Harga Komoditas Tengah Tinggi, Kemenkeu Proyeksi Penguatan Ekspor Masih Berlanjut
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor dan impor Indonesia pada April 2022 menunjukkan kondisi yang lebih positif dibandingkan bulan dan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Nilai ekspor Indonesia di April 2022 tercatat sebesar USD 27,32 miliar, tumbuh 3,11 persen (mtm) dan 47,76 persen (yoy).
"Ini bukti nyata perbaikan struktur ekonomi yang fundamental. Pemerintah akan terus berupaya agar perbaikan ini berkesinambungan," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Febrio Kacaribu dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (18/5).
Febrio menjelaskan potensi penguatan nilai ekspor masih akan terus tinggi seiring tren positif harga komoditas di pasar global yang diperkirakan masih berlanjut. Hal ini juga terus diimbangi dengan pertumbuhan ekspor nonmigas yang konsisten kuat yakni 47,7 persen (yoy) sedangkan ekspor migas tumbuh 48,92 persen (yoy).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Mengapa realisasi investasi tahun 2023 meningkat? 'Alhamdulillah, Januari sampai Desember 2023 sebesar Rp 1.418 triliun, tumbuh 17,5 persen secara tahunan dan 101,3 persen dari target investasi tahun 2023,' ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
"Diharapkan dengan menguatnya ekspor dapat terus menopang surplus neraca perdagangan sehingga terus memberikan dampak positif bagi aktivitas sektor riil," kata dia.
Menurutnya, likuiditas yang meningkat dari aktivitas ekspor memberikan dampak positif bagi aktivitas konsumsi dan investasi domestik. Sehingga dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi tahun ini. Apalagi, kualitas ekspor Indonesia yang terlihat semakin baik. Tercermin dari pertumbuhan yang konsisten dari sektor manufaktur yang berkontribusi 27,29 persen (yoy).
"Sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dalam perekonomian, terutama dari sisi penciptaan lapangan kerja. Perbaikan sektor ini terpantau sejalan dengan penyerapan tenaga kerja pada Februari 2022," ujar Febrio.
Kinerja Impor RI
Sementara itu, impor Indonesia di bulan April tahun 2022 tercatat tetap kuat meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya. BPS mencatat nilai impor di bulan keempat ini sebesar USD 19,76 miliar, tumbuh sebesar 21,97 persen (yoy).
Secara tahunan, impor migas dan nonmigas masih tumbuh pesat sebesar 88,48 persen (yoy) dan 12,47 persen (yoy). Sedangkan berdasarkan penggunaannya, pada April 2022, impor bahan baku atau penolong, barang modal, dan barang konsumsi masih bertumbuh positif dan kuat sebesar 25,51 persen (yoy), 15,16 persen (yoy), dan 4,21 persen (yoy).
"Peningkatan nilai impor ini dipengaruhi oleh meningkatnya impor barang konsumsi yang mengindikasikan daya beli masyarakat yang semakin membaik," kata Febrio.
Dengan kinerja ekspor dan impor yang semakin membaik per April 2022 ini membuat Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan senilai USD 7,56 miliar. "Ini merupakan surplus tertinggi sepanjang sejarah mengalahkan rekor pada Oktober 2021 yang tercatat USD5,74 miliar," ujar Febrio.
Surplus neraca perdagangan yang tinggi akan berdampak semakin positif bagi produk domestik bruto (PDB) Indonesia di kuartal II 2022. Selain itu, hal ini juga turut menopang stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan risiko global sehingga menjadi bantalan stabilitas ekonomi Indonesia.
Dia mengatakan jika dibandingkan dengan tahun 2021, maka arah penguatan tahun 2022 diperkirakan jauh lebih baik. Tercermin dari kondisi surplus neraca perdagangan yang lebih besar.
"(Apalagi) pandemi yang semakin mengarah ke endemi yang memperkecil hambatan mobilitas," tutup Febrio.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekspor besi dan baja berkontribusi tingkatkan ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeningkatan nilai ekspor Mei secara bulanan tetutama didorong oleh peningkatan ekspor non migas
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaPlt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan turunnya kinerja ekonomi tersebut dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.
Baca SelengkapnyaPerry Warjiyo mengungkapkan, kinerja ekonomi Indonesia yang tetap kuat di tengah ketidakpastian global didukung oleh bauran kebijakan BI dan pemerintah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaTren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai USD 19,62 miliar.
Baca Selengkapnya