LPS catat dana pihak ketiga menurun, ini sebabnya
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mencatat adanya penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disimpan di perbankan, yakni dana yang disimpan oleh sektor lembaga keuangan non bank dan perusahaan.
"Yang menurun adalah simpanan yang dimiliki oleh lembaga keuangan non bank dan perusahaan-perusahaan," kata Halim di kantornya, Rabu (18/7).
Untuk itu, LPS akan melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab menurunnya DPK tersebut. "Kami meneliti apa yang terjadi. Dugaan kita mungkin mereka sedang membiayai proyek-proyeknya sehingga mereka mengambilnya untuk kegiatan ekonomi. Semoga prediksi ini benar," ujarnya.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
DPK itu apa? DPK adalah singkatan dari Daftar Pemilih Khusus.
-
Bagaimana cara LPS menjamin simpanan nasabah di atas Rp2 miliar? Sedangkan jumlah simpanan di atas Rp2 miliar akan diselesaikan oleh Tim Likuidasi berdasarkan hasil likuidasi kekayaan bank.
-
Apa itu LPK? Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) merupakan institusi pendidikan non-formal yang berfokus pada penyediaan pelatihan guna meningkatkan keterampilan kerja masyarakat.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Siapa yang menjamin dana deposito? Deposito merupakan salah satu pilihan investasi yang aman dengan risiko yang rendah. Bunga yang ditawarkan lebih tinggi dari tabungan biasa, serta dana yang ditempatkan dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) maksimal sebesar Rp2 miliar.
Halim pun memperkirakan penurunan DPK juga dipengaruhi oleh defisitnya neraca perdagangan beberapa bulan terakhir sebelum Juni 2018. "Neraca perdagangan defisit karena impornya tinggi. Jadi mungkin pengeluaran itu karena untuk kegiatan-kegiatan yang produktif," imbuhnya.
Meski terjadi penurunan, namun simpanan yang dilakukan oleh individual tidak banyak berubah termasuk yang di atas 2 miliar. "Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat secara umum terhadap kestabilan dan keamanan dari simpanan mereka di sistem perbankan Indonesia tetap baik," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2024 menurun.
Baca SelengkapnyaNasabah diminta tidak perlu ragu untuk menyimpan uangnya di perbankan karena dijamin LPS.
Baca SelengkapnyaULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,4 persen (yoy)
Baca SelengkapnyaLPS melihat tren penurunan pada tabungan di atas Rp5 miliar. Setelah sebelumnya mencatatkan pertumbuhan 7,69 persen, kini terus turun.
Baca SelengkapnyaPurbaya menilai, jika OJK melakukan pemangkasan dari 1.500 BPR menjadi 1.000 BPR dalam waktu serentak, dia lebih mengkhawatirkan pihak OJK.
Baca SelengkapnyaAngka ini turun dibandingkan ULN akhir Juli 2023 sebesar USD397,1 miliar.
Baca SelengkapnyaPembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPII Indonesia mencatat kewajiban neto USD247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I-2024 sebesar USD253,9 miliar.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnya