Ekonomi China melambat, korporasi ogah serap pekerja
Merdeka.com - Korporasi China mulai menahan diri menyerap tenaga kerja. Ini menyusul perlambatan yang dialami China, negara ekonomi terbesar kedua di dunia.
Tumpukan utang telah memaksa korporasi Chinamoratorium penerimaan karyawan. Sebelumnya, mereka telah pulamengetatkan ikat pinggang dengan memakas pengeluaran dan mengontrol utang.
Itu didasarkan pada hasil studi China Beige Book. Seperti diberitkan CNN Money, kemarin, firma tersebut telah melakukan survei terhadap 2.200 perusahaan seantero China.
-
Siapa yang merekrut pekerja di Singapura? Data Jobs on the Rise terbaru mengungkapkan lonjakan dalam perekrutan untuk spesialis pertumbuhan, pekerjaan teknis, dan profesional perawatan kesehatan di Asia diperkirakan akan memperluas perekrutan hingga tahun 2023.
-
Bagaimana Guo mencari karyawan? Guo menggunakan berbagai strategi untuk melacak orang-orang tersebut, termasuk memasang pemberitahuan 'orang hilang' di masyarakat dan meminta informasi kontak polisi.
-
Apa aja kendala cari kerja? Selain bahasa, kesulitan generasi muda mendapatkan pekerjaan adalah keengganan untuk menggapai pekerjaan impian Generasi muda menginginkan yang instan, padahal karier sebaiknya dirintis dari nol
-
Bagaimana orang Bekasi dipekerjakan? Para pekerja asal Jawa ini juga dibantu tenaga dari India yang dikerjasamai dengan pemerintah kolonial Inggris.
-
Bagaimana bos China memaksa karyawan untuk mengutamakan pekerjaan? 'Apakah semua orang memahami tanggung jawab mereka dengan jelas? Mohon luangkan waktu sejenak untuk merenung. Tidak ada dari Anda yang baru dalam proyek ini, jadi apakah semua orang sepenuhnya menyadari peran mereka?,' ungkapnya seperti yang dilansir oleh SCMP pada Minggu (3/11/2024).
-
Kenapa perusahaan di Indonesia enggan merekrut karyawan tanpa kemampuan AI? Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya para profesional untuk fokus dalam meningkatkan kemampuan AI melalui pelatihan.
"Pebisnis China menjadi alergi untuk merekrut karyawan," kata studi tersebut.
Studi itu mengungkapkan, sebanyak 15 persen perusahaan yang disurvei telah memangkas jumlah karyawan pada kuartal pertama. Hanya 23 persen perusahaan dilaporkan menambah jumlah tenaga kerja, turun 9 poin persentase ketimbang periode sama tahun lalu.
Kondisi ini dinilai berpotensi memaksa pemerintah China mengambil tindakan.
"Alasan prinsip China telah menentang ekspektasi pasar untuk lebih agresif meluncurkan stimulus adalah stabilitas di pasar tenaga kerja. Meskipun ekonomi China secara keseluruhan mengalami perlambatan."
Diperkirakan penyerapan tenaga kerja di kuartal kedua tahun ini masih akan suram. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 14 persen korporasi berpeluang melakukan PHK massal.
Di sisi lain, hanya 28 persen perusahaan berencana menambah jumlah karyawan. Itu turun 10 poin persentase ketimbang periode sama tahun lalu.
Bulan lalu, China berencana memangkas 1,8 juta pekerja di industri batu bara dan baja. Upaya ini berpotensi memukul sejumlah perusahaan pelat merah yang dikenal tak efisien. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rendahnya pemanfaatan pabrik dan persaingan yang menyebabkan terlalu banyak perusahaan merugi.
Baca SelengkapnyaZhu kini harus bersaing dengan semakin banyak orang China yang terjun ke industri transportasi online.
Baca SelengkapnyaPersaingan kerja di level para lulusan perguruan tinggi semakin ketat seiring minimnya penyerapan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaKonsumen Amerika disebut akan menghadapi kesulitan berbelanja saat generasi Milenial dan Z di Asia enggan bekerja di sektor manufaktur.
Baca SelengkapnyaPara lulusan sarjana hingga pascasarjana yang tak kunjung menadpat kerja menciptakan tren "anak-anak berekor busuk."
Baca SelengkapnyaBanyak pengembang terlilit utang hingga gagal membayar utang dan menunda pembangunan proyek perumahan yang telah terjual sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaTingkat pengangguran penduduk China berusia 16 hingga 24 tahun di daerah perkotaan naik menjadi 21,3 persen bulan lalu.
Baca SelengkapnyaIsu penurunan jumlah penduduk (atau depopulasi) masih jadi momok bagi beberapa negara, salah satunya China. Enggan menikah jadi salah satu penyebabnya.
Baca SelengkapnyaRatusan surat lamaran telah dikirim ke berbagai perusahaan, namun tak kunjung mendapat pekerjaan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.
Baca SelengkapnyaChina sempat menghentikan pelaporan tingkat pengangguran pemuda untuk sebagian besar paruh kedua tahun lalu.
Baca Selengkapnya