Kunci sukses mahasiswa Malang bisnis Thai Tea hingga beromzet Rp 65 juta per bulan
Merdeka.com - Tiga mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muammadiyah Malang (UMM) sukses mengembangkan bisnis minuman Thai Tea dengan merek Kaw Kaw di Malang. Bisnis tersebut kini mampu meraup omzet hingga puluhan juta Rupiah per bulan.
Ketiga mahasiswa itu adalah Ade Damar Kusuma, Galang Yudhamara, dan M Andik Ikhsan Setiawan. Ketiganya tidak hanya sukses di bangku perkuliahan tetapi juga berhasil dalam dunia bisnis.
"Untuk merengkuh hasil dalam bisnis yang kami geluti ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kami pernah mencoba bisnis minuman jus buah, namun mengalami kegagalan karena faktor perubahan musim yang tidak terprediksi, usaha kami rugi bahkan belum sempat berkembang," kata Ade Damar Kusuma seperti dikutip dari Antara di Malang, Jawa Timur, Selasa (25/9).
-
Dari mana resep-resep ini didapat? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (7/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Mengapa resep minuman kekinian ini menguntungkan? Menjalankan usaha minuman yang sedang populer bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
-
Bagaimana tradisi minum teh menjadi populer? Ia pun meminta teh, roti, dan butter di sore hari sambil menunggu makan malam. Lama kelamaan, kebiasaan ini nggak dilakukan sendirian. Ia mengundang teman-temannya untuk menikmati teh di kediamannya, yaitu di Wobburn Abbey.
-
Bagaimana proses pembuatan teh tarik? Varian teh baru ini juga melahirkan proses pembuatan unik yang membuatnya semakin menarik. Teh yang sudah direbus dan disaring, selanjutnya ditempatkan dalam cangkir timah. Teh ini kemudian dipindahkan ke cangkir lainnya dengan cara dituang dari ketinggian sekitar 1 meter ke dalam cangkir lainnya. Teknik ini membuatnya terlihat seperti sedang 'menarik' teh!
-
Siapa yang membuat teh tarik pertama kali? Dilansir dari Dewan Perpustakaan Nasional Singapura, minuman ini pertama kali muncul di Malaysia dan dibuat oleh imigran muslim keturunan India.
-
Mengapa teh tarik menjadi populer? Keunikan yang Jadi Favorit Kemunculan teh tarik di masa itu ternyata mengundang banyak orang untuk melihat langsung proses pembuatannya yang unik. Rasanya yang lezat juga membuat teh tarik langsung populer dan disukai banyak orang.
Dia menerangkan, tahun lalu, dia dan kedua rekannya mencoba jus buah namun mengalami kegagalan. Sebab, saat musim penghujan, buah-buahan cepat busuk. Ketiganya tidak patah arang meski mengalami kegagalan.
Selanjutnya ketiga mahasiswa ini pun mencari peruntungan dengan menjajal jenis minuman yang berbeda. Melihat tren yang sedang berkembang adalah Thai Tea, ketiganya lalu mencoba untuk membuat racikan yang khas. Kurang lebih selama satu bulan, Andik melakukan riset pada bahan-bahan yang digunakan.
Ade mengaku tidak jarang mereka gagal menemukan resep, bahkan terjadi hingga berulang kali. Tidak patah arang, setelah kurang lebih sebulan mencari komposisi yang pas, ketiganya lalu sepakat untuk membuka kios Kaw Kaw Thai Tea.
"Waktu itu masih 'hits' Thai Tea. Kami juga lihat bahan bakunya tidak cepat busuk. Selain itu, juga belum banyak yang menjual di jalanan. Thai Tea kebanyakan di mal. Makanya kami coba jual di tempat-tempat strategis di jalanan," tuturnya.
Telaten terus mengembangkan usahanya, minuman yang dibandrol dengan harga berkisar Rp 10.000-Rp 12.000 per cup itu, saat ini telah memiliki 30 cabang, 10 diantaranya milik sendiri dan 20 lainnya dikelola pihak lain melalui sistem waralaba. Puluhan cabang tersebut tersebar di berbagai kota seperti Malang, Ngawi dan Probolinggo.
Tidak tanggung-tanggung, minuman yang menyediakan empat varian rasa, yakni original, original Milo, green tea, dan green Milo, ini setiap bulannya mampu mengumpulkan omzet hingga Rp 65 juta. "Keunggulan bisnis kami terletak pada produk yang lebih kental, hadir dengan harga mahasiswa dan dijual di jalanan," ujarnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Affan memulai usaha pertamanya dengan berjualan Thai Tea pada tahun 2017.
Baca SelengkapnyaBenny mengaku bahwa produksi tempenya tak terlalu berpengaruh oleh adanya pembatasan mobilitas masyarakat saat pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDia memulai usaha Kue Lumpur Bakar Fayakun terhitung sejak pertengahan bulan Maret 2024, dengan modal sekitar Rp1 juta.
Baca Selengkapnya“Untuk yang ingin memiliki usaha, intinya mulai saja. Karena usaha itu tidak perlu banyak teori"
Baca SelengkapnyaSebelum menjalankan usaha kuliner hanya dari rumah, Dita pernah berjualan jilbab dan memiliki usaha marmer bersama suaminya.
Baca SelengkapnyaSetelah berhasil membuka usaha minuman, Ilham pun memiliki keinginan untuk merambah ke usaha makanan.
Baca SelengkapnyaTak perlu mempersulit diri dengan mencari produk jualan yang rumit, terpenting bagaimana memasarkannya.
Baca SelengkapnyaUntuk pemasaran, Diah melakukan rekrutmen secara daring. Hingga kini, terdapat 100 orang marketing, agen dan reseller Me Time yang dibinanya.
Baca SelengkapnyaSelain memanfaatkan media sosial Instagram, penjualannya banyak terbantu karena testimoni pembeli kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaSetelah satu tahun usaha sambal bakarnya berjalan, modal awal yang Rizal gunakan untuk membuka usaha tersebut telah kembali.
Baca SelengkapnyaMenjalankan usaha minuman yang sedang populer bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
Baca SelengkapnyaMas Udek berhasil menemukan jalannya untuk menggeluti bisnis usaha kopi.
Baca Selengkapnya