Menteri Susi berambisi RI jadi pengekspor produk salmon ke Jepang
Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta perusahaan-perusahaan asal Norwegia dapat berinvestasi mendirikan industri pengolahan ikan salmon di Indonesia. Selama ini ikan salmon tak ada di Indonesia sehingga dalam memenuhi permintaan dalam negeri harus impor dari Norwegia.
Menteri Susi mengungkapkan, selama ini, perusahaan pengolahan salmon asal Norwegia justru berinvestasi di negara tetangga seperti Vietnam dan Kamboja.
"Mereka nanti bawa mesin-mesin ke sini, orang kita yang kerjakan," ujarnya di Jakarta, Selasa (24/11).
-
Kenapa susu ikan dipertimbangkan? Sembari melakukan hal tersebut, akan pula dikembangkan susu ikan ini untuk menjadi alternatif susu sapi dari program makan siang yang dijalankan.
-
Bagaimana cara mendapatkan asupan protein dari ikan selain susu? 'Sebenarnya produk ekstrak ikan sudah ada dalam bentuk lain selain minuman, misalnya kapsul ikan, ekstrak ikan, tepung ikan, yang biasanya bisa diberikan pada orang yang membutuhkan asupan protein lebih, misalnya orang dengan status gizi kurang atau orang dengan penyakit infeksi yang kebutuhan proteinnya meningkat,' jelasnya.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti tidak menjadikan Pulau Susi sebagai pulau pribadi? Susi merasa itu bukan pulau pribadinya. Untuk itu, dia tidak mengkomersilkam pulau tersebut.
-
Bagaimana KKP dan MSC jamin keberlanjutan ikan konsumsi? Kerja sama kedua pihak dirintis sejak 2019, berhasil mengantarkan 40 unit pengolah ikan (UPI) dan 2 retail telah memiliki sertifikat Standar Rantai Pengawasan MSC atau Chain of Custody.
-
Dari mana asal ikan segar untuk program stunting di Kutai Timur? Salah satu daerah pemasok ikan unggulan adalah Pulau Miang. Desa wisata panghasil Kakap Merah dan Kerapu raksasa.
-
Apa itu 'susu ikan'? 'Susu ikan' yang banyak dibicarakan sebenarnya adalah hidrolisat protein ikan (HPI) yang dapat larut dalam air.
Menurutnya, rencana mendirikan industri olahan ikan salmon dapat memberikan keuntungan di Tanah Air, misalnya produk tersebut bisa diekspor ke Jepang. Dia menambahkan, meski terjadi peningkatan impor salmon, namun hal ini merupakan bahan baku ekspor.
"Salmon kan bukan produk yang kita punya, dan itu untuk re-ekspor," ungkapnya.
Menteri Susi mengungkapkan permasalahan rencana ini terdapat pada proses izin masuk ikan salmon. Dia berjanji akan berkoordinasi untuk memperbaiki aturan tersebut.
"Ikan salmon baru bisa mendapat izin masuk setelah 3 hari, padahal industri pengolahan butuh cepat. Hal inilah yang menyebabkan Norwegia dan negara-negara lainnya masih belum mau mendirikan pabrik pengolahan ikan salmon di Indonesia," tutup dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak pihak menilai, pengolahan ikan menjadi susu tidak tepat.
Baca SelengkapnyaPembangunan pabrik susu ikan tidak memerlukan anggaran yang sangat besar, cukup Rp20 miliar untuk mendirikan satu pabrik.
Baca SelengkapnyaDia berjanji akan memberikan insentif bagi investor yang berminat tanam modal di sektor perikanan dan kelautan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 4 kontainer ikan tuna kaleng dengan nilai kontrak sebesar 10 juta USD diberangkatkan dari Banyuwangi menuju Kanada.
Baca SelengkapnyaSalah satu kelebihan susu ikan adalah kandungan asam lemak omega-3.
Baca SelengkapnyaKebutuhan pasar ekspor bisa dipenuhi secara kontinu karena stok petai masih cukup melimpah.
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono mengajak Turki untuk pengembangan budidaya ikan Tuna di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut Menperin, Jerman merupakan salah satu negara yang cukup sulit ditembus untuk barang-barang ekspor nasional, terutama produk makanan.
Baca SelengkapnyaSetiap tahunnya lebih dari 300 juta ekor benur mengalir secara ilegal dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaLobi-lobi diplomasi akhirnya menghasilkan kerja sama kelautan dan perikanan antara Indonesia dan Vietnam yang telah ditandatangani beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaBRI terus konsisten dalam memberikan dukungan permodalan dan pendampingan usaha kepada pelaku UMKM.
Baca Selengkapnya