Ekonomi Dunia Diprediksi Melambat di Kuartal I-2019
Merdeka.com - Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan mengatakan, selama kuartal pertama 2019, pihaknya melihat pertumbuhan ekonomi global melambat, terutama di negara-negara maju. Hal ini seperti seperti yang sudah diprediksikan sebelumnya.
"Jadi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Sentral Eropa sama-sama secara simultan, menghentikan pengetatan moneternya," ungkap Katarina, Sabtu (13/4).
Bank Sentral baik Amerika Serikat dan Eropa juga menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini, untuk kawasan masing-masing. The Fed menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi dari 2,3 persen menjadi 2,1 persen. Sedangkan, Bank Sentral Eropa menurunkan prediksi pertumbuhan ekonominya, dari 1,7 persen menjadi 1,1 persen.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
"Walaupun secara umum, The Fed masih melihat ekonomi AS masih kuat. Terlihat dari tingkat pengangguran rendah, upah meningkat, dan keyakinan konsumen juga kuat," kata dia.
Dia menyampaikan, di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, terlihat ada yield inversion atau inversi imbal hasil. "Jadi kita melihat di AS, obligasi tenor pendek, seperti 3 bulan, 2 tahun, 3 tahun, yield-nya naik tinggi. Bahkan satu saat lebih tinggi dari tenor 10 tahun," jelas dia.
Seharusnya dalam kondisi normal, yield tenor panjang lebih tinggi dari yield tenor pendek. Jadi terjadi inversi. Ini sempat membuat pelaku pasar bingung. Mereka mengindikasikan suatu sinyal, resesi akan terjadi. "Kami melihat hal ini (yield inversion) menandakan, keyakinan pasar finansial terhadap ekonomi jangka pendek itu rendah," imbuhnya.
Meskipun demikian, menurut dia, masih terlalu dini untuk menyatakan resesi pasti terjadi. Yield inversion ini, lanjut Katarina, bukan terjadi pertama kali di AS. Sudah terjadi beberapa kali, di tahun 1978, 1989, 1998, dan 2006.
"Kalau kita mencermati, apa yang terjadi di masa-masa tersebut, sejak inversi imbal hasil terjadi, indeks S&P 500 masih naik. Bahkan secara rata-rata ada kenaikan 19 persen dalam periode 12 bulan dari pada waktu inversi itu terjadi," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaSituasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca Selengkapnya