Juli 2016, Indonesia surplus dagang USD 598,3 miliar
Merdeka.com - Indonesia kembali mencetak surplus neraca perdagangan sebesar USD 598,3 miliar pada Juli 2016. Namun, ini turun ketimbang pencapaian bulan sebelumnya sebesar USD 900,2 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan penurunan surplus tersebut disebabkan melemahnya kinerja ekspor dan impor. Tercatat, per Juli 2016, nilai ekspor Indonesia sebesar USD 9,51 miliar atau turun 26,67 persen dari USD 12,97 bulan sebelumnya.
"Sebelum dan sesudah Lebaran banyak perusahaan menghentikan usahanya karena karyawan mereka juga libur," ujarnya, Jakarta, Senin (15/8).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Kenapa penjualan Toyota turun? Ia berpendapat bahwa terdapat tiga faktor penyebab, yaitu ketidakseimbangan antara peluncuran produk baru dan pertumbuhan pasar yang stagnan, pengaruh pemilu, serta menurunnya daya beli masyarakat.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
Secara kumulatif, total ekspor Januari-Juli 2016 sebesar USD 79,08 miliar. Turun 12,02 persen ketimbang periode sama tahun lalu sebesar USD 89,89 miliar.
Ekspor nonmigas turun 8,78 persen menjadi USD7,59 miliar. Kontribusi terbesar dari lemak dan hewan minyak nabati USD 9,14 miliar, bahan bakar mineral USD7,59 miliar.
Pangsa pasar ekspor terbesar adalah Amerika Serikat USD 8,87 miliar (12,39 persen), Jepang US D7,25 miliar (10,39 persen), dan China US D7,01 miliar (9,79 persen).
Ekspor nonmigas ke ASEAN mencapai USD 15,67 miliar (21,88 persen) dan Eropa USD 7,99 miliar (11,16 persen).
Adapun impor melemah 26,28 persen menjadi USD 8,92 miliar. Impor migas turun 16,84 persen menjadi USD 1,47 miliar dari USD 1,76 miliar.
Impor nonmigas melemah dari USD 10,32 miliar menjadi USD 7,44 miliar atau turun 27,91 persen.
Secara kumulatif, impor Januari-Juli 2016 turun 10,85 persen menjadi USD 74,91 miliar.
Importir terbesar masih dipegang China, senilai USD 16,75 miliar (25,87 persen). Disusul Jepang USD 7,18 miliar (11,09 persen) dan Thailand USD 5,11 miliar (7,89 persen).
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca Selengkapnya