Jokowi sebut minat menabung masyarakat Indonesia sangat rendah
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tingkat kesadaran masyarakat untuk menabung masih sangat rendah. Padahal, tabungan menjadi salah satu instrumen kontribusi masyarakat pada pembangunan Indonesia.
"Tantangan kita bersama adalah bagaimana menjadikan 250 juta jiwa itu sebagai sebuah kekuatan yang produktif. Karena pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dari tingkat investasi dan tingkat tabungan masyarakat," ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (31/10).
Presiden mengungkapkan tabungan dan dana investasi masyarakat dibutuhkan agar pihak perbankan dan perusahaan dapat menyalurkannya kepada kegiatan produktif.
-
Bagaimana Jokowi mendorong investasi di IKN? Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan investasi saat ini untuk mewujudkan visi pembangunan Ibu Kota Nusantara.'Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang,' tegasnya.
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana Jokowi bantu warga? 'Tadi sudah saya sampaikan yang meninggal segera akan diberikan santunan, kemudian yang rumahnya rusak untuk menenangkan beliau-beliau masyarakat akan segera bantuannya diberikan dan dimulai pembangunannya. Tetapi sekali lagi, dengan catatan lahan untuk relokasi sudah ditetapkan dari Pak Bupati,' jelas Jokowi usai meninjau lokasi banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5).
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
"Semakin tinggi tingkat tabungan masyarakat di suatu negara tentunya akan menggerakkan roda perekonomian melalui tersedianya dana yang dapat disalurkan guna investasi di sektor riil maupun di sektor keuangan," sambungnya.
Tercatat, saat ini rasio porsi tabungan terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita masih sangat rendah yakni sekitar 20 persen. Padahal, idealnya porsi tabungan terhadap PDB adalah sebesar 32 persen.
Tidak hanya itu, lanjutnya, tingkat kepemilikan rekening Indonesia juga masih rendah yakni sebsar 19 persen dari total penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun. Kendati demikian, persentase tersebut masih bisa dikembangkan dengan melihat besarnya potensi dari kalangan pelajar yang belum membuka rekeningnya.
"Semuanya masih sangat bisa dikembangkan. Mengingat potensi tabungan kelompok pelajar saja mencapai 44 juta siswa, kelompok mahasiswa dan pemuda juga berjumlah sekitar 55 juta orang, dan tentunya ini bisa menjadi target penghimpunan dana yang masih cukup potensial."
"Dengan memulai kebiasaan menabung sejak dini melalui simpanan pelajar kita akan turut menanamkan kebiasaan produktif dan kebiasaan untuk selalu merencana kan masa depan semua perlu direncanakan dan dimulai dengan memiliki tabungan. Rajin menabung dan rajin berinvestasi," tutup mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaRealisasi APBD masih sangat kecil baru sekitar 31 persen untuk kabupaten/kota dan 41 persen untuk provinsi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung serapan anggaran pembelian produk dalam negeri untuk pemerintah kabupaten dan kota masih kecil
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaPadahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta agar perbankan mempermudah pemberian kredit kepada UMKM.
Baca SelengkapnyaAnies menilai, realisasi investasi tak sejalan dengan penurunan angka pengangguran.
Baca SelengkapnyaJokowi mengakui pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap investasi.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca Selengkapnyaokowi ingin agar rencana pembangunan jangka panjang hingga menengah baik di daerah dan pusat berjalan sinkron.
Baca Selengkapnya