GO-JEK vs Grab Bike, persaingan Indonesia-Malaysia
Merdeka.com - Bisnis jasa ojek kini tengah digandrungi oleh konsumen Indonesia. Khusus bagi warga Jakarta, jasa ini menjadi solusi keluar dari masalah kemacetan ibu kota.
Saat ini ada dua pemain besar dalam bisnis ojek di Tanah Air, GO-JEK dan Grab Bike. GO-JEK milik anak muda Indonesia, sementara, Grab Bike kepunyaan investor asal Malaysia.
Pendiri GO-JEK, Nadiem Makarim, mengklaim bisnisnya memiliki keunggulan karena faktor kedekatan sebagai sesama orang Indonesia.
-
Kenapa Gojek mendapat penghargaan? Penghargaan ini menunjukkan bahwa Gojek diakui sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih oleh pengguna saat menggunakan angkutan umum di Jakarta.
-
Kenapa Gojek memberikan penghargaan? 'Gojek berterima kasih dan sangat mengapresiasi kebaikan hati Bapak Nurahman dengan penghargaan Driver Jempolan. Program Driver Jempolan yang digulirkan secara berkelanjutan oleh Gojek untuk terus mendorong mitra driver Gojek agar memberikan pelayanan terbaik dan saling menginspirasi dalam kebaikan.
-
Apa penghargaan yang diterima Gojek? Penghargaan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang diterima baru-baru ini menjadi bukti nyata dari pencapaian tersebut.
-
Bagaimana Gojek mengintegrasikan layanannya? GoTransit memungkinkan masyarakat untuk memesan GoRide (ojek online) untuk menuju atau melanjutkan perjalanan dari stasiun, serta membeli tiket Commuter Line dalam satu proses transaksi.
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
-
Bagaimana ojek berkembang? Awal mula alat mengojek memang berupa sepeda. Dikutip dari tulisan W.J.S. Poerwadarminta di Kompas, 22 September 1979, ‘Ojek adalah sepeda yang ditaksikan’.
"Kami sudah jelas jadi leader dibanding perusahaan dari Malaysia, Grab Bike. Malaysia itu hanya meniru kita dari jaket dan helm. Walaupun pendanaan besar, tapi kami adalah perusahaan anak bangsa," ujar Nadiem yang ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (30/6).
Dia yakin bisa mengalahkan perusahaan aplikasi asal Malaysia tersebut. Pasalnya, pemerintah pun mendukung adanya perusahaan GO-JEK. Nadiem mengatakan saat ini pihaknya digandeng oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadikan GO-JEK sebagai feeder TransJakarta.
Atas kerja sama itu, perusahaan GO-JEK akan membuat satu produk untuk penumpang TransJakarta. Nantinya aplikasi ini bernama GO-Busway.
Aplikasi ini akan melengkapi 4 layanan yang telah ada yakni Go-Food, Go-Shopping, Go-Courier dan Go-Jek sendiri.
"Kita akan luncurkan di dalam aplikasi kita untuk bisa membantu pengendara dan penumpang busway. Dari sisi scheduling dan mengecek kesiapan armada kemudian mencari GO-JEK agar lebih tepat waktu ke kantor. Ini bakal jadi produk di dalam aplikasi kita," kata Nadiem.
Nadiem menambahkan konsumen GO-JEK nanti juga akan diberikan asuransi untuk mendukung faktor kenyamanan dan keamanan. Asuransi tersebut diberikan kepada penumpang dan pengendara GO-JEK. Namun, dia enggan mengungkapkan jumlah dana yang dikeluarkan untuk fasilitas tersebut.
"Ada limitnya juga tapi jangan khawatir, itu sangat mencukupi. Yang penting keamanan penumpang dan pengendara jadi nomor satu buat kami," tegas dia.
Nadiem berharap layanannya ini dapat menggerakkan sektor lain untuk mendorong perekonomian. "Visi kita bukan hanya untuk ojek tetapi visi kita itu membuktikan aplikasi bisa mengentaskan ekonomi sehingga bisa berkembang secara eksponensial. Sistem ini adalah solusi yang bisa dikembangkan di sektor lain. Makanya kita harap pengusaha lain bisa masuk kesana seperti perikanan dan pertanian," pungkas dia.
Dia mencatat saat ini aplikasi GO-JEK telah diunduh hampir 700.000 orang di Indonesia. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gojek mendapatkan penghargaan sebagai aplikasi online favorit masyarakat.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo berbicara mengenai startegi agar produk UMKM bersaing di tengah gempuran online shop
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia pun menjadi salah satu perusahaan yang pertama yang mengikuti program yang diselenggarakan KPPU.
Baca SelengkapnyaPemain e-Sport lokal diharapkan dapat bersaing di tingkat nasional.
Baca SelengkapnyaYamaha NMax yang dimiliki WNI tersebut adalah generasi kedua yang belum dilengkapi dengan fitur Turbo
Baca SelengkapnyaBertemu Ganjar, Komunitas Ojol Curhat Minta Kepastian Regulasi dan Kesejahteraan Driver
Baca SelengkapnyaCara boncengan driver ojol dan bule terkadang begitu mesra, bahkan ada yang sampai berpelukan erat. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaPelaku UKM dapat menikmati paket bundling internet super cepat dari Indibiz dengan minimal berlangganan enam bulan atau dua belas bulan.
Baca SelengkapnyaHasjim juga ikut berjuang demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaOjek sudah ada sejak tahun 1960-an di pedesaan dan merembet sampai ke perkotaan.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini dapat membuat Gojek dan ojek pangkalan (opang) terlihat serupa dan tidak lagi memiliki perbedaan.
Baca Selengkapnya