Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ekspor tekstil tak bergairah, pengusaha kurangi jam kerja karyawan

Ekspor tekstil tak bergairah, pengusaha kurangi jam kerja karyawan Pekerja tekstil. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Semarang mengurangi jam kerja karyawan industri garmen atau tekstil. Langkah ini diambil karena perusahaan mengalami kelesuan permintaan dari pasar luar negeri.

"Sebelumnya, karyawan bekerja hingga 12 jam per hari, tetapi saat ini menjadi 8-10 jam," kata Ketua Apindo Kota Semarang, Dedi Mulyadi seperti ditulis Antara Semarang, Kamis (6/7).

Dia mengatakan, sejak tiga bulan ini pasar asing mengurangi permintaan produk garmen dari anggota Apindo Semarang. "Memang tiga bulan terakhir ini permintaan lesu juga, yang masih konstan adalah baju yang tidak diperdagangkan secara umum seperti seragam," katanya.

Orang lain juga bertanya?

Selain segmentasi pasarnya khusus, untuk jangka waktu kontrak produk pakaian seragam biasanya cukup lama hingga lima tahun. Melihat peluang tersebut, dikatakannya, saat ini para pengusaha khususnya di bidang garmen banyak yang mengincar pasar tersebut.

"Kalau produk seragam kan tidak mengenal musim, bukan seperti pakaian-pakaian bebas yang tergantung kondisi pasar dan musim," katanya.

Selain permintaan pasar yang mengalami penurunan, dikatakannya, saat ini sejumlah negara konsumen banyak yang mengalihkan pembelian mereka ke negara produsen lain, salah satunya ke Afrika.

"Sekarang banyak investor yang lebih memilih membuka pabrik garmen di negara-negara Afrika, seperti Nigeria dan Zimbabwe. Di sana masih banyak perusahaan bersifat padat karya sehingga biaya produksi lebih murah," katanya.

Meski demikian, banyak perusahaan manufaktur di dalam negeri yang juga berupaya meminimalisasi ongkos produksi demi mempertahankan daya saing, salah satunya dari sisi tenaga kerja.

"Seperti misalnya tenaga kerja asing, sekarang banyak tenaga kerja lokal yang juga mumpuni dan selevel dengan tenaga kerja asing. Daripada kita mempekerjakan tenaga kerja asing, lebih baik tenaga kerja lokal," katanya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024

Data BPS menunjukkan kinerja industri tekstil menurun seiring dengan adanya PHK massal sektor tersebut.

Baca Selengkapnya
Apindo Blak-Blakan Marak PHK di Industri Tekstil
Apindo Blak-Blakan Marak PHK di Industri Tekstil

Harga produk impor lebih murah dengan kualitas yang hampir setara, membuat produk lokal kalah saing di pasar dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK Massal di Industri Tekstil
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK Massal di Industri Tekstil

Sedikitnya 11.000 buruh di industri tekstil pada perusahan besar mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Selengkapnya
11.000 Tenaga Kerja Industri Tekstil Kena PHK Gara-Gara Aturan Baru Kementerian Perdagangan
11.000 Tenaga Kerja Industri Tekstil Kena PHK Gara-Gara Aturan Baru Kementerian Perdagangan

Tercatat ada 6 pabrik tekstil yang melakukan PHK akibat aturan baru yang diterbitkan Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya
Kadin Tak Ingin Industri Tekstil Makin Lemah Akibat Ulah Oknum Asal Impor
Kadin Tak Ingin Industri Tekstil Makin Lemah Akibat Ulah Oknum Asal Impor

Masuknya barang impor tekstil dan produk tekstil (TPT) menghambat pertumbuhan pasar dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Akui Serbuan Barang Impor Bikin Industri Tekstil di Indonesia Terpuruk
Sri Mulyani Akui Serbuan Barang Impor Bikin Industri Tekstil di Indonesia Terpuruk

Sri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.

Baca Selengkapnya
Ini Dia 6 Pabrik Tekstil yang Bangkrut di Awal Tahun 2024
Ini Dia 6 Pabrik Tekstil yang Bangkrut di Awal Tahun 2024

Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 memicu komoditas tekstil impor secara lebih bebas ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
PMI Manufaktur RI Anjlok karena Kelas Menengah Mulai Tahan Belanja, Waspada PHK Massal Mengintai
PMI Manufaktur RI Anjlok karena Kelas Menengah Mulai Tahan Belanja, Waspada PHK Massal Mengintai

penurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya

Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.

Baca Selengkapnya
RI Impor Alas Kaki Besar-besaran dari China Saat Pabrik Sepatu Bata Terguncang
RI Impor Alas Kaki Besar-besaran dari China Saat Pabrik Sepatu Bata Terguncang

Angka impor alas kaki dari China mencapai USD 25 juta dalam sebulan.

Baca Selengkapnya
10 Prabrik Tekstil Skala Besar di Jateng Bangkrut akibat Predatory Pricing
10 Prabrik Tekstil Skala Besar di Jateng Bangkrut akibat Predatory Pricing

Sedikitnya 10 pabrik tekstil berskala besar di Jawa Tengah bangkrut sehingga sekitar 10 ribu karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Selengkapnya
Amerika Perlu Waspada, Milenial dan Gen Z di Asia Ogah jadi Buruh Pabrik
Amerika Perlu Waspada, Milenial dan Gen Z di Asia Ogah jadi Buruh Pabrik

Konsumen Amerika disebut akan menghadapi kesulitan berbelanja saat generasi Milenial dan Z di Asia enggan bekerja di sektor manufaktur.

Baca Selengkapnya