Menengok Desa Kutuh, Desa Mandiri Berpendapatan Miliaran Rupiah
Merdeka.com - Ada yang berbeda dari satu desa di Badung Selatan, Bali. Desa ini dikenal sebagai desa mandiri, sampai Presiden Joko Widodo bertandang dan memuji prestasinya.
Ternyata, desa yang memiliki dua pemimpin ini berhasil meraup cuan hingga Rp 14,5 miliar dengan pendapatan total Rp 50 miliar per tahunnya. Ya, inilah Desa Kutuh, desa yang berhasil menyabet juara 1 regional dua karena dinilai bisa memanfaatkan dana desa dengan sempurna.
Keberhasilan itu terlihat dari sistem pengelolaan desa yang rapi dan apik. Kepala desa adat Kutuh, I Made Wena menyatakan, desa sekarang harus bisa mengeksplor kelebihan dan keunikan sendiri supaya bisa membawa kemajuan ekonomi.
-
Bagaimana cara mengartikan pepatah Jawa 'Desa mawa cara, negara mawa tata'? 'Desa mawa cara, negara mawa tata'. (Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda)
-
Bagaimana mengembangkan Desa Mekar Rahayu? 'Saat ini kami telah menyusun dan melengkapi eviden sebagai syarat pemenuhan desa wisata di antaranya terkait kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah dari PUTR dan mitigasi bencana dari BPBD,' tambah Asep.
-
Bagaimana cara Bupati Ipuk menggali potensi di desa? Di setiap program Bunga Desa, Ipuk getol menggali berbagai potensi di desa tersebut untuk didukung dan dikembangkan.
-
Apa yang dilakukan Desa Sambak untuk menjadi desa brilian? Desa Sambak yang masuk ke dalam daftar Desa BRIlian kemudian diberikan pendampingan langsung dari Unpad dan BRI. Pendampingan ini dimanfaatkan Desa Sambak untuk mengembangkan potensi, mencari solusi terbaik untuk permasalahan-permasalahan dan tantangan yang ada.
-
Bagaimana desa mengembangkan wisata pertanian? Pengembangan ini didukung dari pembuatan fasilitas 'greenhouse' dari komunitas peduli lingkungan. Selain itu ada pula pengembangan wisata edukasi peternakan kambing dan sapi. Kasi Kesejahteraan Kelurahan Sriharjo, Gotro Raharjo mengatakan, pengembangan wisata edukasi ini rencananya akan melibatkan generasi muda karang taruna setempat.
-
Bagaimana Desa Sukojati mengelola keuangannya? 'Misalnya dalam pembayaran pajak, kami tidak selalu tepat waktu. Intinya dari sisi pengalokasian, belanja, hingga penatausahaannya kami selalu berusaha tepat waktu,' kata Untung.
"Pembangunan itu berbasis masyarakat. Jadi desa bukan objek, tapi desa adalah subjek pembangunan. Desa harus pandai mengeksplor diri sendiri. Kita tidak bisa bergantung pada orang lain," paparnya dalam Workshop Media Training Bank Mandiri di Bali, Kamis (14/9).
Hingga saat ini, Desa Kutuh sudah memiliki 9 unit usaha di antaranya Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Kawasan Wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Area Paragliding dengan tarif USD 100 per 20 menit, seni budaya Kecak, Unit Barang jasa, Unit Piranti Yatna (keagamaan), Unit Transportasi dan Unit Jasa Konstruksi.
Ada pula 3 unit layanan desa yang dikembangkan, yaitu Layanan panyukerta desa adat, Layanan kesehatan dan asuransi, dan Layanan wisata edukasi.
Sebagian besar pendapatan Desa Kutuh berasal dari pemanfaatan destinasi wisata. Paragliding jadi primadona bagi para wisman, ditambah pengelolaan Pantai Pandawa yang semakin ramai dari hari ke hari. Bahkan ke depannya, desa ini bakal memanfaatkan lahan desa menjadi lapangan sepak bola bertaraf internasional.
"Saat ini lapangan sedang diperbaiki pakai dana masyarakat di LPD Rp 5 miliar dan dana desa Rp 900 juta," ujarnya.
