Nilai ekspor Papua anjlok 96 persen karena Freeport tak berproduksi
Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Simon Sapari mengatakan, ekspor Papua pada Februari 2017 turun sebesar 96,25 persen. Hal ini terjadi karena PT Freport Indonesia (PTFI) berhenti beroperasi dan mengakibatkan tidak adanya ekspor bijih tembaga dari Papua.
"Ekspor kita dalam satu bulan ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, artinya kita ketahui Freeport yang selama ini bisa berkontribusi positif untuk pendapatan negara, dalam satu bulan ini turunnya sangat drastis," ujarnya seperti ditulis Antara Jayapura, Kamis (16/3).
Dia mengatakan, penurunan ini disebabkan karena tidak adanya ekspor biji tembaga oleh Freeport, padahal di Januari 2017 kontribusi ekspornya sebesar USD 266,83 juta lalu turun 96,25 persen.
-
Bagaimana Smelter Freeport meningkatkan ekonomi? Sejak itu, ekspor nikel harus diolah dulu. Buktinya, pendapatan negara dari nikel melonjak.
-
Apa manfaat smelter Freeport bagi Indonesia? Menurut dia, beroperasinya smelter PT Freeport ini akan memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia. Dengan hilirasasi ini, negara akan mendapatkan nilai tambah yang besar dari pajak maupun dividen.
-
Siapa eksportir porang asal Bulukumba? “Terima kasih banyak teman-teman dari Bulukumba. Eksportirnya masih muda, umurnya 22 tahun,“ sebutnya.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa yang mendorong peningkatan produksi? Peningkatan permintaan baru menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aktivitas produksi.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
Selama ini, pendapatan ekspor Papua sebagian besar disumbang bijih konsentrat dan tembaga (HS44) yang seluruhnya dihasilkan PTFI. "Jelas ini dampaknya akan membuat deflasi di dalam ekspor bijih tembaga tersebut," katanya.
Simon pun berharap dengan data BPS tersebut, pihak-pihak yang terkait dengan peralihan kontrak karya Freeport menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) bisa segera menyelesaikannya karena dampak negatif dari kekisruhan tersebut sudah mulai nampak.
"Kita memberikan informasi ini agar pihak-pihak yang bertikai bisa mempertimbangkan karena ini mempunyai dampak yang negatif terhadap pendapatan negara. BPS hanya bisa memberikan informasi data dan hal-hal lain yang terkait kebijakan kami serahkan ke negara," ujarnya lagi.
Pada 15 maret 2016, BPS Papua melalui rilisnya mengungkapkan nilai ekspor Papua selama Februari 2017 turun drastis hingga 96,25 persen atau angkanya hanya mencapai USD 9,99 juta.
"Nilai ekspor Papua pada Februari 2017 hanya sebesar USD 9,99 juta atau mengalami penurunan hingga 96,25 persen bila dibandingkan dengan nilainya pada Januari 2017 yang sebesar USD 266,83 juta," ujar Simon.
Dia menjelaskan, penurunan tersebut dikarenakan tidak adanya ekspor konsentrat tembaga dan penurunan nilai ekspor golongan Kayu dan Barang dari Kayu (HS44) sebesar 30,34 persen.
"Dilihat dari jenisnya, ekspor Papua seluruhnya berasal dari barang non migas. Ekspor terbesar berasal dari Pelabuhan Bade senilai USD 3,68 juta," kata dia.
Menurutnya komoditi barang yang diekspor dari golongan Ikan & Hewan Air Lainnya (HS03) adalah berupa ikan dan kepiting, sedangkan komoditi yang mempunyai nilai ekspor terbesar dari golongan Non Migas Lainnya adalah gas oksigen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja ekspor Provinsi Bangka Belitung pada Februari hanya USD18,76 juta atau setara Rp298,42 miliar.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaDua sektor ini jadi biang kerok nilai ekspor Indonesia turun pada bulan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaPenurunan impor non migas disebabkan oleh beberapa komoditas, di antaranya, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca Selengkapnya