Menkop Teten Harap Penyerapan Dana PEN Bisa 100 Persen Sebelum September 2020
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki, mengatakan penyerapan anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp124 triliun untuk relaksasi pembiayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) belum terserap 100 persen.
"Banyak UMKM yang terdampak karena adanya social distance PSBB jadi banyak UMKM yang kehilangan usaha dan tidak sanggup membayar cicilan. Nah ini yang jadi prioritas kami lewat program pemulihan ekonomi nasional," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (15/7).
Dari anggaran Rp124 Triliun yang sampai saat ini pihaknya telah menyalurkan sekitar 24 persen dan target di bulan Juli mencapai 50 persen. "Sedangkan untuk target PEN ini kan sampai September maka target kita sebelum September sudah 100 persen tersalurkan semuanya," jelasnya.
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
-
Siapa yang mendapat bantuan modal UMKM? Mereka adalah mayoritas pedagang kecil yang mendapatkan modal bantuan Rp500 per orang. Beberapa pelaku UMKM yang mendapatkan bantuan antara lain adalah pedagang gorengan, nasi uduk, minuman, jajanan anak-anak dan para pemilik warung kecil di pinggir jalan.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Apa masalah TEMU dengan UMKM? Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
-
Bagaimana Mendag Zulkifli Hasan mendorong UMKM? “UMKM juga harus ikut berjualan secara digital melalui lokapasar (marketplace). Dengan begitu, pasar untuk produk-produk mereka tidak hanya berada di satu kota, namun dilihat oleh seluruh dunia. Jangkauannya jadi tidak terbatas,“ papar Mendag Zulkifli Hasan.
-
Mengapa Kemendag fokus pada UMKM? “Pertemuan AEM-Plus Three menyoroti perkembangan implementasi Kerja Sama Ekonomi ASEAN Plus Three (APT) 2023--2024 dan laporan akhir Proyek Riset APT untuk menjembatani kesenjangan digital pada UMKM.
Dia menjelaskan, program PEN terbagi menjadi 3 penyaluran. Pertama, insentif pajak PPh final UMKM ditargetkan mampu menyerap Rp2,4 triliun, namun realisasinya baru 8,3 persen yakni 192 ribu wajib pajak yang sudah memanfaatkan insentif pajak tersebut.
Kedua, relaksasi dan restrukturisasi kredit ditargetkan Rp114,06 triliun, di antaranya subsidi bunga KUR target Rp4,967 triliun realisasinya baru 0,26 persen; subsidi bunga non KUR Rp30,313 triliun realisasinya masih nol; dan penempatan dana untuk restrukturisasi UMKM targetnya Rp78,78 triliun realisasinya 38 persen.
Ketiga, perluasan modal kerja UMKM Rp7 triliun, di antaranya penjaminan modal kerja untuk UMKM sebesar Rp6 triliun realisasinya masih nol. Sementara, untuk pembiayaan investasi kepada koperasi melalui LPDB baru mencapai 24 persen.
"Program restrukturisasinya yang menjadi mitra kami ada 40 koperasi yang melalui LPDB sudah 100 persen, pembiayaan modal kerja baru yang baru terserap 24 persen. Itu juga sangat tergantung pada koperasinya, dalam banyak kasus karena koperasi juga anggota-anggota yang usahanya terganggu, ketika kami menawarkan top up permodalan baru mereka banyak yang tidak mau," katanya.
Demikian, Teten menegaskan sebenarnya tugas Kementerian Koperasi dan UKM di tengah pandemi covid-19 ini lebih pada sosial ekonominya, karena banyak UMKM yang terdampak karena PSBB. Lalu, banyak UMKM yang kehilangan kesempatan usaha.
"Mereka tidak sanggup lagi membayar cicilan, ini yang menjadi prioritas kami, kita coba dampingi diawal bagaimana mereka melakukan adaptasi bisnis dan inovasi produk, yang disesuaikan dengan permintaan market pasca pandemi covid-19," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekitar 30 juta UMKM belum mengakses pembiayaan perbankan.
Baca SelengkapnyaTarget penyaluran kredit perbankan UMKM hingga 30 persen sulit tercapai karena berbagai faktor. Sebab, ekspansi bisnis UMKM kini tengah melemah.
Baca SelengkapnyaPotensi ini mengacu pada potensi dari masing-masing sektor, mulai dari belanja pemerintahan hingga BUMN.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten memastikan tarif pajak UMKM 0,5 persen tetap berlaku hingga 2024.
Baca SelengkapnyaTeten mengakui masih ada kendala yang dihadapi para pelaku usaha mikro untuk tumbuh.
Baca SelengkapnyaPenyaluran KUR tersebut masih sangat rendah dan jauh dari target yang ditetapkan dalam APBN 2023 sebesar Rp297 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca SelengkapnyaOperasional dan ekosistem kelembagaan koperasi sudah lama tidak dibenahi, meskipun koperasi dianggap sebagai pilar perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy) di Kuartal III-2023.
Baca SelengkapnyaSkema Pembiayaan Ini Bisa Dilakukan Agar Produksi UMKM Meningkat
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mendata UMKM untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan UMKM yang tepat sasaran dan efektif.
Baca SelengkapnyaUMKM masih menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya