JK: Krisis 1998 bebankan APBN kita hingga 30 tahun
Merdeka.com - Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, menjelaskan sejak orde baru (orba) Indonesia tak pernah merasakan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Alasannya, pada masa reformasi perekonomian global mengalami pasang surut.
"Pertama jaman reformasi mulai dari jaman sulit, minus 14 persen pada 1998. Naik sedikit 4-5 persen. Saya di pemerintahan tahun 2004 mulai pertumbuhan 4 persen. Tahun 2008 6,4 persen, harusnya bisa capai 7 persen. tapi resesi 2008 langsung turun, meski dampaknya tidak besar," ujar dia di Jakarta, Jumat malam (4/12).
JK menyayangkan langkah pemerintah yang tidak mempertahankan beberapa kebijakan yang dianggap telah membawa keuntungan untuk Indonesia. Selain itu, jumlah ekspor yang tinggi juga tidak diimbangi dengan cadangan devisanya.
-
Bagaimana Kejagung hitung kerugian negara? 'Hari ini temen-temen penyidik sedang berkomunikasi dengan BPKP dan ahli yang lain hari ini. Lagi dilakukan perhitungan, konfrontasi dan diskusi formulasinya seperti apa,' kata Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana kepada wartawan, Rabu (3/4).
-
Kenapa Jusuf Hamka tagih utang negara? 'Sekarang cuman pokoknya aja tidak sama denda sama sekali. Jadi nggak ada denda, hak kami yang menang dari Mahkamah Agung, dulu aja diakui denda diakomodasi 37,5 persen. Sekarang denda enggak diakui cuma 0. Ya udah minta keadilan dari Allah aja,'
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Bagaimana Kejagung menentukan kerugian negara? Kejagung akan membebankan kerugian negara senilai Rp300 triliun kepada para tersangka korupsi timah. Keputusan ini adalah hasil ekspos penyidik terhadap kasus ini.
-
Bagaimana menurut Jusuf Kalla jika semua perusahaan BUMN yang rugi dihukum? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem,' ujar JK.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
"Kenapa ekspor kita tinggi, tapi cadangan devisa kita hanya USD 100 Miliar. Karena kita hanya berpegang pada pasar. Karena kita hanya berpegang pada liberalisasi yang dibuat pada masa reformasi. Aturan cadangan devisa kita paling bebas dibanding Singapura, Filipina, barang keluar tapi devisa tidak masuk. Masuknya ke Singapura, pajaknya disana. Kita bayar bunga mahal makanya Rupiah tidak stabil, akibatnya ekonomi mahal yang terjadi karena tidak manfaatkan situasi. Itu salah satu kebijakan yang harus dipelajari dan tidak boleh terulang," jelas dia.
JK juga menyebut jika dampak krisis pada 1998 masih terus terbawa hingga saat ini. Akibatnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi ikut terbebani.
"Akibat krisis tahun 1998 masih kena. Rp 100 triliun masih harus bayar setiap tahun. Kita mesti bayar ini terus, mungkin 30 tahun lagi masih jadi beban kita. lima kali APBN masih dibebankan akibat dari krisis lalu," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka tunggakan ini meningkat dibanding jumlah piutang di tahun sebelumnya sebsar Rp25,04 triliun yang tersebar di 62 kementerian lembaga.
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaKala itu, permasalahan ekonomi muncul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi perpolitikan saat itu.
Baca SelengkapnyaErick mengaku akan mengecek pernyataan JK terkait piutang terhadap perusahaan BUMN senilai Rp300 miliar.
Baca SelengkapnyaProses mencapai target penerimaan pajak tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaHal itu berdasarkan laporannya sejak Januari hingga Juni 2024
Baca Selengkapnya