Dengan pengembangan yang semakin baik, diperkirakan Desa Kutuh memiliki aset senilai Rp 125 miliar. Tentu, nilainya akan semakin membesar waktu demi waktu.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
Punya Dua Pimpinan
Ada hal unik lain di Desa Kutuh ini. Desa ini memiliki 2 pemimpin yang beriringan membangun desa, yaitu Kepala Desa dan Kepala Desa Adat.
Nyatanya, dualitas kepemimpinan ini malah bikin Desa Kutuh jadi desa mandiri dengan pendapatan hingga Rp 50 miliar per tahunnya. Di tangan dingin I Made Wena, Kepala Desa Adat Kutuh dan I Wayan Purja, Kepala Desa Kutuh, desa ini berhasil memukau Presiden Joko Widodo sewaktu bertandang ke sana.
"Kami berbagi tugas. Saya mengurus masyarakat adatnya, Kepala Desa mengurus administrasinya. Kita berjalan beriringan, menyelaraskan program terbaik baik dari sisi masyarakat adat maupun administrasinya," ungkap I Made Wena di Desa Kutuh, Bali, Kamis (12/9).
Di Bali khususnya Desa Kutuh, masyarakat adat punya peran penting dalam kemajuan desa itu sendiri. Seluruh aset baik tanah maupun bangunan dimiliki oleh masyarakat adat dan bersertifikasi.
Oleh karenanya, alih-alih mengambil lahan untuk desa, dua pemimpin Desa Kutuh ini lebih memilih memanfaatkan aset masyarakat, mengajak masyarakat untuk ikut berbisnis dan mengembangkan desa.
Perwujudannya adalah dengan menerapkan model usaha Badan Usaha Milik Masyarakat Adat atau BUMDA. Salah satu unit usaha Desa Kutuh, Wisata Paragliding, dikelola dengan BUMDA.
"Kami tidak mengeluarkan modal uang sama sekali. Warga punya tanahnya, parasutnya dan kita tinggal mengadakan pelatihan dan menawarkannya pada wisatawan," tambahnya.
Dualitas kepemimpinan ini, kata I Wayan Purja, terbukti bisa mempercepat pembangunan desa. "Dualitas kepemimpinan ini sebagai upaya percepatan pembangunan desa. Kita eksplor, dari sisi adat mana yang bisa dimanfaatkan, dari sisi administratif mana yang bisa dimanfaatkan. Jadi cepat," tuturnya.
Karena inovatif, dualitas kepemimpinan ini juga mulai diterapkan beberapa bagian pemerintahan di Bali. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah desa ini punya pabrik beras hingga alat pertanian untuk mendukung aktivitas bertani warganya
Baca SelengkapnyaKepala Desa Ponggok Junaedi Mulyono berhasil mengubah kawasan ini menjadi desa wisata.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mengalokasikan tambahan Dana Desa tahun 2023 sebesar Rp2 triliun untuk Desa yang berprestasi dalam mengelola Dana Desa.
Baca SelengkapnyaPemerintah juga telah menganggarkan dana desa hingga Rp70 Triliun pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaHarapan Anies agar desa menjadi lebih mandiri demi mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
Baca SelengkapnyaPembangunan menggunakan dana desa sudah membuat jalan desa mencapai 350 ribu kilometer.
Baca SelengkapnyaDari catatan BRI hingga akhir 2023, terdapat 3.178 desa yang telah mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN.
Baca SelengkapnyaPenghargaan ini menjadi wujud pengakuan dan penghargaan atas pencapaian yang telah berhasil dilakukan oleh desa.
Baca SelengkapnyaMendagri menegaskan, penguatan desa perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya urbanisasi.
Baca SelengkapnyaKasmidi berharap, ajang penghargaan Merdeka Awards terus digiatkan guna memotivasi pelaku pariwisata.
Baca SelengkapnyaPenghargaan diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.
Baca SelengkapnyaDulu desa ini miliki pendapatan Bumdes capai 4 miliar/tahun, kini dikabarkan memiliki utang capai Rp 9 M lebih.
Baca Selengkapnya