Lapangan Sukowati sumbang produksi minyak terbesar, tembus 6.785 barel/hari
Merdeka.com - PT Pertamina EP (PEP), melalui unit usaha Asset 4, mencatat kinerja positif sepanjang semester I 2018. Dari hasil yang didapat, lapangan minyak Sukowati berkontribusi terbesar dalam produksi minyak. Hal ini dampak dari pengoperasian kembali sumur yang sudah mati.
General Manager Pertamina EP Asset 4, Agus Amperianto mengatakan, pada semester 1 2018, produksi gas mencapai 174,87 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 110,03 persen dari proyeksi 2018. Sementara itu, produksi minyak Pertamina EP Asset 4 periode Januari-Juni 2018 mencapai 13.728 barel per hari atau 97,96 persen dari target perusahaan.
Agus mengatakan, kontribusi gas terbesar berasal dari Lapangan Donggi Matindok di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah yakni sebesar 95,13 MMSCFD.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Siapa yang memimpin Pertamina saat ini? Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global.
-
Apa capaian utama Pertamina Hulu Energi di tahun 2024? PHE mencatatkan produksi minyak sebesar 548 ribu barel per hari (MBOPD) & produksi gas 2,86 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) sehingga produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) hingga trimester 1 tahun 2024 yang merupakan konsolidasi dari seluruh anak usaha PHE.
Sedangkan produksi minyak terbesar berasal dari Lapangan Sukowati di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yaitu 6.785 barel per hari atau 107,17 persen dari target perusahaan.
"Alhamdulillah, Sukowati yang baru dikelola secara penuh oleh PEP pada 20 Mei 2018, memberi kontribusi terbesar dari lima 'field' yang ada di bawah PEP Asset 4," ujar Agus di Jakarta, Jumat (13/7).
Produksi Sukowati sebelum terminasi 20 Mei 2018 tercatat 6.598 barel per hari. Sedangkan produksi setelah PEP mengambil alih pengelolaan dari JOB PPEJ status 20 Mei 2018 sampai dengan akhir Juni 2018 sebesar 7.424 barel per hari.
Pada masa puncak produksinya, lanjutnya, produksi minyak dari Lapangan Sukowati pernah mencapai lebih dari 40 ribu barel per hari. "Pasca terminasi, kami berhasil menghidupkan kembali sumur-sumur yang mati" ungkap Agus.
Sukowati Field Manager, Heri Aminanto mengatakan, manajemen telah menyetujui penambahan jumlah alat bor untuk melaksanakan program kerja yang telah disusun, sehingga total menjadi tiga rig yang bekerja di lapangan Sukowati. Harapannya adalah program kerja dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dari target awal.
Field Sukowati juga tengah melakukan kajian subsurface untuk melakukan aplikasi teknologi baru, menggunakan nitrogen pada sejumlah sumur yang diharapkan mendapatkan total tambahan produksi sekitar 450 barel per hari."
Menurut dia, pihaknya juga akan mengaktifkan kembali sumur-sumur mati dengan perkiraan tambahan 400 barel per hari dan kerja ulang (work over) pada lima sumur dengan estimasi tambahan 500 barel per hari serta stimulasi/pengasaman pada tujuh sumur 350 barel per hari.
Program paling strategis dari Field Sukowati adalah melakukan kajian di fasilitas produksi antara lain pemasangan fasilitas produksi awal (early production facility/EPF) di Sukowati PAD A & B untuk sumur natural flowing yang diharapkan mendapatkan 400 barel per hari dan menghemat tekanan reservoir sehingga memperpanjang usia sumur.
Selain itu, Field Sukowati juga akan mengkaji teknologi EOR C02 injeksi terkait adanya produksi C02 di Lapangan Jambaran-Tiung Biru.
Sementara itu, PT Pertamina EP, melalui unit usaha Asset 4 memproyeksikan produksi minyak pada semester II 2018 sebesar 13.980 barel per hari. Sedangkan, produksi gas pada semester II 2018 ditargetkan sebesar 171 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Untuk mencapai target produksi tersebut, General Manager Pertamina EP Asset 4 Agus Amperianto mengatakan bahwa berbagai langkah disiapkan antara lain pengeboran sumur serta reparasi sumur lainnya di Cepu.
Sementara untuk Lapangan Poleng, ada beberapa kegiatan di semester II 2018 yang disiapkan antara lain menjaga kestabilan tekanan sumur serta pemasangan pipa bawah laut (subsea pipeline) untuk mengaktivasi sumur-sumur BW Platform.
Adapun untuk Field Donggi Matindok, PEP Asset 4 berencana membangun fasilitas pendukung di CPP Donggi dan memasang 'future facilities' untuk penanganan kondensat berlebih oleh MGDP dan untuk mengoptimalkan CPP Matindok.
"Field Donggi Matindok juga akan melakukan stimulasi terhadap dua sumur," katanya.
Khusus untuk Field Papua, Agus menegaskan, pada semester II 2018 ada usulan untuk pengiriman minyak mentah Salawati langsung ke Kilang Kasim, Papua. Hal tersebut akan mengurangi biaya pemakaian fasilitas bersama (sharing fasilitas), meminimalkan kehilangan, dan mempercepat minyak menjadi pendapatan.
Selain itu, di Papua juga mempunyai potensi sumur eksplorasi KUW-1 sebagai alternatif sumber gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Klamono atau dijual ke pihak luar. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rekor produksi minyak dan gas tersebut menjadi momentum yang sudah ditunggu-tunggu sekaligus menjadi jawaban atas kekhawatiran produksi migas akan merosot.
Baca SelengkapnyaDibandingkan tahun 2022, realisasi lifting minyak 2023 turun 1 persen.
Baca SelengkapnyaSeiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaPHR mencatat bahwa tren positif kenaikan produksi sudah terlihat sejak akhir Juli 2023.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menargetkan lifting minyak hingga 1 juta barel per hari hingga 2030.
Baca SelengkapnyaDiharapkan produksi minyak mencapai 42.922 barel per hari (BOPD).
Baca SelengkapnyaPengeboran sumur Tedong (TDG)-001 merupakan rangkaian pengeboran di frontier area sekaligus pengembangan ekonomi kawasan Indonesia Timur.
Baca SelengkapnyaSeluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG)
Baca SelengkapnyaCapaian ini sudah melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 181.000 BOPD.
Baca SelengkapnyaTingkat produksi itu dicapai atas keberhasilan sumur pengembangan ST-217 yang berkontribusi sebesar 269 BOPD.
Baca SelengkapnyaPeningkatan produksi minyak dan gas tidak terlepas dari penambahan produksi minyak minyak pertama dari Proyek Banyu Urip Infill Clastic
Baca Selengkapnya