Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kasus Satinah terjadi karena rendahnya kompetensi TKI

Kasus Satinah terjadi karena rendahnya kompetensi TKI TKW Satinah (tengah). repro Kompas/arsip keluarga

Merdeka.com - Pemerintah rutin menghadapi masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terseret kasus hukum, bahkan terancam hukuman mati di luar negeri. Kabar terbaru adalah Satinah, buruh migran yang hendak dipancung pemerintah Arab Saudi 5 April mendatang, kecuali ada pihak mau membayar diat (uang darah) senilai Rp 21,2 miliar.

Dirjen Pembinaan dan Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenakertrans Bagus Murjiyanto meyakini, kasus serupa Satinah berawal dari rendahnya kualitas tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri.

"Kalau dari berita (Satinah) itu kan ada yang melihat dia jahat, tapi di lain pihak dia pahlawan. Kami berpikir begini, orang-orang yang perlu dikirim ke luar negeri sebaiknya dia kompeten. Sistem untuk mengetahui dia kompeten atau tidak, melalui sertifikasi," ujarnya dalam diskusi di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (3/4).

Alasan Kemenakertrans, seandainya bersertifikat, maka penempatan para buruh migran itu di lapangan kerja formal yang relatif minim potensi konflik. Pemerintah pun mengklaim akan lebih mudah mengarahkan mereka supaya bekerja ke sektor bisnis tertentu.

"Kalau itu bisa kita atasi, anak-anak yang kita kirim memang kompeten. Saya yakin akan sangat mengurangi kasus serupa," kata Bagus.

Di forum yang sama, anggota Indonesia Manpower Supplier for Saudi Arabaia (IMSSA), Amin, menyesalkan lambannya respon Kemenakertrans dalam menangani kasus Satinah.

Justru kasus itu banyak ditangani Kementerian Luar Negeri yang sebenarnya tidak mengatur penempatan TKI ke Luar Negeri.

Akibat tiadanya penjelasan soal penanganan TKI tersangkut kasus, Amin mengatakan pihak penyalur kerap diserang dan dianggap membiarkan buruh migran terlunta-lunta di negeri orang.

"Seperti Satinah itu kan secara hukum memang terbukti bersalah. Kemenakertrans harus tegas dan memberi penjelasan kepada media. Jangan jadikan kami pengusaha tenaga kerja seperti mafia," ungkap pria juga menjabat di HIPMI ini. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Temui PMI, Menaker Sampaikan Pentingnya Memiliki Kompetensi
Temui PMI, Menaker Sampaikan Pentingnya Memiliki Kompetensi

Menteri Ketengakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah kembali menemui Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sela-sela kunjungan kerjanya di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya
Tidak Cocok dengan Gaji, Cuma 3 Ribu Warga Lokal Ikut Garap Pembangunan IKN Nusantara
Tidak Cocok dengan Gaji, Cuma 3 Ribu Warga Lokal Ikut Garap Pembangunan IKN Nusantara

Tenaga kerja lokal yang telah mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikasi bisa dilibatkan dalam membangun IKN.

Baca Selengkapnya
Gugatan UU Cipta Kerja di MK, Pemberi Kerja Diingatkan Hakim Tunjuk Pekerja Lokal jadi Pendamping TKA
Gugatan UU Cipta Kerja di MK, Pemberi Kerja Diingatkan Hakim Tunjuk Pekerja Lokal jadi Pendamping TKA

Penegasan tersebut disampaikan MK dalam pertimbangan hukum Perkara Nomor 168/PUU-XXI/2023, yakni terkait uji materi UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Ciptaker.

Baca Selengkapnya
Janji Muhaimin Jika Terpilih di Pilpres 2024, Tak Ada Lagi Pekerja Asing di Level Bawah
Janji Muhaimin Jika Terpilih di Pilpres 2024, Tak Ada Lagi Pekerja Asing di Level Bawah

Berdasarkan penelitian BRIN, TKA mendominasi pekerjaan kasar di Indonesia.

Baca Selengkapnya
69 Warga Karawang Hilang Kontak dan Disiksa saat Kerja di Luar Negeri
69 Warga Karawang Hilang Kontak dan Disiksa saat Kerja di Luar Negeri

Kasus PMI Non Prosedural ini kerap terjadi karena iming-iming keberangkatan yang mudah, tidak membutuhkan pelatihan dan kompetensi bidang.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Keterampilan yang Dibutuhkan Pasar Kerja di Indonesia
Ini Daftar Keterampilan yang Dibutuhkan Pasar Kerja di Indonesia

Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.

Baca Selengkapnya
Luhut Akui Ada Tenaga Kerja Asing di Proyek Hilirisasi: Jumlahnya 15 Persen Saja
Luhut Akui Ada Tenaga Kerja Asing di Proyek Hilirisasi: Jumlahnya 15 Persen Saja

Luhut memastikan porsi TKA itu nantinya akan berkurang seiring dengan banyak dilatihnya SDM lokal untuk industri hilirisasi.

Baca Selengkapnya
Pengangguran di Indonesia Masih Banyak, Ternyata Ini Biang Keroknya
Pengangguran di Indonesia Masih Banyak, Ternyata Ini Biang Keroknya

Menaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kasus PMI Tak Digaji Paling Banyak Terjadi di Malaysia dan Arab Saudi
Kasus PMI Tak Digaji Paling Banyak Terjadi di Malaysia dan Arab Saudi

Kemenlu tidak menyebut secara spesifik berapa jumlah WNI yang tidak digaji.

Baca Selengkapnya
Perjuangan TKI Jember Lolos dari Jerat Hukum Atas Kematian Majikannya di Arab Saudi
Perjuangan TKI Jember Lolos dari Jerat Hukum Atas Kematian Majikannya di Arab Saudi

Saat jasad majikannya ditemukan terkapar di rumahnya, padahal Sofiatun hanya berteriak meminta tolong.

Baca Selengkapnya
Menaker: Pesatnya Industri Film Perlu SDM yang Kompeten
Menaker: Pesatnya Industri Film Perlu SDM yang Kompeten

Menaker mengatakan, SDM yang kompeten sangat dibutuhkan.

Baca Selengkapnya