Ini penyebab sarjana ekonomi syariah tak dilirik di dunia kerja
Merdeka.com - Jumlah lulusan sarjana maupun diploma di perguruan tinggi dengan jurusan ekonomi atau keuangan syariah terus bertambah setiap tahunnya. Pertumbuhan itu juga diikuti oleh semakin banyaknya kampus dengan jurusan Ekonomi Syariah.
Tercatat, di Indonesia sedikitnya ada 220 program studi syariah yang tersebar di 160 perguruan tinggi.
Deputi Komisioner Pengawas IKNB 1 OJK, Edy Setiadi masih menyayangkan lulusan-lulusan tersebut masih kurang bisa bersaing dengan lulusan ekonomi non syariah dalam dunia kerja.
-
Apa yang menjadi kendala utama terkait pangan di Jakarta? 'Dari hasil survei, itu ternyata yang masih jadi kendala di Jakarta adalah persoalan pangan. Artinya, harga yang masih belum terjangkau oleh sebagian masyarakat,' tutur Suswono di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/9/2024).
-
Apa yang menyebabkan permasalahan keuangan di Sumatera? Masalah Keuangan Melonjaknya inflasi ini membuat Pemerintah Provinsi Sumatra harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
-
Apa aja kendala cari kerja? Selain bahasa, kesulitan generasi muda mendapatkan pekerjaan adalah keengganan untuk menggapai pekerjaan impian Generasi muda menginginkan yang instan, padahal karier sebaiknya dirintis dari nol
-
Siapa yang mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kenapa sulit cari kerja di Indonesia? Susahnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Di mana kesenjangan terjadi? Masalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya. Mulai dari kesenjangan ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga kesenjangan digital.
"Ada 160 perguruan tinggi yang menawarkan 220 program. Di lapangan masih ada kendala yang diterima di keuangan syariah, perbankan syariah, dan bahkan pasar modal masih mayoritas pekerjanya bukan dari lulusan keuangan/ekonomi syariah," ujar Edy di Menara Merdeka, Jakarta, Senin (6/6).
Edy menuturkan, para profesional yang bekerja di industri keuangan syariah masih banyak yang belum dilegalkan dalam bentuk sertifikasi. Hal ini membuat para profesional di industri keuangan syariah masih dianggap tidak menarik dan menjanjikan.
"Belum memiliki Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) keuangan syariah yang ada terkait dengan perasuransian, manajemen risiko, tentang syariah ini belum ada," tandasnya.
Untuk itu, lanjut Edy, pihaknya terus melakukan upaya untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Salah satunya melalui penyelenggaraan Forum Riset Ekonomi dan Keuangan (FREKS) XIV pada tanggal 9-10 Juni mendatang di Kampus IAIN Imam Bonjol, Padang.
"Diharapkan forum bisa mensosialisasikan bisa memopulerkan produk dan layanan IKMB pada masyarakat umum. Tentunya juga agar lulusan ekonomi syariah bisa semakin bersaing," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca Selengkapnyakontribusi ekonomi syariah terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional diperkirakan akan mencapai USD10 miliar setara Rp155,52 triliun atau 1,5 persen PDB nas
Baca SelengkapnyaMenurut dia, salah satu sumber kelambanan menangani masalah adalah penataan sistem pendidikan.
Baca SelengkapnyaBeban kerja makin tinggi sementara gaji tidak sesuai menjadi salah satu pemicu warga Korea sulit mendapatkan pekerjaan layak.
Baca SelengkapnyaPacar dari perempuan ini tak kunjung diterima bekerja karena merasa latar belakang pendidikannya dianggap yang terlampau tinggi.
Baca SelengkapnyaPenetrasi perbankan syariah di Indonesia hanya sebesar 6,87 persen, terendah dibandingkan negara-negara musllim.
Baca SelengkapnyaSebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjadi kiblat bagi inovasi pengembangan ekonomi syariah di masa depan.
Baca SelengkapnyaKetidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9,9 juta Gen Z pada rentang usia 15 sampai 24 tahun menganggur pada 2023.
Baca SelengkapnyaWanita ini mengaku sudah menganggur selama dua tahun.
Baca SelengkapnyaTingkat pengangguran di Amerika tidak hanya dipengaruhi faktor tunggal.
Baca Selengkapnya