FSRU Lampung terima 1 kargo LNG dari Tangguh
Merdeka.com - Fasilitas kapal terapung dan regasifikasi atau Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung menerima satu kargo gas bumi cair (LNG) dari kilang LNG Tangguh, Papua. Setelah berlayar hampir seminggu dari Papua, Kapal pembawa LNG yang mengangkut satu kargo LNG merapat ke FSRU Lampung, pada Sabtu (2/4).
Pada hari yang sama, proses bongkar muat LNG dari kapal pembawa LNG ke FSRU Lampung mulai dilakukan. Proses ini biasa disebut ship to ship transfer (STS).
"Proses bongkar muat LNG-nya membutuhkan waktu sekitar 75 jam atau sekitar 3 hari," ujar Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia, Mugiono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (3/4).
-
Kapan penggalian dimulai? Penggalian yang telah berlangsung sejak Oktober 2022 masih berlangsung hingga saat ini.
-
Kapan semburan gas terjadi? Disampaikan jika kejadian tersebut berlangsung pada Rabu (11/10) sore hari setelah aktivitas kegiatan penggalian dihentikan.
-
Kapan minyak membeku? Minyak goreng yang membeku biasanya terjadi pada saat berada pada suhu ruang yang lebih dingin, yaitu di bawah 24 derajat celcius.
-
Kapan proses produksi berakhir? Proses produksi adalah kegiatan industri yang dimulai dengan pengangkutan bahan mentah dari inventaris pabrik dan diakhiri dengan pengangkutan produk jadi ke tempat penyimpanan pertama.
-
Berapa total penambahan pasokan LPG 3 kg? Pertamina melalui anak usahanya,PT Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan LPG 3 kilogram (Kg) sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
-
Apa yang membuat gas LPG cepat habis? Gas LPG menjadi salah satu kebutuhan masyarakat di seluruh kalangan. Meski sudah ada kompor listrik, nyatanya kompor gas masih jadi pilihan utama masyarakat.
Penerimaan satu kargo LNG ke FSRU Lampung dari kilang LNG Tangguh pada awal April ini adalah bagian dari 1,1 juta meter kubik LNG hingga akhir 2016.
"Sementara ini juga sedang berlangsung negosiasi untuk mendapatkan kargo tambahan dari sumber lain," jelas dia.
LNG dari FSRU Lampung tersebut akan memperkuat pasokan gas bumi PGN khususnya untuk pelanggan di Jawa Bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan. Sebelum disalurkan, LNG tersebut melalui proses regasifikasi. Dari FSRU Lampung, gas tersebut mengalir melalui pipa bawah laut menuju ke stasiun penerima di Labuan Maringgai yang terhubung dengan pipa South Sumatera West Java (SSWJ) sehingga gas tersebut dapat didistribusikan ke pelanggan PGN di Jawa Bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan.
Mugiono menjelaskan keberadaan FSRU Lampung ini akan sangat mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional untuk Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Tengah.
Seperti diketahui, produksi minyak dan gas bumi di Indonesia bagian Barat saat ini cenderung menurun. Keberadaan FSRU Lampung ini sangat mendukung pemanfaatan sumber gas di luar wilayah Indonesia bagian Barat untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan gas bagi Sumatera Bagian Selatan dan Jawa Bagian Barat.
Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup menambahkan bahwa selain untuk memenuhi kebutuhan gas bumi bagi pelanggan eksisting seperti industri, komersial, UKM dan rumah tangga, keberadaan FSRU Lampung juga untuk mendukung sektor kelistrikan.
"FSRU Lampung siap untuk mendukung proyek listrik 35.000 megawatt (MW) yang digagas Presiden Joko Widodo, utamanya yang berada di Jawa bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan," kata Heri.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, dalam proyek listrik 35.000 MW, sekitar 13.432 MW pembangkit listriknya akan menggunakan bahan bakar gas. Total gas yang diperlukan sekitar 1.009 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di proyek listrik 35.000 MW antara lain adalah PLTGU Jawa 1 1600 MW, PLTGU Jawa-Bali 3 Peaker 500 MW, PLTGU Muara Karang (peaker) 500 MW, PLTGU Jawa 2 (Tanjung Priok) 800 MW, PLTMG Belitung V 30 MW, PLTMG Bangka Peaker 100 MW, PLTMG Tanjung Pinang II 30 MW, PLTMG Bengkalis 18 MW, PLMG MPP Kaltim 30 MW, PLTGU Sulsel Peaker 450 MW dan banyak lagi lainnya.
PGN juga mengembangkan Mini LNG Sea Transportation yang akan membawa LNG dari FSRU Lampung ke pembangkit listrik yang berada di berbagai pulau antara lain di sekitar Sumatera, Kalimantan dan wilayah lainnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
FSRU Lampung terhubung dengan pipa bawah laut berdiameter 24 inci sejauh 21 km ke onshore receiving facility (ORF) di Lampung.
Baca SelengkapnyaPengerjaan proyek LRT Velodrome-Manggarai saat ini baru memasuki pemagaran area kerja sebagai upaya persiapan pembangunan secara matang.
Baca SelengkapnyaPeletakan batu pertama masih belum dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaSaat ada gangguan pipa, LNG dapat difungsikan untuk memenuhi kebutuhan gas bumi di Jawa bagian barat dan Jakarta.
Baca Selengkapnya"Kami harapkan di bulan September ini atau paling lambat awal Oktober proses groundbreaking dilakukan," kata Kadishub DKI Jakarta Syafrin.
Baca SelengkapnyaAlokasi LNG dari Kayan akan mendukung pengembangan bisnis mini LNG bagi PGN dan domestik.
Baca SelengkapnyaUntuk setiap kapal nelayan yang sudah dikonversi akan dibekali dengan satu unit tabung baja.
Baca SelengkapnyaKunjungan tersebut juga untuk membina komunikasi dan hubungan baik, yang berkelanjutan antara PGN dan para pelanggan.
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus bekerja selama 24/7 hari untuk menyelesaikan kontainer yang tertahan.
Baca Selengkapnyatol dari Balikpapan menuju IKN ditargetkan dapat difungsikan pada 17 Agustus 2024 nanti
Baca Selengkapnya