Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Korban Banjir Bandang Konawe Utara Tempati Hunian Sementara di Awal 2020

Korban Banjir Bandang Konawe Utara Tempati Hunian Sementara di Awal 2020 Rumah Bantuan Banjir Bandang Konawe Utara. istimewa ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Warga beberapa desa di Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara yang terdampak banjir bandang Juni lalu mulai bisa bernafas lega di awal 2020 ini. Sebab, Hunian Sementara atau Huntara yang jauh lebih layak dari tenda darurat yang selama 6 bulan belakangan mereka huni, akhirnya mulai bisa ditempati.

Huntara yang dibangun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara dan PT Tatalogam Lestari sebagai produsen Domus (rumah permanen instan yang digunakan sebagai huntara di Konut), secara simbolis diserahkan kepada pengungsi banjir di Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Konut.

Direktur Perbaikan Darurat BNPB, Medi Herlianto yang hadir mewakili Kepala BNPB, Doni Munardo menilai, proses pembangunan huntara di Konut terbilang cepat jika dibandingkan dengan daerah terdampak bencana lain. Hal ini terwujud berkat peran serta PT Tatalogam Lestari sebagai produsen Domus, rumah instan yang proses pembangunannya hanya membutuhkan watu 10 hari saja.

Orang lain juga bertanya?

"Kualitas (Domus) bagus, sudah dipasang di mana-mana, cepat, harganya murah, kualitas bagus. Kualitasnya (Domus) bagus kok, makanya bisa dijadikan Huntap (Hunian Tetap), tinggal tambah jendela, dinding dan pintu," terangnya.

Pun demikian, agar percepatan pembangunan huntara bisa ditingkatkan, Medi meminta Pemda Konut mengatasi kendala lahan yang dinilai bisa memperlambat pembangunan huntara di titik pembangunan desa lainnya.

"Untuk itu guna percepatan pembangunan huntara di desa lain, Pemkab Konawe Utara harus segera mempercepat penyediaan lahan. Kalau Pemda bisa menyediakan lahan lebih cepat, ya kita bisa lebih cepat kerjakan," katanya lagi.

Menanggapi hal ini, Ruksamin, Bupati Konawe Utara mengungkapkan, penyediaan lahan sebagai lokasi hunian baru warga terdampak banjir bandang di Konut bukan sebuah hal yang sederhana. Untuk menyediakan lahan tersebut, pihaknya juga harus berkoordinasi dengan pihak lain dan mengikuti aturan yang ada.

"Kendalanya yang pertama adalah aturan. Saya harus hati-hati. yang pertama bagaimana pengadaannya (Huntara) ini harus koordinasi dengan pusat. Ini pengadaan pusat semua," ungkap dia.

"Lalu dalam pengadaan lahan kita juga harus super hati-hati. Pertama pengadaan tanah. Ini lahan ini kita pinjam dulu untuk huntara, setelah itu baru dibicarakan pembebasan untuk hunian tetap (huntap). Setelah itu masih ada proses lainnya, seperti pemilihan alat. Untuk mendatangkan alat-alat (alat berat) ke sini itu luar biasa, butuh proses dan tidak mudah,” jelas Ruksamin di kesempatan yang sama.

Kendati demikian, Ruksamin membandingkan, proses pembangunan huntara di Konut terbilang lebih cepat bila dibandingkan wilayah lainnya di Sulawesi yang terdampak bencana.

"Kalau mau bandingkan, kita jauh lebih cepat dibandingkan daerah lain yang terkena bencana, masih ada Palu dan lainnya," tuturnya lagi.

Bangun 41 Unit Hunian Sementara

Sementara itu, Project Manajer PT Tatalogam Lestari, Krisna menyatakan, untuk pembangunan Huntara di Konut menjelaskan, pihaknya diminta BNPB untuk membangun 841 unit Huntara untuk korban banjir bandang di Konut. Pembangunan huntara di 10 titik yang tersebar di Konut ini sendiri ditargetkan rampung pada bulan Mei 2020.

Sejak pembangunan dimulai September silam, pihaknya sudah berhasil membangun 300 unit Huntara. Di Desa Puusuli, 90 unit huntara yang diperuntukkan bagi 90 KK yang terdampak banjir bandang seluruhnya telah selesai dibangun. Sementara itu, di Desa Puuwonua, Kecamatan Dadowiya, baru 140 unit huntara yang sudah selesai dibangun dari target sebanyak 297 unit.

Di desa lain seperti Tapuwatu yang seluruh rumah di wilayah itu hanyut, pihaknya sudah membangun 70 unit huntara.

