Kisah sukses pengusaha keramik Arwana
Merdeka.com - Kunci sukses usaha, bukan hanya mencari untung. Tetapi harus menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang hidup di daerah-daerah terpencil. Sehingga, bisa memberdayakan SDM lokal serta pintar dalam mencari pangsa pasar.
Tandean Rustandy yang merintis usaha pabrik keramik, PT Arwana Citramulia Tbk sejak 21 tahun lalu, mengaku dalam perusahaannya, menciptakan budaya pekerja dari posisi paling bawah. Sehingga, tidak ada yang namanya pekerja langsung pemimpin, semua harus dari bawah.
Bahkan, kata dia, Arwana bukanlah berasal dari nama ikan. Melainkan singkatan dari Arab, Jawa dan China (Arwana). Namun saat ini Arwana sudah bisa sukses, karena marketnya menengah ke bawah dan ke kampung-kampung.
-
Dimana buah angkung berasal? Buah angkung (Basella alba) adalah tanaman yang berasal dari Asia dan biasanya hidup di daerah panas.
-
Dari mana ikan untuk susu ikan berasal? Ikan sebagai bahan baku juga mudah didapatkan di Indonesia, baik dari perairan tawar maupun laut, sehingga produk susu ikan memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
-
Asinan buah berasal dari mana? Asinan buah telah menjadi salah satu makanan tradisional khas Indonesia.
-
Dari mana asal Kentang dan Ubi Jalar? Kentang dan ubi jalar, dua makanan lezat yang berasal dari tanah yang sama, Amerika bagian Selatan.
-
Dari mana beras Pandan Wangi berasal? Beras ini berasal dari daerah Cianjur, Jawa Barat, dan terkenal dengan aroma wangi yang mirip dengan daun pandan.
-
Kenapa nama-nama brand ini terdengar 'Jawa'? Meskipun tidak ada hubungan langsung dengan budaya Jawa, nama-nama ini kerap memancing senyuman dan keheranan bagi mereka yang mendengarnya.
Meskipun sudah melantai di bursa tetapi, dia menganggap belum dikatakan sukses, baru beranjak dewasa, perlu banyak belajar. "Lihatlah Nokia, sudah berdiri tahun 1845, market cap sempat tinggi, tapi sekarang sudah turun," kata Direktur utama, Tandean Rustandy dalam acara Investor Summit and Capital Market 2014 di Jakarta, Kamis (18/9).
Tetapi, perusahaan yang dirintisnya menjadi yang pertama dengan memiliki single brand terbesar di Indonesia. Pasalnya, industri ini bergerak di sektor manufaktur dan Indonesia masuk sebagai emerging market.
"Jarang sekali industri manufaktur pakai brand dia nya sendiri, banyak pakai brand orang lain. Kalau kita satu-satunya pakai brand sendiri, sehingga kalau ada gejolak enggak pernah kena. Kita enggak pernah lakukan PHK," katanya.
Perusahaan, kata dia, jangan bekerja seperti tukang jahit yang hanya menerima bahan setengah jadi lalu di pasarkan. Arwana melakukan semuanya dari nol hingga lakukan distribusi. "Kami itu rangking 15 besar sebagai perusahaan keramik. Kami cost leader dan efisien bukan hanya di Indonesia, kami bukan jago kandang, kami bisa bicara di luar negeri."
Dirinya membandingkan perusahaan keramik di Thailand yakni Dynasty Tiletop, nett sell nya USD 4,50 sedangkan Arwana USD 3, sementara nett profit margin Dynasty sekira 17 persen, sementara Arwana 18,3 persen. "Investor jangan terlalu enggak pede dengan emiten lokal. Produk kita fokus menengah ke bawah, karena masyarakat kita masih ada yang miskin," katanya.Selain itu, dirinya mengklaim Arwana merupakan satu-satunya produsen keramik dengan 5 lokasi. Pada tahun 1995 sebelum Arwana masuk ke pasar bursa saham Indonesia dengan menjadi perusahaan go public, Arwana belum bisa masuk ke kota-kota besar."Kami dibuang ke tepi-tepi. Waktu krisis kami tetap tumbuh. Pas tahun 2001, kami melantai di bursa, bukan mencari dana. Waktu kita melantai, kita buka harga Rp 400, banyak yang tertawai kami, tapi kami ingin menjadi perusahaan publik untuk keterbukaan GCG," katanya.Dia berharap pada pemerintahan baru dapat menyelesaikan persoalan perekonomian menjadi lebih baik, walaupun rupiah mengalami fluktuasi. "Kita percaya bahwa pemerintah yang akan datang fokus untuk buat jadi lebih baik dan stabil. Kita hidup di Indonesia kan bukan baru setahun ini, sudah lama. Rupiah kan seperti roll coaster. Ada Up ada down," kata dia. (mdk/arr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Devisa itu paling banyak berasal dari negara China.
Baca SelengkapnyaMenurut pengakuan Irwan, mencari cacing di wilayah Sulawesi, khususnya Gowa sangat sulit tidak seperti di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaKisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaArdiyansyah atau yang akrab disapa Ardi, mulai merintis usaha kerajinan tangan dari kulit pada 2013 dengan bekal ilmu yang didapat saat kuliah.
Baca SelengkapnyaMesin modern tak bisa menandingi kenikmatan ikan asap yang diolah secara tradisional
Baca SelengkapnyaTemuan keramik di Indonesia banyak yang berasal dari Dinasti Tang, tepatnya sekitar 1.200 tahun silam.
Baca SelengkapnyaPria asal Banyuwangi ini dulu jualan pelepah pisang door to door, kini jadi saudagar produk kerajinan yang laris di pasar luar negeri. Ini kunci kesuksesannya.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan pendiri brand skincare Amura dan Reglow.
Baca SelengkapnyaDia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai supervisor di sebuah perusahaan BUMN dan memilih untuk merintis usaha keripik kentang.
Baca SelengkapnyaJika kualitas produk yang dijual disenangi masyarakat global, ekspansi membangun bisnis di luar negeri bukan hanya cita-cita.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita Alman Mulyana yang lahir dari keluarga sederhana namun kini sukses punya beberapa bisnis.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai oleh-oleh khas Jogja, ternyata ini asal-usul bakpia.
Baca Selengkapnya