Gerindra tolak UU Pertanggungjawaban APBN 2017, ini jawaban Sri Mulyani
Merdeka.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN 2017 menjadi undang-undang. Namun tak semua partai menyetujui pengesahan tersebut.
Salah satunya partai Gerindra yang secara terang-terangan menolak RUU Pertanggungjawaban APBN 2017. Gerindra menilai bahwa pemerintahan Jokowi-JK telah gagal merealisasikan APBN 2017 untuk kepentingan masyarakat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sangat menyayangkan penolakan tersebut. Sebab menurutnya, pembahasan RUU ini tidak hanya melibatkan pemerintah tetapi juga melibatkan DPR sebagai wakil rakyat.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani dan Retno setelah rapat internal? “Saya dan @retno_marsudi seperti dua anak sekolah bandel ya…“ Sri Mulyani
-
Siapa yang hadir di rapat Sri Mulyani dan Jokowi? Rapat itu juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
-
Apa profesi Sri Mulyani saat ini? Hingga saat ini, Ia mesih menjabat sebagai menkeu selama dua periode kepemimpinan Jokowi di Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju.
-
Apa yang dibahas dalam dialog DPR RI? “Tentunya lewat dialog ini, kita bisa menjembatani diskusi untuk membahas agenda strategis dari setiap anggota AIPA dengan Tiongkok. Karena tentu setiap negara punya isu dan concern tersendiri yang harus ditindaklanjuti. Termasuk mendalami isu-isu skala kawasan dan regional yang juga harus diselesaikan bersama,“ urai Puteri.
-
Apa yang didukung DPR? Mengomentari hal kebijakan itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai, permasalahan PMI di luar negeri begitu beragam dan membutuhkan pendampingan dari pihak Polri.
"Tentu kami menyayangkan bahwa itu tidak diterima sebagai siklus pertanggungjawaban yang menyeluruh dan pertanggungjawaban ini bukan sepihak dari pemerintah," ungkap Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/7).
Sri Mulyani mengatakan, realisasi APBN 2017 telah dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan pemerintah. Laporan tersebut kemudian diaudit secara independen oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
"BPK telah menyampaikan WTP, dan meskipun tetap ada catatan namun ini adalah suatu praktik di dalam pengelolaan keuangan negara yang memang sesuai peraturan perundang-undangan dan tata kelola yang baik," jelasnya.
Sebelumnya, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Gerindra, Nizar Zahro, menolak dan tidak menyetujui rancangan undang-undang pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN 2017. Sebab menurutnya, APBN 2017 tidak memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat.
"APBN 2017 tidak jelas ujungnya, APBN itu untuk siapa dan siapa yang menikmati," ujar Nizar saat memberi tanggapan atas penjelasan pemerintah mengenai APBN 2017 di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Selasa (17/7).
Nizar mengatakan, pada 2017 berbagai kenaikan harga bahan pokok masih terjadi. Di antaranya pada bahan pangan seperti telur, beras, daging ayam dan daging sapi.
"Kita tahu rakyat Indonesia dengan adanya APBN 2017 kita mendapatkan beberapa hal. Pertama tingkat kenaikan beberapa harga pokok mulai dari telur, beras, ayam, daging dan sebagainya. Itu sangat dirasakan, sangat berat sekali oleh masyarakat," jelasnya.
Kedua, pembangunan infrastruktur yang masif dilakukan belum berpengaruh terhadap mengurangi kenaikan harga dan penyaluran logistik secara rata dan menyeluruh.
"Kita tahu bahwa infrastruktur yang dibangun secara masif, yang dibangun secara menyeluruh oleh pemerintah tidak memberikan memberikan manfaat kepada masyarakat terutama dalam hal kebutuhan 9 bahan pokok," jelasnya.
"Oleh karena itu, fraksi Gerindra menolak dan tidak menyetujui tentang pertanggungjawaban RUU APBN 2017 menjadi undang-undang. Karena tidak sesuai dengan UU dan keuangan negara," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam rapat tersebut, pemerintah bersama DPR dan merampungkan naskah Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2025
Baca SelengkapnyaLewat akun media sosialnya Sri Mulyani membagikan momen terakhir berbicara sebagai Menteri Keuangan di Badan Anggaran.
Baca SelengkapnyaSeluruh anggota DPR langsung berdiri, memberikan tepuk tangan mengapresiasi kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaPidato penutup Menkeu disambut dengan standing applause para anggota Banggar DPR RI yang hadir.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu menyampaikan roadmap perkeretaapian Indonesia tentang kebutuhan transportasi penduduk.
Baca SelengkapnyaKetua Banggar DPR Said Abdullah mendoakan agar Menteri Keuangan Sri Mulyani tetap menjabat di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKetua Banggar DPR, Said Abdullah berharap agar Sri Mulyani kembali didapuk sebagai Bendahara Negara pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSri selalu menjadi pendengar yang baik jika kementerian dan lembaga (K/L) meminta anggaran.
Baca SelengkapnyaDalam rapat tersebut, Sri Mulyani berpesan agar anggaran mampu digunakan dengan baik
Baca SelengkapnyaStigma tersebut tak lepas dari konsekuensi keuangan negara sebagai instrumen politik.
Baca SelengkapnyaPrabowo dan Sri Mulyani memang rutin bertemu untuk membicarakan situasi ekonomi dan keuangan ke depan.
Baca SelengkapnyaUntuk APBN Tahun 2024, berarti siklusnya telah dimulai sejak Tahun 2023, dengan tahapan sebagai berikut:
Baca Selengkapnya