Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pembelaan Agus Marto dinilai reaktif naikkan BI Rate

Pembelaan Agus Marto dinilai reaktif naikkan BI Rate Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. ©2013 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Selasa (18/11), Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen. Langkah ini sebagai respons atas kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

Langkah BI tersebut dinilai terlalu gegabah dan reaktif serta dinilai mengorbankan pertumbuhan ekonomi nasional yang hingga kuartal III/2014 menunjukkan tren perlambatan.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, BI terus mengamati perkembangan ekonomi Indonesia secara umum dan melihat dalam kurun waktu 1-2 bulan terakhir ada ekspektasi peningkatan inflasi.

Orang lain juga bertanya?

"Pada saat BBM dinaikkan, tentu kita menyambut baik karena kalau harga BBM dinaikkan, bisa merespon tantangan yang terkait dengan defisit fiskal dan defisit neraca transaksi berjalan," jelas Agus di Kantor Wakil Presiden, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (20/11).

Agus menegaskan, BI memperhatikan target inflasi yang tahun ini ditetapkan sebesar 5,3 persen serta 4,4 persen di tahun depan. Target inflasi tersebut dinilai bisa terdesak oleh akibat kenaikan harga BBM subsidi.

"Ini kalau dibiarkan bisa berkelanjutan. Oleh karena itu BI melihat faktor ekspektasi inflasi ini harus dipatahkan. Ini kalau sudah dipatahkan perlu tindak lanjut pengendalian inflasi oleh pemerintah pusat dan daerah, terkait dengan biaya transportasi, pengendalian harga pangan," papar Agus.

Dengan pertimbangan itu BI mengambil keputusan menaikkan BI rate untuk meyakinkan inflasi akan ada di rentang yang sudah ditargetkan oleh BI yakni 4 plus minus 1 persen di 2015.

"Kita tidak ingin ekspektasi inflasi jadi tekanan yang mengganggu ekonomi kita dan kita mengharapkan juga agar upaya pemerintah dan BI untuk mencapai transaksi berjalan yang lebih sehat, itu bisa diwujudkan," imbuh Agus.

Agus menambahkan, transaksi berjalan yang lebih sehat itu bukan berarti yang positif, tetapi yang penting antara -3 persen sampai -2,5 persen terhadap PDB.

"Yang utama, BI memberikan pesan terkait pentingnya konsistensi menjaga posisi stabilitas ekonomi makro. kita juga memberikan pesan terkait dengan posisi kita moneter yang konsisten," tutup Agus. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Kenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.

Baca Selengkapnya
BI Ancang-Ancang Turunkan Suku Bunga
BI Ancang-Ancang Turunkan Suku Bunga

Saat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya
Ini Usulan Ketua Banggar DPR RI untuk Kebijakan Fiskal 2025
Ini Usulan Ketua Banggar DPR RI untuk Kebijakan Fiskal 2025

Ketua Banggar, Said Abdullah, berharap pemerintah setuju target pertumbuhan tahun depan minimal 5,4 persen.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Dorong Pemerintah Berani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen
Said Abdullah Dorong Pemerintah Berani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen

Strateginya menurut Said adalah konsumsi domestik harus dijaga dengan inflasi yang terjaga rendah.

Baca Selengkapnya
Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024
Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.

Baca Selengkapnya
Mendagri Apresiasi Capaian Inflasi Nasional YoY Oktober 2024 Sebesar 1,71 Persen
Mendagri Apresiasi Capaian Inflasi Nasional YoY Oktober 2024 Sebesar 1,71 Persen

Angka ini masih berada dalam target pemerintah 1,5-3,5 persen. Sementara inflasi bulanan (month-to-month) pada Oktober 2024 sebesar 0,08 persen.

Baca Selengkapnya
Insentif Beli Rumah Diperpanjang, Ekonomi 2024 Bisa Tumbuh 5,1 Persen
Insentif Beli Rumah Diperpanjang, Ekonomi 2024 Bisa Tumbuh 5,1 Persen

Pemerintah terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja APBN, yang secara tren bakal meroket di kuartal IV.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ini Diyakini Bikin Rupiah Menguat di Tahun 2025
Kondisi Ini Diyakini Bikin Rupiah Menguat di Tahun 2025

Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Suntik Likuiditas Perbankan Rp259 Triliun Hingga Oktober 2024
Bank Indonesia Suntik Likuiditas Perbankan Rp259 Triliun Hingga Oktober 2024

Dari angka tersebut disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp120,9 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp110,9 triliun.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan

Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
BI Target Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen Tahun 2024, Perbanas Respons Begini
BI Target Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen Tahun 2024, Perbanas Respons Begini

Tigor mengingatkan penting juga untuk waspada. Sebab, perekonomian global masih dihadapkan dengan ketidakpastian.

Baca Selengkapnya