meningkat? Saat ditemui wartawan, seorang penjual singkong dan ubi jalar di Pasar Kopro, Wartini mengaku jika saat ini terjadi peningkatan penjualan.Menurutnya, hal ini seiring dengan tingkat konsumsi umbi-umbian tersebut yang juga tinggi di tengah harga beras yang belum turun.
"Naik 0,22 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan oleh kenaikan harga komoditas tanah uruk, batu hias dan batu bangunan, bak dan tangki, aspal, dan bahan bangunan siap pasang dari kayu," jelasnya.
Suhariyanto melanjutkan, indeks harga grosir secara umum turun 1,07 persen pada Desember 2018 terhadap bulan sebelumnya. "Kelompok barang ekspor merupakan penyumbang andil dominan pada penurunan IHPB, yaitu sebesar negatif 0,88 persen," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan inflasi juga terjadi pada harga gabah di tingkat petani sebesar 5,64 persen secara bulanan, dan 11,34 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaKenaikan NTP dipicu karena naiknya harga yang diterima petani sebesar 1,08 persen.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaTak heran, komoditas ini menjadi salah satu penyumbang inflasi di Indonesia tahun 2023.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi September 2023 tak lepas dari kenaikan harga beras dan kebijakan penyesuaian harga BBM.
Baca SelengkapnyaKategori makanan, minuman dan tembakau, jadi kelompok menjadi penyumbang deflasi 4 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaHarga gabah di tingkat petani pada Agustus 2024 secara tahunan terpantau masih terus alami kenaikan.
Baca SelengkapnyaSecara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaIndeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
Baca SelengkapnyaTercatat, tingkat inflasi pada Oktober 2023 hanya sebesar 0,17 persen secara month to month.
Baca SelengkapnyaAngka inflasi ini lebih tinggi dari September 2023 sebesar 0,19 persen.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca Selengkapnya