Kejar Target Bebas Emisi Karbon, Pemerintah Andalkan Lahan Gambut dan Mangrove
Merdeka.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan, bahwa Indonesia berupaya untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Dalam mencapai target tersebut, beberapa sektor andalan dari sektor hutan dan penggunaan lahan (FOLU), termasuk mangrove dan lahan gambut.
"Sektor FOLU akan mendukung tercapainya penurunan emisi nasional atau net sink (penyerapan bersih) karbon pada 2030. Pemetaan dan pemanfaatan ekosistem blue carbon diharapkan dapat menurunkan suhu pada 2050," ungkap Menko Luhut dalam Talkshow Blue Carbon to Strengthen Climate Change and Coastal Resilience di Paviliun Indonesia dalam rangkaian agenda COP 26 UNFCCC di Glasgow Skotlandia, ditulis Kamis (4/11).
Dia juga menyampaikan bahwa dalam rangka COP 26 UNFCCC di Glasgow, seluruh pihak akan berdiskusi mengenai perubahan iklim secara global untuk menjaga iklim global agar tetap pada suhu di bawah 2 derajat sesuai anjuran Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
-
Bagaimana Pertamina mencapai target Net Zero Emission 2060? Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mencapai target Net Zero Emission 2060? Demi mencapai target Net Zero Emission 2060 PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan berbagai program yang hasilnya telah terlihat nyata. Pertamina pamerkan deretan capaian tersebut pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau Conference of the Parties 28 di Uni Emirat Arab.
-
Kapan Pertamina akan capai target Net Zero Emission? Nicke mengungkap energi adalah katalis pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya disaat yang sama, Indonesia terutama Pertamina perlu mengamankan energi sekaligus mengurangi karbon untuk mendukung target pemerintah mengenai Net Zero Emission pada 2060 mendatang.
-
Bagaimana mencapai tujuan pembangunan berwawasan lingkungan? Pembangunan berwawasan lingkungan juga dipahami sebagai upaya pembangunan yang dapat memeuhi kebutuhan masyarakat tanpa merusak lingkungan dan mengorbankan kehidupan generasi yang akan datang.
-
Bagaimana Kementerian LHK memperkuat hutan karbon? Langkah ini juga upaya menurunkan gas rumah kaca hingga 30 persen sesuai dengan progam Aspirasi Keberlanjutan Astra 2030.
-
Bagaimana cara mencegah kerusakan lingkungan di Indonesia? Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
"Saat ini, secara global kita sudah melampaui 1 derajat celcius dan IPCC telah memperingatkan bahwa suhu global perlu dijaga agar tidak melebihi dari 1,5 derajat celcius," terang Menko Luhut.
Di samping itu, Indonesia telah menyerahkan dokumen Updated Nationally Determined Contribution/NDC (kontribusi yang ditetapkan secara nasional) dan strategi jangka panjang untuk ketahanan karbon dan iklim 2050 terbaru kepada sekretariat UNFCCC. Dokumen Updated NDC yang telah diperbarui juga membahas aspek baru, termasuk soal laut.
Berdasarkan SDG's, dokumen NDC diharapkan dapat menemukan solusi secara cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, seperti menciptakan energi baru yang terjangkau, berguna, dan terbarukan yang berkelanjutan dari samudera, laut, serta sumber daya kelautan.
Indonesia Miliki Sistem Blue Carbon Pesisir Terbesar
Menko Luhut menerangkan, bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki kekayaan alam yang melimpah beserta keanekaragaman hayati laut yang sangat besar.
"Kami memiliki ekosistem blue carbon pesisir terbesar yang meliputi mangrove dan padang lamun, serta terumbu karang. Ekosistem blue carbon Indonesia menyimpan sekitar 75 persen-80 persen dari jumlah karbon dunia yang berarti bahwa kita memiliki potensi ekonomi dari ekosistem pesisir yang ada di sekitar kita," imbuhnya.
Menurut Menko Luhut, Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam melestarikan dan merehabilitasi ekosistem blue carbon. Antara lain program rehabilitasi mangrove yang merupakan program rehabilitasi terbesar di dunia dengan mencakup sekitar 600.000 hektar lahan mangrove kritis hingga 2024.
Indonesia juga memiliki program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) yang merupakan program restorasi terumbu karang nasional. ICRG mengintegrasikan pendekatan ilmiah dan sosial ekonomi untuk mempromosikan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan melalui edu-ekowisata.
"Terumbu karang memang bukanlah bagian utama dari blue carbon, tetapi perannya sangat penting sebagai penghambat terjadinya proses pemanasan global. Terumbu karang juga dapat mendukung ketahanan pangan sebagai habitat berbagai makhluk hidup di laut termasuk ikan, sebagai sumber mata pencaharian, dan ketahanan masyarakat pesisir," tambahnya.
Menko Luhut berharap agar rangkaian acara ini dapat menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi perubahan iklim secara global. Melalui acara ini pula dapat sekaligus mencari dukungan dan kerja sama internasional yang lebih luas dalam pengembangan potensi blue carbon.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menjabarkan sejumlah upaya yang telah dilakukan Indonesia guna menurunkan emisi karbon
Baca SelengkapnyaKomitmen ini, lanjut Jokowi, diwujudkan melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaDekarbonisasi merupakan proses pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO2) yang dapat menyebabkan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaErick Thohir menghadiri COP28 menggantikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan.
Baca SelengkapnyaLuhut mengaku mengajak Elon Musk menghadiri peluncuran Pusat Penelitian Mangrove.
Baca SelengkapnyaStrategi ini berfungsi sebagai "kompas" bagi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).
Baca SelengkapnyaUpaya penanaman mangrove ini juga merupakan dukungan terhadap pemerintah untuk mencapai emisi nol bersih Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.
Baca SelengkapnyaLuhut mengaku telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mewujudkan cita-cita besar bersama jajarannya.
Baca SelengkapnyaUpaya menciptakan bahan bakar aviasi ramah lingkungan (SAF) bukan hanya menjadi inovasi semata.
Baca SelengkapnyaPemberlakuan pajak karbon bertujuan untuk memberikan alternatif kepada dunia usaha dalam upaya mengurangi emisi karbon.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menyimpan harta karun berupa potensi energi baru dan terbarukan (EBT) bagi pengembangan ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaHal ini sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan Sustainable Development Goals 13 PBB.
Baca Selengkapnya