OJK: Dampak Negatif Covid-19 ke Perekonomian Belum Bisa Hilang dalam Waktu Dekat
Merdeka.com - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Heru Kristiyana memprediksi dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap perekonomian belum bisa hilang dalam waktu dekat. Apalagi, kasus harian positif Covid-19 sempat melonjak tajam dalam beberapa waktu lalu akibat varian delta yang lebih menular.
"Dan ini tentu cukup memukul kinerja sektor riil, termasuk debitur yang direstrukturisasi akibat Covid-19. Ini menunjukkan dampak Covid-19 terhadap ekonomi belum akan selesai dalam waktu dekat," tegasnya dalam sebuah seminar di Jakarta, Selasa (7/9).
Dia menjelaskan, tanda-tanda masih kuatnya tekanan akibat pandemi Covid-19 terhadap perekonomian nasional ini tercermin dari kembali diterapkannya kebijakan pembatasan sosial oleh pemerintah. Yakni PPKM Jawa-Bali.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa dampak dari kebijakan Kemendag di Pasar Tanah Abang? Kebijakan Kementerian Perdagangan memberi dampak signifikan bagi para pedagang fisik seperti di Tanah Abang ini. 'Selain laris, yang berbelanja sudah mulai ramai. Pembeli memang belum pulih seperti dulu, tetapi wajah penjual sudah mulai tersenyum. Kalau ditanya apakah sudah ada yang belanja, sebagian besar bilang sudah,'
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
Sebab, imbas dari pemberlakuan PPKM itu sedikit banyaknya turut mengganggu proses pemulihan ekonomi nasional. Menyusul, adanya sejumlah penyesuaian dalam berbagai aktivitas sosial maupun ekonomi untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 varian delta yang mudah menular.
"Dan saya sudah cermati beberapa bulan dari PPKM, ini tentu cukup memukul kinerja sektor riil," terangnya.
Maka dari itu, OJK selaku regulator berkomitmen untuk terus membantu perbankan dan nasabah dalam menjaga kelangsungan bisnisnya. Di antaranya dengan memperpanjang relaksasi restrukturisasi kredit hingga 31 Maret 2023 mendatang.
"Kita ingin jaga momentum perbaikan kinerja debitur restrukturisasi Covid-19 dan menjaga stabilitas kinerja perbankan yang masih cukup baik di tengah pandemi Covid-19," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menjelaskan sejumlah kebijakan yang diambil guna menjaga sistem keuangan nasional.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaAHY tidak menginginkan masyarakat tergantung pada bantuan jangka pendek.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnya