Milenial Bakal Sulit Punya Rumah di Ibu Kota Baru
Merdeka.com - Rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara, akan mengancam kaum milenial. Terutama terkait kepemilikan rumah di lokasi ibu kota baru.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan milenial akan terancam tidak bisa memiliki rumah di ibu kota baru. Menurut Bhima, dengan asumsi harga tanah di lokasi ibu kota baru naik 4 kali lipat, maka pengembang akan menawarkan harga yang lebih tinggi dan tidak dapat dijangkau milenial.
"Harga tanah naik berapa di sana? Coba teman-teman main kesana, harga tanah naik empat kali lipat, terus properti mau dijual berapa nanti ke kita-kita. Thesis saya milenial terancam tidak punya rumah kota di Ibu kota baru," kata dia saat ditemui, di Jakarta, Rabu (11/9).
-
Apa faktor yang mempengaruhi harga rumah? Evaluasi cermat terhadap nilai properti yang sebenarnya berdasarkan lokasi, ukuran, dan kondisi dibandingkan dengan harga pasar di sekitarnya sangatlah penting.
-
Kapan harga rumah dan tanah naik? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Apa harga tanah termahal di Indonesia? Tanah kosong di kawasan ini sudah terbilang sangat jarang karena sebagian besar sudah digunakan untuk membangun gedung mewah yang digunakan oleh perusahaan terkenal baik lokal maupun perusahaan global.
-
Kenapa beli rumah jadi berat sekarang? Namun, memiliki rumah saat ini menjadi hal yang berat untuk diraih bagi kebanyakan orang, mengingat harga rumah yang kian meningkat dan suku bunga hipotek yang terus melonjak.
-
Kenapa Indra Bekti dan Aldila jual rumah lama? Jadi itu beberapa alasan Indra Bekti dan Aldelia jual rumah lama meski banyak kenangannya.
-
Di mana harga tanah paling mahal di Indonesia? Wilayah yang berada di sekitar Bundaran HI ini jadi kawasan paling elit dan termahal di Indonesia!
Prediksi Bhima terkait milenial tidak dapat memiliki rumah, diperkuat dengan data lembaga riset yang menyebutkan 15 persen milenial masih tinggal dengan orang tua. Milenial tidak bisa membeli rumah baru, bahkan untuk menyewa kontrakan pun tidak bisa.
"Nanti milenial disuruh kontrak atau KPR di ibu kota baru dengan harga yang lebih mahal, ini akan menjerat generasi ke depannya untuk tidak bisa punya rumah di ibu kota baru," tegas dia.
Karena itu, dia mengharapkan pemerintah dapat memikirkan bagaimana agar generasi millenial yang akan tinggal di ibu kota baru mendapat fasilitas perumahan. "Jangan sampai, ibu kota pindah tapi milenialnya jadi gelandangan di ibu kota," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.
Baca SelengkapnyaAgung Podomoro membangun Kota Podomoro Tenjo untuk menjawab tingginya permintaan konsumen terhadap hunian.
Baca SelengkapnyaPeluang untuk terjun ke sektor bisnis properti sangatlah menjanjikan. Ini karena backlog perumahan di Indonesia masih sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaAdik dari Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengungkap fenomena Gen Z dan millenial yang enggan punya anak.
Baca SelengkapnyaPengadaan lahan, biaya konstruksi, hingga pembiayaan yang dianggap belum optimal, jadi kontribusi tingginya harga rumah.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda usia 18-34 tahun banyak mencari informasi terkait properti di kawasan dekat IKN.
Baca SelengkapnyaApa saja sih plus dan minus dari sewa rumah yang banyak jadi pilihan milenial?
Baca SelengkapnyaUntuk bisa memonetisasi pembangunan infrastruktur supaya menghasilkan income untuk negara, solusinya adalah memperbanyak pembangunan perumahan.
Baca SelengkapnyaAlhasil mereka merasa membeli rumah adalah hal yang paling sulit.
Baca SelengkapnyaSektor perumahan menjadi salah satu sektor yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan menggunakan banyak produk lokal.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat di 2022 baru 60,66 persen rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah yang layak.
Baca SelengkapnyaSejumlah peneliti asing mengkritik rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur.
Baca Selengkapnya