Indonesia Resesi, Intip Upaya Pemerintah Jokowi Dongkrak Ekonomi
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terkontraksi minus 3,49 persen year on year (YoY). Sementara secara kumulatif pertumbuhan ekonomi selama Januari-September tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,03 persen.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan secara teknikal, kondisi Indonesia saat ini telah memasuki masa resesi ekonomi. Sebab, pertumbuhan ekonomi nasionalnya mengalami kontraksi selama 2 kuartal berturut-turut. Di mana, pada kuartal dua juga terjadi kontraksi sebesar 5,32 persen.
Namun dia menambahkan, bila ada suatu negara yang mengalami resesi teknikal, belum tentu negara itu mengalami resesi. Namun, jika indikator-indikator ekonomi seperti PDB, inflasi dan pengangguran, belum juga pulih setelah 2 periode tersebut, maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut sudah masuk dalam kondisi resesi.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Apa yang BPS infokan tentang Indonesia di bulan September 2024? 'Deflasi yang terjadi di bulan September 2024 ini lebih signifikan dibandingkan dengan bulan Agustus 2024, dan ini merupakan deflasi bulanan kelima yang terjadi sepanjang tahun 2024,' jelas Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam siaran pers yang dirilis pada Selasa, 1 Oktober 2024.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta mengatakan, tren perekonomian Indonesia saat ini mengalami perbaikan dibandingkan dengan kuartal II saat pandemi Covid-19. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal III yang masih lebih baik dibanding kuartal II, meski alami kontraksi.
Dia optimis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat dan bisa kembali berpotensi masuk zona positif di akhir tahun. Apalagi, sektor-sektor tertentu kini telah mulai bergerak.
"Kita optimis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat dan Indonesia bisa. Apalagi sektor-sektor tertentu kini telah mulai bergerak. Dan itu dapat tercermin dari indeks keyakinan konsumen dan indeks manufaktur yang kian membaik," kata Arif.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono membandingkan di masa pandemi ini pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih baik dibanding beberapa negara. Seperti Singapura (-7 persen) dan Meksiko (-8,58 persen).
"Kalau melihat perbandingan tersebut, pertumbuhan Indonesia cukup baik," kata Edy.
Upaya Pemerintah Angkat RI dari Jurang Resesi
Arif Budimanta mengatakan faktor belanja pemerintah, mampu menutupi pelemahan di sektor konsumsi maupun investasi. Arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun jelas kata Arif meminta para menteri untuk mengefektifkan anggaran.
Dia menjelaskan kebijakan pemerintah, melalui program penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), efektif dalam membalikan pelemahan ekonomi yang sempat dialami Indonesia sejak awal pandemi, Maret 2020.
Edy Priyono menambahkan sampai saat ini pemerintah masih konsisten dengan penanganan dampak COVID-19 melalui berbagai aspek. Pertama, kesehatan yakni dengan mengendalikan penyebaran Covid-19, meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian.
Kedua, perlindungan sosial dengan menjaga daya beli masyarakat. Ketiga, aspek ekonomi dan keuangan dengan menjaga semaksimal mungkin agar dunia usaha tetap bisa bergerak.
Strategi pemerintah merancang sejumlah program dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai langkah yang tepat. Selain itu, pemerintah terus mendorong belanja pemerintah. Hal ini membuat pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal III-2020, positif.
"Fakta ini menjadi catatan positif karena sesuai dengan prinsip 'counter cyclical', artinya ketika perekonomian lesu, belanja pemerintah menjadi andalan untuk mendorong perekonomian," ujar Edy.
Menurutnya, hal seperti itu perlu terus dilakukan selama perekonomian belum sepenuhnya pulih. Di samping itu, kelompok menengah-atas perlu terus didorong untuk meningkatkan konsumsinya.
"Selama ini mereka diduga banyak menempatkan uangnya sebagai tabungan. Pemerintah perlu mendukung dengan menegakkan aturan tentang protokol kesehatan/Covid. Karena kelompok menengah-atas hanya akan mau keluar dan berbelanja (secara fisik) jika merasa aman," ungkap Edy.
Menko Luhut Yakin Indonesia Bisa Hadapi Resesi Ekonomi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah telah menyiapkan berbagai infrastruktur dalam menghadapi berbagai dampak resesi.
"Resesi bisa saja terjadi tapi kita siap hadapi itu semua karena infrastruktur yang kita buat, program yang kita buat, eksekusi yang kita buat, kita feel comfortable," tutur Menko Luhut.
Menurutnya, hal itu bukan klaim sepihak semata. Sebab berbagai lembaga internasional telah mengakui berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah Indonesia sangat baik. Seperti IMF, World Bank, CLSE, dan Fitch yang telah mendengarkan penjelasan dari pemerintah Indonesia.
"Mereka selalu katakan program kita itu program yang sangat komprehensif, maybe some of the best among emerging market," katanya.
Sehingga yang paling penting saat ini eksekusi dari program. Ada dua program yang bisa menolong pertumbuhan ekonomi nasional, yakni stimulus ekonomi dari APBN dan investasi investor domestik dan FDI.
Dalam hal ini peran kepemimpinan juga sangat penting. Menko Luhut menyebut Presiden Joko Widodo hampir setiap hari mengecek realisasi program yang direncanakan. Sebagai pemimpin sebaiknya tidak membuat jarak dengan anak buah. Sebagaimana pengalamannya sebagai anggota Kopassus dulu.
"Mungkin karena latar belakang saya dari Kopassus, saya dengan anak buah tuh duduk tidur makan bersama. Saya bisa rasakan feeling-nya dan itu yang saya rasakan dari Presiden Jokowi," kata dia.
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaTren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy) di Kuartal III-2023.
Baca SelengkapnyaPersiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca Selengkapnya