"Untuk Desa Tapuwatu dan Walalindu total ada 120 KK yang akan dibangunkan huntara. Untuk Walalindu ada 35 KK, sisanya untuk Tapuwatu. Di 2 tempat itu sudah terbangun 70 unit," terang Khrisna di lokasi yang sama.

PT Tatalogam Lestari bersama BNPB dan BPBD Konut sendiri terus berupaya untuk mempercepat pembangunan huntara agar masyarakat korban banjir bisa segera mendapatkan tempat tinggal yang layak. Meski proses pembangunannya cepat, namun kekuatan huntara tetap diutamakan.

"BNPB minta bangun huntara dengan Domus karena di lapangan sudah terbukti. Di lokasi bencana lain, Domus 100 persen ditempati pengungsi korban bencana, karena kualitasnya yang bagus, cepat, dan yang paling penting adalah konstruksi saling mengikat sehingga saat gempa bangunan tidak gerak," tutup Krisna.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Warga Bawean Terdampak Gempa Membutuhkan Bantuan untuk Bertahan Hidup
Warga Bawean Terdampak Gempa Membutuhkan Bantuan untuk Bertahan Hidup

Gempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Pembangunan Jalan dan Jembatan Terdampak Banjir Sumbar Segera Diselesaikan
Jokowi Minta Pembangunan Jalan dan Jembatan Terdampak Banjir Sumbar Segera Diselesaikan

Menurut dia, pemerintah daerah Sumatera Barat telah menyiapkan lahan untuk relokasi warga.

Baca Selengkapnya
46 Rumah Hilang Akibat Abrasi Sungai Konaweha, Warga Gotong Royong Bikin Tanggul
46 Rumah Hilang Akibat Abrasi Sungai Konaweha, Warga Gotong Royong Bikin Tanggul

Satu rumah diperkirakan kerugiannya kurang lebih Rp100 juta.

Baca Selengkapnya
Cerita Korban Banjir Luwu Jalan Kaki 6 Jam ke Pengungsian Setelah Desanya Terisolasi Lima Hari
Cerita Korban Banjir Luwu Jalan Kaki 6 Jam ke Pengungsian Setelah Desanya Terisolasi Lima Hari

Sebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.

Baca Selengkapnya
Potret Miris Kekeringan di Ponorogo, Ratusan Warga Tempuh 2 KM ke Tengah Hutan Demi Sumber Air Satu-satunya
Potret Miris Kekeringan di Ponorogo, Ratusan Warga Tempuh 2 KM ke Tengah Hutan Demi Sumber Air Satu-satunya

Jumlah desa di Kabupaten Ponorogo yang mengalami kekeringan akibat kemarau panjang bertambah banyak

Baca Selengkapnya
Pramono Anung Ingin Sulap Kantor Kecamatan di Jakarta Jadi Hunian
Pramono Anung Ingin Sulap Kantor Kecamatan di Jakarta Jadi Hunian

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung kembali menyatakan bahwa kendala utama bagi warga memiliki rumah adalah mahalnya pembebasan lahan.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Gempa Bawean Mulai Terserang Penyakit
Pengungsi Gempa Bawean Mulai Terserang Penyakit

Berbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.

Baca Selengkapnya
Cegah Banjir Cipinang Raya, Pramono-Rano Bakal Naturalisasi 34 Lahan
Cegah Banjir Cipinang Raya, Pramono-Rano Bakal Naturalisasi 34 Lahan

Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung menjelaskan ada dua titik yang perlu dibereskan untuk mengurangi resiko banjir yang berada di wilayah Cipinang Melayu.

Baca Selengkapnya
Tak Layak Jadi Tempat Tinggal, Menko PMK Minta Korban Tanah Longsor Tana Toraja Direlokasi
Tak Layak Jadi Tempat Tinggal, Menko PMK Minta Korban Tanah Longsor Tana Toraja Direlokasi

Muhadjir menyebut lokasi tanah longsor tidak layak menjadi tempat tinggal

Baca Selengkapnya
Program Cerdas Menteri Andi Amran Berhasil Selamatkan Pertanaman Padi di Indramayu
Program Cerdas Menteri Andi Amran Berhasil Selamatkan Pertanaman Padi di Indramayu

Kementan meninjau secara langsung area persawahan di dua Kecamatan Kabupaten Indramayu yang mengalami Kekeringan parah.

Baca Selengkapnya
Kebakaran Gunung Merbabu, 5 Desa di Boyolali dan Ungaran Terdampak
Kebakaran Gunung Merbabu, 5 Desa di Boyolali dan Ungaran Terdampak

Gunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).

Baca Selengkapnya
Jokowi Perintahkan Relokasi Rumah Korban Banjir di Sumbar Segera Dimulai
Jokowi Perintahkan Relokasi Rumah Korban Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.

Baca Selengkapnya