Di Tengah Pandemi, Gunung Raja Paksi Ekspor Baja ke Kanada
Merdeka.com - Produsen baja nasional, PT Gunung Raja Paksi Tbk, (GRP) menembus pasar baja mancanegara di tengah pandemi Covid-19. Terbaru, anak perusahaan Gunung Steel Group tersebut melakukan ekspor structural steel atau struktur baja ke Vancouver, Kanada.
"Sebagai bangsa Indonesia, kami sangat bangga bisa berkontribusi membantu negara untuk melakukan ekspor ke Kanada dan membantu neraca perdagangan kita," ujar Komisaris PT GRP Tbk, Kimin Tanoto saat pelepasan ekspor di Cikarang, dikutip keterangannya di Jakarta, Kamis, (27/08).
Menurut Kimin, ekspor ke Kanada membuktikan bahwa PT GRP Tbk tidak berhenti mencari peluang bisnis di saat kondisi ekonomi yang sulit. Ketika pasar dalam negeri sedang lesu akibat tertundanya beberapa proyek infrastruktur dan pembangunan, produsen baja tersebut terus membidik pasar mancanegara.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk memperluas pasar ekspor? Kementerian Perdagangan terus memperluas pangsa ekspor produk Indonesia hingga ke Meksiko. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar pameran Expo Indonesia en Mexico (EIM) pada 3--6 Agustus 2023 di kawasan World Trade Center, Mexico City, Meksiko dan menghadirkan 51 pelaku usaha di pameran tersebut.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Bagaimana BRI mendukung UMKM 'go ekspor'? BRI sebagai salah satu bank terbesar dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat 'go ekspor'. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Mengapa Kemendag optimis dengan peluang pasar Meksiko? Kemendag optimis para eksportir Indonesia mampu melakukan ekspansi ke pasar Meksiko. Peserta pameran EIM terdiri dari Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif; perusahaan swasta; dan pelaku usaha binaan Pemerintah Daerah Provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat.
-
Mengapa Kemenkop UKM mendorong ekspor bonsai? Teten mengatakan Indonesia memiliki SDA yang tak diragukan lagi, bahan baku yang tersedia di dalam negeri yang tak ada tandingannya. Begitu juga dengan masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa seni yang luar biasa. Sehingga jika dikolaborasikan seni dengan SDA seperti tanaman bonsai ini, bisa menjadi kekuatan ekonomi kreatif yang besar.
Ekspor ke Kanada dilakukan untuk menyuplai salah satu proyek pergudangan di kawasan Riverbend, di mana nilai proyeknya mencapai Rp 69 miliar atau setara dengan USD 4,7 juta. Penandatanganan proyek tersebut, jelas Kimin, dilatarbelakangi rasa percaya pelanggan yang mengakui kualitas produk PT GRP Tbk.
"Ini sekaligus bukti tentang kualitas produk kami. Produk yang dihasilkan PT GRP Tbk telah diakui oleh standard kualifikasi Canadian Welding Bureau atau CWB," imbuhnya.
Kimin menegaskan, seluruh produk besi baja yang akan ekspor ke negara Kanada, dalam proses fabrikasinya diwajibkan untuk memiliki sertifikasi tersebut. "Dan PT GRP Tbk, telah memiliki Sertifikasi CWB," jelasnya.
Tidak cukup dengan proyek ekspor ke Kanada, perusahaan yang memiliki sekitar 6.000 karyawan tersebut juga sedang menjajaki peluang ekspor ke Malaysia dan Selandia Baru dalam waktu dekat. Dalam kondisi pandemi, Kimin berharap pemerintah dapat memberikan dukungan untuk perusahaan besi baja dalam negeri.
"Kami berharap pemerintah tetap support dan memberikan relaksasi-relaksasi peraturan kepada perusahaan besi baja yang saat ini sedang berjuang untuk bertahan hidup," tutup Kimin.
Sertifikasi Internasional
Presiden Komisaris PT GRP Tbk, Tony Taniwan juga mengatakan, bahwa ekspor ke Kanada membuktikan pengakuan pasar internasional terhadap kualitas baja produksi GRP.
"Produk GRP menjadi pilihan customer di luar negeri karena kami memiliki fasilitas produksi dan fabrikasi material yang berkualitas dan sertifikasi internasional. Selain itu, tentu saja karena harga kami kompetitif," tutur Tony.
Tony juga menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan dan Bank Mandiri yang telah menjalin hubungan baik dan kerjasama yang solid bersama Gunung Steel Group selama 30 tahun.
Sementara, Vice President Corporate Banking Bank Mandiri, Wahyu Madyo Basuki mengatakan, Bank Mandiri telah bekerja sama dengan PT GRP Tbk sekitar 30 tahun lalu. Dalam ekspor ke Kanada ini, Bank Mandiri tidak langsung berkaitan, namun secara umum Bank Mandiri memberikan fasilitas kredit kepada perseroan.
"Hubungan perbankan Bank Mandiri dengan Gunung Raja Paksi sudah cukup lama bertahan. Karena selama ini Gunung Raja Paksi selalu berupaya memenuhi kewajibannya kepada bank. Sehingga secara laporan transaksi sejauh ini berjalan lancar," tutup Wahyu. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai "mother of industry" atau industri yang produknya bisa dipakai untuk bahan dasar industri lain, perusahaan baja bisa mendorong sektor lain.
Baca SelengkapnyaPerusahaan telah mengekspor baja lapis sebagai bahan baku produk baja ringan struktural dan genteng metal untuk pembangunan rumah di Australia.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaPermintaan baja global diperkirakan meningkat 30 persen pada tahun 2050.
Baca SelengkapnyaSetelah penjualan, GRP akan mempertahankan 5 persen saham, sementara YKC memegang 45 persen, SYS memegang 35 persen, dan HWI memegang 15 persen saham di GYS.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.
Baca SelengkapnyaSebanyak 4 kontainer ikan tuna kaleng dengan nilai kontrak sebesar 10 juta USD diberangkatkan dari Banyuwangi menuju Kanada.
Baca SelengkapnyaProduksi pipa baja seamless untuk industri migas di dalam negeri, sudah mencapai 500.000 ton per tahun.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut bakal menyebabkan banyaknya hasil produksi LNG yang belum terkontrak atau memiliki pembeli (uncommitted cargo).
Baca SelengkapnyaPelemahan harga nikel di pasaran global justru jadi peluang untuk pemasukan investasi lebih kuat bagi Indonesia.
Baca Selengkapnya"Ketika nilai Rupiah melemah, harga bahan baku impor seperti besi, baja, semen, dan alat-alat berat yang diimpor akan meningkat," ucap Andi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 25 kontainer produk kayu lapis berbagai jenis telah diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas
Baca Selengkapnya