Kementerian BUMN: Harga Pertamax Perlu Dihitung Ulang, Supaya Ada Keadilan
Merdeka.com - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menilai perlu adanya penyesuaian harga BBM jenis Pertamax sesuai harga keekonomian saat ini akibat merangkaknya harga minyak mentah dunia.
Hal ini sekaligus untuk menekan subsidi yang diberikan oleh PT Pertamina (Persero) terhadap pengguna Pertamax yang umumnya dinikmati oleh mobil-mobil mewah.
"Artinya, Pertamax Ini perlu dihitung ulang. Supaya ada keadilan, jangan sampai Pertamina memberikan subsidi begitu besar kepada mobil mobil mewah yang memanfaatkan Pertamax. sudah saatnya juga menghitung ulang," tegasnya kepada wartawan, Rabu (23/3).
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Apa yang menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax? Faktor lainnya yang bisa menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax Series yaitu anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sudah tembus di level Rp16.000. 'Kurs sudah bergerak sekitar 5 persen makanya Pertamina layak menaikkan harga BBM non subsidi. Yang penting kenaikan tersebut tidak memberatkan masyarakat,' kata Tauhid dilansir dari Antara, Minggu (28/7).
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Kenapa harga Pertamax diusulkan naik? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
-
Kapan harga BBM Pertamina diubah? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
Saat ini, harga keekonomian BBM jenis Pertamax sebesar Rp 14.500 per liter. Sebagaimana kajian yang dilakukan oleh Kementerian ESDM terkait harga keekonomian Pertamax terbaru. Sementara itu, Pertamina masih menjual harga Pertamax Rp 9.500 per liter. Sehingga, masih ada selisih jauh antara harga keekonomian dan harga jual di Pertamina.
"Dengan harga Pertamax Rp 9.500 ini, bisa dikatakan posisinya Pertamina subsidi Pertamax. Artinya Pertamina subsidi mobil mewah yang pakai Pertamax," ucapnya.
Padahal, porsi konsumsi Pertamax telah mencapai 13 persen secara nasional. Mayoritas dinikmati oleh mobil-mobil mewah. Oleh karena itu, dia menilai kebijakan penyesuaian harga Pertamax perlu segera dilakukan.
Hal ini untuk memangkas subsidi yang digelontorkan Pertamina sekaligus menciptakan keadilan bagi masyarakat. "Jadi cukuplah. Harusnya kita mulai menghitung ulang jangan sampai Pertamina mensubsidi mobil-mobil mewah yang memanfaatkan Pertamax," tutupnya.
Sebelumnya, Pemerintah hingga kini masih menahan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi Pertamax meskipun harga minyak dunia melambung. Berbeda dengan produsen lain yang telah menaikkan harga BBM sejenis.
Peneliti Sektor Energi dari Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), Massita Ayu Cindy menilai saat ini bisa menjadi momentum PT Pertamina mengubah harga BBM non-subsidi Pertamax, seperti yang sudah dilakukan produsen lain serta mengambil pasar.
Massita mengatakan PYC belum melakukan perhitungan detil untuk harga yang cocok bagi Pertamax. Namun, harga yang cocok seharusnya pada titik di mana konsumen tidak akan beralih ke energi subtitusi.
"Mungkin Rp12.000 per liter, tapi kalau mau ambil pangsa pasar kompetitor, ya di bawah itu. Tapi itu bergantung pada Pertamina dan pemegang saham (pemerintah)," ujar dia saat diskusi dengan editor media nasional secara virtual, Selasa (22/3).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak Maret 2024, BUMN tersebut mempertahankan harga, meski minyak dunia saat itu melonjak pesat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, harga jual Pertamax series jauh di bawah BBM SPBU swasta,
Baca SelengkapnyaSejak Maret 2024 BBM non-subsidi RON 92 tersebut belum disesuaikan, sementara itu pada awal Agustus lalu SPBU swasta kembali menaikkan harga BBM sejenis.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM Non Subsidi Pertamina Patra Niaga mengacu pada tren harga rata-rata publikasi minyak dunia atau ICP dan nilai tukar Rupiah terhadap USD.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPertamina mengklaim kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi selalu mempertimbangkan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian tersebut diharapkan semakin meningkatkan kesehatan keuangan BUMN energi tersebut.
Baca SelengkapnyaHarga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui kolaborasi tiga menteri yakni Menteri ESDM, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN akan kembali mengkaji pembatasan pembelian jenis BBM.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berjanji akan menghitung dan mempertimbangkan kemampuan fiskal negara terkait potensi kenaikan harga BBM.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM non-subsidi Pertamina Patra Niaga mengacu pada tren harga rata-rata ICP.
Baca Selengkapnya