Harga gula dipatok Rp 12.500/Kg bakal jaga daya beli masyarakat
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) belum lama ini mengadakan pertemuan dengan produsen dan distributor gula untuk membuat kerja sama menjaga kestabilan harga gula. Mereka menyepakati bahwa harga gula di Tanah Air adalah Rp 12.500 per kilogram (Kg).
Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latif Adam menyambut baik kebijakan pemerintah Jokowi tersebut. Menurutnya, penetapan harga bisa menjaga konsumsi masyarakat hingga akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Salah satunya dengan menciptakan stabilitas harga, ujungnya hal ini berkorelasi dengan daya beli dan konsumsi. Ini suatu hal yang baik dan perlu diapresiasi," kata Latif di Jakarta, Rabu (25/1).
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Bagaimana cara Gubernur Sumatra mengatasi inflasi? Gubernur Sumatra saat itu, Mr. Teuku Muhammad Hasan telah memberlakukan ORI sebagai alat tukar dengan kurs satu rupiah dengan seratus rupiah uang Jepang.
-
Bagaimana Jokowi menjaga pasokan pangan jangka pendek? Kalau fokusnya menjaga inflasi di sisi konsumen, maka impor adalah solusinya.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk swasembada pangan? Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya.
Dia meyakini, penetapan harga patokan yang dilakukan sudah berdasarkan perhitungan elastisitas daya beli masyarakat terhadap suatu produk atau komoditas. "Untuk menjaga daya beli masyarakat, boleh jadi harga gula memang di angka sebesar itu, kalau di atas harga tersebut bisa saja menurunkan daya beli," ucapnya.
Namun, menurut Latif, langkah untuk menjaga daya beli masyarakat memang tak cukup hanya dengan menetapkan harga patokan. Dikatakannya, ada faktor-faktor lain yang juga harus diperhatikan pemerintah.
"Ada mekanisme pasar yang harusnya lebih dari hanya sekadar mempertemukan produsen dan distributor. Ada faktor lain seperti spekulan, jaringan distribusi atau biaya logistiknya atau bagaimana menghubungkan daerah produksi dengan daerah konsumsi, itu juga perlu di beresi pemerintah," jelasnya.
Sementara itu, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa menuturkan, setelah kenaikan harga gula tahun lalu yang bisa mencapai Rp 16.000 - Rp 17.0000 per kilogram, saat ini harga gula memang tengah mencari keseimbangan baru, meski belum mencapai harga sebesar Rp 12.500 per kilogram seperti yang sekarang menjadi patokan.
Karenanya, jika ada kesepakatan untuk menetapkan harga gula konsumsi di level Rp 12.50 per kilogram, harus ada kompensasi yang diberikan kepada petani agar tidak terlalu merugikan atau menghilangkan potensi keuntungan.
Keterlibatan petani dalam mekanisme impor gula dijelaskannya bisa melalui pemberian kuota impor raw sugar ke sejumlah koperasi atau kelompok tani. "Untuk kuota yang 400.000 ton itu bisa diberikan ke ke sejumlah kelompok petani, untuk kemudian bisa dijual ke pabrik gula rafinasi yang membutuhkan, jadi petani ada penghasilan lain," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengadakan pertemuan dengan produsen dan distributor gula untuk membuat kerja sama menjaga kestabilan harga gula. Mereka menyepakati bahwa harga gula di Tanah Air adalah Rp 12.500 per kilogram (Kg).
"Ini kesepakatan produsen pabrikan dengan distributor mengenai harga dan pendistribusian serta tanggung jawab masing-masing pihak. Menyepakati agar mengikuti harga acuan Rp 12.500 yang tertera di kemasan," ujar Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita dalam acara MoU Produsen Gula dan Distributor Gula di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (16/1).
Enggartiasto mengatakan, amanat Presiden Joko Widodo adalah harga harga gula harus dijual di tingkat konsumen Rp 12.500 per Kg. Jika ada kenaikan harga gula, pihaknya akan melaporkan ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Kalau nurunin harga itu kewenangan kami, tapi kalau harga naik, kami harus laporkan itu," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Acuan harga mempertimbangkan harga gula di produsen atau harga internasional, biaya kemasan, biaya distribusi, dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan sulitnya pemerintah menjaga keseimbangan harga beras. Sebab, masyarakat akan mengeluh apabila harga beras naik, sementara petani senang.
Baca SelengkapnyaHarga gula dunia terus mengalami peningkatan yang disebabkan beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaBLT El Nino merupakan bantuan dari pemerintah karena musim kemarau yang panjang yang diakibatkan oleh El Nino.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungan tersebut, Jokowi mengecek stabilitas harga bahan pokok dan memberikan sejumlah bantuan kepada para pedagang.
Baca SelengkapnyaJokowi siapkan langkah antisipasi pengaruh tahun politik ke ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kementerian/lembaga beserta kepala daerah terus berkolaborasi untuk menjaga level inflasi sesuai sasaran pemerintah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, inflasi yang rendah sangat penting untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelompok menengah bawah.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak.
Baca SelengkapnyaSejauh ini impor beras di Indonesia yang sudah direalisasikan baru mencapai 4,1 persen dari total kebutuhan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mencatat, saat ini, cadangan beras di gudang Bulog mencapai 1,7 ton.
Baca Selengkapnyainflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Baca Selengkapnya