Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Google: Permintaan Bisnis Pesan Antar Makanan Lebih Tinggi Dibanding Transportasi

Google: Permintaan Bisnis Pesan Antar Makanan Lebih Tinggi Dibanding Transportasi Ilustrasi Go-Food. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Google mencatat, bisnis pesan antar makanan semakin menarik di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tahun ini, penjualan atau Gross Merchandise Value (GMV) dari bisnis antar makanan online di ASEAN mencapai USD 5,2 miliar atau Rp70,82 triliun.

Di Indonesia, Google menemukan animo masyarakat terhadap jasa antar makanan sangatlah tinggi. Itu tercermin dari tingginya pencarian brand antar makanan di Google sampai 13 kali lipat, tertinggi dibanding negara-negara tetangga.

"Sebagian (perusahaan ride-hailing) sharing bahwa, 'sekarang saya GMV-nya sudah lebih banyak, lebih tinggi, di food delivery dibanding transportasi doang.' Jadi food delivery ada opportunity yang sangat besar sekali", ujar Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf di Jakarta, Senin (7/10).

Berdasarkan laporan e-Conomy South East Asia (SEA) 2019 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company, bisnis pesan antar makanan telah menjadi kunci keuntungan bagi Grab dan Gojek. Keduanya merupakan pemimpin dari jasa antar makanan online di Asia Tenggara.

Meski demikian, bisnis antar makanan ini sudah menutup pemain besar. Perusahaan lokal seperti FastGo (Vietnam) dan Micab (Filipina) juga siap bersaing, bahkan di China layanan antar makanan milik Alibaba dijegal oleh Meituan.

"Layanan ini menjadi makin umum bagi pekerja profesional yang sibuk dan para keluarga untuk memesan makanan online untuk makanan sehari-hari, dan acara spesial. Berkat menghindarkan konsumen dari ketidaknyamanan cuaca panas dan kemacetan, jasa antar makanan telah menjadi makin populer di area metropolitan," jelas laporan e-Conomy SEA 2019.

Kehadiran promo dan marketing menarik menjadi pendorong popularitas jasa ini. Tetapi, kehadiran banyak jenis makanan harga terjangkau di aplikasi mulai menjadi daya tarik utama jasa ini bagi konsumen.

Sekarang penjualan jasa antar makanan baru sebesar USD 5,2 miliar, sedikit lebih rendah dari transportasi online, yakni USD 7,5 miliar. Namun, pada tahun 2025 nanti diprediksi penjualan jasa antar makanan akan mencapai USD 20 miliar dan setara jasa transportasi online.

Reporter: Tommy Kurnia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Buntut Beras Mahal, Penjual Nasi Jagung Instan Ketiban Rezeki Sehari Dapat Omzet Rp5 Juta
Buntut Beras Mahal, Penjual Nasi Jagung Instan Ketiban Rezeki Sehari Dapat Omzet Rp5 Juta

Permintaan nasi ampok jagung instan naik drastis seiring mahalnya harga beras. Usaha rumahan nasi ampok jagung di Jombang cuan jutaan rupiah per hari

Baca Selengkapnya
5 Barang Ini Dijual Murah di Indonesia tapi Mahal di Luar Negeri, Ada yang Sampai Rp2,5 Juta
5 Barang Ini Dijual Murah di Indonesia tapi Mahal di Luar Negeri, Ada yang Sampai Rp2,5 Juta

Di salah satu restoran Inggris, harga satu porsi tempe bisa mencapai USD20 atau sekitar Rp307.000.

Baca Selengkapnya
Mendag Lepas Ekspor Produk Mayora ke 15 Negara, Nilainya Tembus Rp15,8 Miliar
Mendag Lepas Ekspor Produk Mayora ke 15 Negara, Nilainya Tembus Rp15,8 Miliar

Adapun total nilai ekspor Mayora ke-400.000 ini mencapai USD 1 juta atau sekitar Rp15,8 miliar.

Baca Selengkapnya
Jumlah Pengusaha UMKM di Bali Melonjak dari 13.000 Jadi 443.000
Jumlah Pengusaha UMKM di Bali Melonjak dari 13.000 Jadi 443.000

Berdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.

Baca Selengkapnya
Riset: 67 Persen Penduduk di Indonesia Lebih Banyak Belanja Offline
Riset: 67 Persen Penduduk di Indonesia Lebih Banyak Belanja Offline

Masih banyak masyarakat yang lebih senang belanja offline dibanding belanja online.

Baca Selengkapnya
Pasar Waralaba Indonesia Ternyata Masih Dikuasai Merek Asing, Jumlahnya Mencapai 700 Merek
Pasar Waralaba Indonesia Ternyata Masih Dikuasai Merek Asing, Jumlahnya Mencapai 700 Merek

Terdapat sekitar 700 merek franchise asing yang beroperasi di tanah air, jauh mengungguli jumlah franchise lokal yang hanya sekitar 130 merek.

Baca Selengkapnya
Deretan Bisnis Kuliner Indonesia yang Lebarkan Sayap hingga ke Luar Negeri
Deretan Bisnis Kuliner Indonesia yang Lebarkan Sayap hingga ke Luar Negeri

Jika kualitas produk yang dijual disenangi masyarakat global, ekspansi membangun bisnis di luar negeri bukan hanya cita-cita.

Baca Selengkapnya
Data dan Fakta Menggiurkannya Bisnis Waralaba di Indonesia
Data dan Fakta Menggiurkannya Bisnis Waralaba di Indonesia

Berdasarkan data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), industri ini mencatatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 10-15% per tahun sejak 2019.

Baca Selengkapnya