Masyarakat sayangkan langkah Pertamina yang 'diam-diam' naikkan harga Pertamax
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) telah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non sunsidi jenis Pertamax pada Minggu (1/7). Harga Pertamax naik Rp 600 menjadi Rp 9.500 per liter. Kemudian harga Pertamax Turbo naik Rp 600 menjadi Rp 10.700 per liter. Sedangkan harga Pertamina Dex naik Rp 500 menjadi Rp 10.500 per liter dan harga Dexlite naik Rp 900 menjadi Rp 9.000 per liter.
Merespon itu, sejumlah masyarakat khususnya pengendara roda dua yang menggunakan bahan bakar jenis Pertamax tersebut menuai berbagai komentar. Seperti halnya salah satu mahasiswa asal Bekasi, Firly.
Dia mengatakan, secara umum kebijakan pemerintah dalam menaikan harga BBM non subsidi akan berimbas kepada kenaikan jenis kebutuhan pokok lainnya. Dengan demikian, dikatakan dia, hal tersebut akan dapat merugikan masyarakat.
-
Kenapa harga Pertamax diusulkan naik? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
-
Apa yang menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax? Faktor lainnya yang bisa menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax Series yaitu anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sudah tembus di level Rp16.000. 'Kurs sudah bergerak sekitar 5 persen makanya Pertamina layak menaikkan harga BBM non subsidi. Yang penting kenaikan tersebut tidak memberatkan masyarakat,' kata Tauhid dilansir dari Antara, Minggu (28/7).
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
"Setiap ada kebijakan tentang kenaikan harga bahan bakar itu jelas bakal merugikan masyarakat karena bahan bakar ini merupakan kebutuhan yang sangat sentral gitu. Kalau bahan bakar naik secara keseluruhan pasti naik," ungkapnya kepada merdeka.com, Selasa (2/7).
Dirinya pun mempertanyakan, alasan pemerintah dalam menaikan harga jenis Pertamax tersebut. "Kenaikan ini juga akan berdampak dengan daya beli masyarakat secara keseluruhan jadi kurang sepakat aja. Dasarnya apa menaikan harga bahan bakar gitu? Karena kita tak tahu dasarnya," ujarnya.
Pengendara motor lainnya, Iqbal juga menyayangkan keputusan pemerintah yang telah menaikan harga BBM jenis Pertamax. Menurut dia pemerintah terkesan secara diam-diam menaikan harga tersebut. Meski tidak menjadi masalah pada dirinya, namun seharusnya pemerintah perlu memperluas sosialisasi kepada masyarakat akan informasi terkait dengan hal ini.
"Saya pakai Pertamax, tapi kalau memang harus naik dan masih wajar si tak masalah. Tapi beberapa waktu selalu begini, harga tiba-tiba aja tak ada kabarnya naik," imbuhnya.
Sementara itu, pengendara lainnya Rizki Salosa juga menyatakan keberatan atas kenaikan harga BBM jenis Pertamax. Tidak menutup kemungkinan dirinya juga akan beralih menggunakan jenis Pertalite.
"Kalau menurut saya sih sebagai masyarakat sedikit keberatan. Jika Pertamax dinaikkan harganya merugikan masyarakat dan saya mungkin beralih ke Pertalite," imbuhnya
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) angkat bicara terkait dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi. Pertamina menilai kenaikan itu menyesuaikan BBM, khususnya Pertamax Series dan Dex Series, per 1 Juli 2018. Keputusan tersebut mengikuti kondisi harga minyak dunia.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, penyesuaian harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex, merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik. Saat ini harga minyak dunia rata-rata mencapai USD 75 per barel.
"Bahan baku BBM adalah minyak mentah, tentunya ketika harga minyak dunia naik akan diikuti dengan kenakan harga BBM," kata Adiatma.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyesuaian harga BBM Non Subsidi Pertamina Patra Niaga mengacu pada tren harga rata-rata publikasi minyak dunia atau ICP dan nilai tukar Rupiah terhadap USD.
Baca SelengkapnyaPertamina ikut melakukan penyesuaian harga pada BBM non subsidi yang terdiri dari BBM gasoline, Pertamax Turbo dan Pertamax Green 95.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaSaat ini, harga jual Pertamax series jauh di bawah BBM SPBU swasta,
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia saat ini tengah melambung akibat ketegangan geopolitik dunia
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM per 1 Oktober 2023, ini rinciannya.
Baca SelengkapnyaPertamina mengklaim kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi selalu mempertimbangkan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM non subsidi per hari ini.
Baca SelengkapnyaHarga BBM Pertamax atau Ron 92 kini dibanderol Rp13.300 per liter dari sebelumnya Rp12.400 per liter.
Baca SelengkapnyaHarga BBM Non-subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.
Baca SelengkapnyaPer 1 September 2023 semua BBM non subsidi mengalami kenaikan.
Baca Selengkapnya