Kisah Sukses Romesh, Punya Uang Rp35.000 dan Kini Kekayaannya Tembus Rp50 Triliun
Merdeka.com - Cerita pengusaha teknologi sekaligus miliuner, Romesh Wadhwani bisa menjadi inspirasi banyak orang. Dia pernah hanya mempunyai uang USD 2,5 atau sekitar Rp35.000 dalam kantongnya. Kini, kekayaannya mencapai USD 3,5 miliar atau sekitar Rp50 triliun.
Wadhwani merupakan seorang miliuner lulusan Universitas Carnegie Mellon dengan gelar Ph.D. Ketika datang ke AS untuk meraih gelar Ph.D di Carnegie Mellon, Wadhwani mengenang kondisi mengenaskan, di mana dia hanya mengantongi uang kurang dari USD 2,50 di sakunya.
"Mahasiswa asing seperti saya masih dipandang sebagai individu yang selalu ingin tahu," kata miliuner India-Amerika Serikat kepada Forbes dalam sebuah wawancara video.
-
Siapa yang terkena dampak kemiskinan pada otak? Dalam studi yang sudah dipublikasikan di JNeurosci, dilibatkan 751 individu berusia antara 50 dan 91 tahun, ditemukan bahwa mereka yang tinggal dalam kemiskinan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda penuaan pada white matter otak mereka dalam pemindaian MRI, serta mendapat skor lebih rendah dalam tes kognitif dibandingkan dengan mereka yang tinggal di rumah tangga yang lebih makmur.
-
Bagaimana Einstein menjadi kaya? Secara tidak langsung, pundi-pundi uang yang dihasilkan berkat teorinya itu menjadikannya ilmuwan berduit.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
-
Kenapa kemiskinan berdampak pada otak? Hidup dalam kemiskinan atau terpapar secara kronis pada kerugian sosioekonomi telah lama dikaitkan dengan kesehatan yang buruk dan penurunan kognitif yang lebih cepat.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Bagaimana investasi Jhunjhunwala di awal karirnya? Dia mulai berinvestasi dengan USD100 atau Rp1,6 juta pada tahun 1985 ketika Indeks Bursa Efek Bombay berada pada angka 150; sekarang diperdagangkan lebih dari 50.000.
"Itu bukan perjalanan yang mudah. Saya telah melewati ratusan rintangan dalam karir dan bisnis saya," ungkapnya.
Pantang menyerah, Wadhwani mulai mengumpulkan kekayaannya ketika dia menjual perusahaan perangkat lunak, B2B Aspect Development seharga USD 9,3 miliar dalam bentuk saham ke i2 Technologies pada tahun 1999.
Kemudian, dia membangun perusahaan ekuitas swasta, Symphony Technology Group menjadi portofolio pembangkit tenaga listrik.
Namun di tahun 2017, setelah mengundurkan diri sebagai CEO Symphony Technology Group dan pada usia pensiun, dia memutuskan untuk memulai SymphonyAI yang berbasis di Los Altos, California.
Pada saat itu, terobosan dalam komputasi dan kumpulan data yang sangat besar telah mendorong ide untuk membentuk startup dan aplikasi kecerdasan buatan.
Wadhwani secara terbuka berkomitmen untuk menginvestasikan uang sebesar USD 1 miliar dari kekayaannya sendiri untuk meningkatkan skala bisnis, meskipun ia belum memasukkan dana sebanyak itu.
Wadhwani mengatakan bahwa pendapatan SymphonyAI tahun lalu mencapai USD 220 juta (dengan ConcertAI menambahkan keuntungan lagi USD 130 juta) dan diperkirakan akan mencapai USD 300 juta tahun ini - dengan pendapatan USD 200 juta lagi untuk ConcertAI.
"Perusahaan yang bergerak dalam pemanfaatan Kecerdasan Buatan masih dalam masa pertumbuhan," kata Wadhwani.
Mengundurkan Diri
Belum lama ini, Romesh Wadhwani, mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan yang bergerak di pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI), SymphonyAI.
Posisi CEO di SymphonyAI, akan digantikan oleh Sanjay Dhawan, yang merupakan CEO perusahaan AI otomotif, Cerence hingga bulan lalu.
Wadhwani (74) yang akan tetap menjadi Kepala SymphonyAI, mengatakan bahwa pergeseran di puncak membatasi serangkaian perubahan manajemen, termasuk CFO baru dan CTO baru datang sebagai bagian dari pertimbangan untuk penawaran umum potensial di masa depan.
"Secara langsung, kemunculan perusahaan di publik itu adalah peluang yang ingin kami pertimbangkan, 18 bulan, 24 bulan dari sekarang," kata Romesh Wadhwani, yang juga ketua ConcertAI," dilansir dari laman Forbes.
"Banyak tergantung pada kondisi pasar. Ini adalah kesempatan yang ingin kami pertimbangkan dan siapkan," imbuhnya.
Reporter: Natasha Khairunisa Amani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Orang miskin gak usah macem-macem pakai kuliah segala" kata-kata hinaan dari seseorng yang memacu semangatnya.
Baca SelengkapnyaDia harus menghabiskan sekitar USD20 untuk mendapatkan makanan layak di restoran.
Baca SelengkapnyaRey Utami juga cerita banyak hal tentang kehidupan masa lalu dan masa-masa sulitnya saat pandemi.
Baca SelengkapnyaRetno menjelaskan gaji untuk rektor sebesar Rp5 juta. Namun upah tersebut dipotong dengan honor fungsional.
Baca SelengkapnyaIdentik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKetika menyandang pangkat perwira pertama kepolisian, ia hanya menerima gaji puluhan ribu. Sementara, ia sudah harus menanggung kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaPria ini tinggal di asrama perusahaan dan menggunakan perabotan bekas. Tidak itu saja, dia juga membatasi makannya dengan seirit mungkin.
Baca SelengkapnyaBule-bule kaget mendengar gaji pekerja di Indonesua. Ternyata gaji para bule di luar negeri ini fantastis.
Baca SelengkapnyaGaya hidup pria dengan harta sebesar miliaran dolar ini tentu membuat banyak orang iri.
Baca SelengkapnyaBanyak yang percaya kalau Bung Karno punya simpanan emas batangan dan rekening di Bank Swiss. Benarkah itu?
Baca SelengkapnyaDengan kekayaan yang dimiliki pengemis terkaya dunia tersebut memiliki banyak aset yang berharga.
Baca Selengkapnya