Ini kata AirAsia soal insiden pesawat salah tujuan mendarat
Merdeka.com - Maskapai penerbangan anak usaha AirAsia Group, AirAsia X, mengklaim telah melakukan sejumlah perbaikan menyusul insiden salah tujuan AirAsia X nomor registrasi 9M-XXM rute Sydney-Kuala Lumpur pada 10 Maret 2015.
Insiden ini berawal dari sebuah penerbangan dari Sydney menuju ke Malaysia, namun berakhir di Melbourne, Australia. Pesawat milik maskapai Air Asia X ini salah mendarat karena sang pilot keliru memasukkan koordinat tujuan dalam sistem navigasi mereka, seperti diungkapkan Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB)
"Mengenai pesawat Airbus A330 AirAsia X bernomor registrasi 9M-XXM, AirAsia X ingin mengonfirmasi bahwa sebelum diterbitkannya laporan ATSB pada hari ini, kami telah menerapkan rangkaian upaya perbaikan," ucap Head of Corporate Secretary and Communications AirAsia Indonesia, Baskoro Adiwiyono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (9/9).
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Siapa yang terbang ke Jakarta? 'Puji Tuhan, Selasa malam rapat pleno KPU Papua Pegunungan selesai dilaksanakan walaupun banyak yang mengajukan keberatan dan kami bersama komisioner KPU Papua berangkat dan setibanya di Jakarta akan langsung mengikuti rapat pleno di KPU RI,' kata Theodorus Kossay.
-
Di mana insiden ini terjadi? Melansir dari ElectricalTechnology, Jumat (1/11), peristiwa nahas itu terjadi di sebuah ladang angin di Ooltgensplaat, Belanda, pada 29 Oktober 2013.
-
Dimana kejadian ini terjadi? Pasukan penjajah Israel di Tepi Barat yang diduduki, Palestina, mengikat seorang pria Palestina yang terluka di atas kap sebuah kendaraan militer saat melakukan penggerebekan di kota Jenin.
Adapun upaya perbaikan yang telah dilakukan seperti seluruh pesawat AirAsia X telah dilengkapi dengan Flight Management System yang telah ditingkatkan kapasitasnya sejak kejadian tersebut.
"Pengembangan bulletin serta paket pelatihan bagi para awak penerbangan yang menekankan pada ketepatan pengoperasian dan penyelarasan sistem navigasi dari Air Data dan Inertial Reference System."
Selain itu, pihak AirAsia memberikan pengarahan kepada seluruh Pilot terkait hasil temuan investigasi internal dan mengkaji Recovery Procedure yang perlu dijalankan. "AirAsia X ingin menegaskan bahwa kami menerapkan sistem pengelolaan yang mumpuni untuk memantau serta mencegah terjadinya kembali kejadian serupa di kemudian hari," tegasnya.
"Kami juga ingin menekankan bahwa AirAsia X telah lulus audit keselamatan dan keamanan yang dilakukan secara berkala oleh berbagai badan regulasi internasional, termasuk IATA Operational Safety Audit (IOSA)," tambahnya.
Baskoro menyebut, pihaknya berkomitmen menjaga kepatuhan pada regulasi terkait dengan keselamatan dan keamanan.
Sebelumnya, penerbangan Airbus A330-300 meninggalkan Sydney menuju Kuala Lumpur pada 10 Maret tahun lalu, namun menara pengawas mengeluarkan peringatan setelah pesawat tersebut terbang ke arah yang salah.
ATSB mengatakan menara pengawas mencoba memperingatkan kru pesawat, namun justru hal tersebut membuat sistem navigasi semakin kacau.
Menyadari ada yang tidak beres, pilot A330 yang baru memiliki pengalaman 18 bulan mengendarai pesawat jenis itu langsung memutuskan kembali ke Sydney. Sayang karena cuaca buruk, pesawat ini mendarat di Melbourne.
"ATSB mengetahui saat itu proses pengaturan sistem arah penerbangan, kapten secara tidak sengaja salah memasukkan posisi longitudal pesawat," ujar pihak ATSB, seperti dikutip dari koran Sydney Morning Herald, Kamis (8/9).
Rupanya kesalahan ini berakibat pada sistem navigasi.
"Hal itu berimbas pada sistem navigasi. Meski beberapa kali, kesalahan memasukkan data itu baru disadari saat pesawat sudah terbang," lanjut mereka.
ATSB menyebutkan, pesawat saat itu belum dilengkapi sistem manajemen penerbangan terbaru yang dapat mencegah kesalahan data semacam itu.
"Kru pesawat mencoba memperbaiki masalah tersebut," sambung mereka.
Dalam laporan ATSB, pesawat membawa 212 penumpang itu seharusnya menuju Malaysia, namun terbang ke arah yang salah setelah lepas landas di Sydney 10 Maret tahun lalu. ang pilot memasukkan koordinat 01.519,8 timur, yang berarti 15 derajat 19,8 menit bujur timur. Padahal, seharusnya sang pilot memasukkan koordinat 15.109,8 timur, yang berarti 151 derajat 9,8 menit bujur timur.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyebab kejadian tergelincirnya pesawat tersebut masih dalam penyelidikan.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaPesawat Super Air Jet mengalami kerusakan atau muncul dari salah satu panel di ruang kokpit.
Baca SelengkapnyaSejumlah penumpang lainnya dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.
Baca SelengkapnyaBenarkah ini rekaman saat pesawat Singapore airlines mengalami turbulensi, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaWarga dan petugas yang berjaga langsung melakukan evakuasi saat kecelakaan pesawat.
Baca SelengkapnyaAirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaSepuluh orang tewas dalam insiden mengerikan kecelakaan pesawat jet di Selangor Malaysia. Delapan penumpang di dalam pesawat dan dua orang di darat ikut tewas.
Baca SelengkapnyaPembatalan ini terjadi sejak Selasa (12/11) setelah kembali terjadinya erupsi, sementara sebelumnya hanya penerbangan domestik yang terdampak.
Baca SelengkapnyaPihak Garuda Indonesia menjelaskan terjadi kendala teknis pada mesin pesawat.
Baca SelengkapnyaTurbulensi dahsyat itu menciptakan guncangan luar biasa di dalam kabin pesawat Singapore Airlines SQ321. Satu penumpang dilaporkan tewas.
Baca Selengkapnya