Butuh Kolaborasi Pemerintah Swasta untuk Turunkan Angka Stunting 14 Persen di 2024
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi berkomitmen untuk terus menurunkan prevalensi stunting agar Indonesia mempunyai generasi yang lebih sehat, cerdas dan produktif. Diketahui, sejak 2018, pemerintah menetapkan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) dan menjadikannya acuan percepatan pencegahan stunting.
Dalam menekan angka stunting, masyarakat perlu didorong untuk meningkatkan kesadaran terhadap konsumsi gizi bagi ibu menyusui. Ini dilakukan sebagai upaya menanggulangi stunting dan gizi buruk di tengah pandemi. Selain itu, juga penting untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan dengan pihak swasta untuk menanggulangi stunting.
Salah satunya adalah dengan mengeluarkan protokol pelayanan gizi pada masa pandemi covid-19. Dalam protokol tersebut, ibu hamil akan diberikan tablet tambah darah (TTD). Sementara itu, ibu menyusui disarankan untuk melakukan inisiasi menyusui dini serta memberikan ASI ekslusif.
-
Bagaimana cara Kemenkes mencegah stunting? 'Apabila ditemukan suatu faktor resiko, jadi bisa dilakukan pencegahan,' tutur Laila.
-
Bagaimana cara mencegah stunting dengan makanan? Pencegahan stunting melalui asupan makanan yang tepat menjadi sangat penting diperhatikan.
-
Bagaimana cara menurunkan angka stunting? “Anemia adalah salah satu risiko melahirkan bayi stunting, oleh karena itu orang tua khususnya ibu hamil perlu konsumsi buah dan sayur. Kualitas hidup pun perlu ditingkatkan dengan cara tidak merokok, minum alkohol dan begadang.
-
Bagaimana Kemenkominfo mendorong masyarakat untuk mencegah stunting? Genbest mendorong masyarakat, khusunya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.
-
Kenapa angka stunting di Indonesia perlu diturunkan? Dengan target 14 persen di 2024, semua elemen turut berkomitmen untuk membantu pemerintah menekan angka stunting tersebut.
-
Apa tujuan Kemenkes dalam mengatasi stunting? 'Harus ada upaya yang inovatif, perlu memperkuat intervensi yang ada targetnya agar bisa sama-sama menurunkan angka stunting,' ujar Laila Mahmuda di acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Halluu World & Sensitif di Mall of Indonesia (MOI), Kamis (24/08).
"Pemerintah juga berkomitmen untuk menanggulangi stunting dengan fokus intervensi penanggulangan stunting di lebih dari 360 kabupaten/kota untuk menekan angka stunting hingga 14 persen di 2024," ungkap Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mahmud Fauzi, dikutip Jumat (22/1).
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Produk Bernutrisi untuk Ibu dan Anak (Appnia), Rivanda Idiyanto menyatakan kesiapan pelaku usaha untuk mempererat sinergi dengan pemerintah untuk mengurangi angka stunting di Tanah Air.
Sejauh ini, lanjut dia, anggota Appnia telah berkontribusi dalam upaya percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Serta akan terus berkomitmen mendukung upaya peningkatan status gizi dan kesehatan ibu menyusui dan anak di Indonesia.
"Appnia terus menjalin kerja sama yang baik dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan pemenuhan akses terhadap produk nutrisi berkualitas di Indonesia, tentunya sesuai ketentuan dan regulasi yang berlaku baik di tingkat global maupun nasional," tegas Rivanda.
Wujud Konkret
Salah satu wujud konkret atas dukungan Appnia terhadap ASI eksklusif adalah sebagian besar perusahaan anggota Appnia telah menerapkan kebijakan cuti melahirkan bagi ibu bekerja selama enam bulan.
"Ini agar ibu dapat mengupayakan pemberian ASI eksklusif bagi bayinya dan juga penyediaan ruang laktasi pada seluruh kantor dan pabrik perusahaan anggota Appnia," jelasnya.
Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ahmad Syafiq mengatakan pemenuhan kebutuhan gizi dalam kondisi pandemi covid-19, sangat mendesak. Mengingat masih adanya tantangan peningkatan status gizi di Indonesia.
"Di masa pandemi, ibu menyusui perlu mendapat perhatian yang lebih demi memastikan kualitas ASI dan Kesehatan ibu selama masa menyusui," ucapnya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
untuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan angka stunting turun 14% tahun ini
Baca SelengkapnyaMasalah malnutrisi masih mengancam masa depan Indonesia. Penting untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganannya.
Baca SelengkapnyaGus Ipul juga menegaskan bahwa target penurunan untuk 14 persen tahun 2024 harus dicapai.
Baca SelengkapnyaPemkot Bandung bersama daerah Cekungan Bandung berkomitmen menekan angka stunting.
Baca SelengkapnyaStunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM RI Mahfud MD melaunchingnya langsung.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, semua pihak harus bekerja keras agar target penurunan angka stunting di Indonesia bisa tercapai.
Baca SelengkapnyaSinergi antara stakeholder sangat penting untuk memastikan keberhasilan intervensi gizi spesifik dan sensitif yang difokuskan pada 1.000 HPK.
Baca SelengkapnyaPermasalahan stunting, katanya, masih menjadi salah satu isu strategis ke depan meski ragam upaya terus dilakukan sejak jauh hari.
Baca SelengkapnyaGenbest Talk yang diadakan di Kabupaten Toba merupakan bagian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaStunting tetap bisa terjadi pada anak yang berasal dari keluarga menengah ke atas.
Baca Selengkapnya