Pembelaan Agus Marto dinilai reaktif naikkan BI Rate
Merdeka.com - Selasa (18/11), Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen. Langkah ini sebagai respons atas kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Langkah BI tersebut dinilai terlalu gegabah dan reaktif serta dinilai mengorbankan pertumbuhan ekonomi nasional yang hingga kuartal III/2014 menunjukkan tren perlambatan.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, BI terus mengamati perkembangan ekonomi Indonesia secara umum dan melihat dalam kurun waktu 1-2 bulan terakhir ada ekspektasi peningkatan inflasi.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa yang paling penting bagi pemerintah dalam inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Apa target pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy.
-
Kapan BNI Sekuritas akan merevisi target harga BRI? Bahkan valuasi BBRI disebut menarik akibat adanya tren kenaikan suku bunga sehingga pihaknya akan kembali melakukan reviu.
-
Apa target PDB Indonesia dalam 5 tahun? Orang terdekat Prabowo Subianto sekaligus Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Dirgayuza Setiawan, mengungkapkan pemerintahan baru Prabowo Subianto menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia naik menjadi USD35.500 per kapita dalam lima tahun ke depan.
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
"Pada saat BBM dinaikkan, tentu kita menyambut baik karena kalau harga BBM dinaikkan, bisa merespon tantangan yang terkait dengan defisit fiskal dan defisit neraca transaksi berjalan," jelas Agus di Kantor Wakil Presiden, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (20/11).
Agus menegaskan, BI memperhatikan target inflasi yang tahun ini ditetapkan sebesar 5,3 persen serta 4,4 persen di tahun depan. Target inflasi tersebut dinilai bisa terdesak oleh akibat kenaikan harga BBM subsidi.
"Ini kalau dibiarkan bisa berkelanjutan. Oleh karena itu BI melihat faktor ekspektasi inflasi ini harus dipatahkan. Ini kalau sudah dipatahkan perlu tindak lanjut pengendalian inflasi oleh pemerintah pusat dan daerah, terkait dengan biaya transportasi, pengendalian harga pangan," papar Agus.
Dengan pertimbangan itu BI mengambil keputusan menaikkan BI rate untuk meyakinkan inflasi akan ada di rentang yang sudah ditargetkan oleh BI yakni 4 plus minus 1 persen di 2015.
"Kita tidak ingin ekspektasi inflasi jadi tekanan yang mengganggu ekonomi kita dan kita mengharapkan juga agar upaya pemerintah dan BI untuk mencapai transaksi berjalan yang lebih sehat, itu bisa diwujudkan," imbuh Agus.
Agus menambahkan, transaksi berjalan yang lebih sehat itu bukan berarti yang positif, tetapi yang penting antara -3 persen sampai -2,5 persen terhadap PDB.
"Yang utama, BI memberikan pesan terkait pentingnya konsistensi menjaga posisi stabilitas ekonomi makro. kita juga memberikan pesan terkait dengan posisi kita moneter yang konsisten," tutup Agus. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaKetua Banggar, Said Abdullah, berharap pemerintah setuju target pertumbuhan tahun depan minimal 5,4 persen.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaStrateginya menurut Said adalah konsumsi domestik harus dijaga dengan inflasi yang terjaga rendah.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.
Baca SelengkapnyaAngka ini masih berada dalam target pemerintah 1,5-3,5 persen. Sementara inflasi bulanan (month-to-month) pada Oktober 2024 sebesar 0,08 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja APBN, yang secara tren bakal meroket di kuartal IV.
Baca SelengkapnyaPenguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaDari angka tersebut disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp120,9 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp110,9 triliun.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaTigor mengingatkan penting juga untuk waspada. Sebab, perekonomian global masih dihadapkan dengan ketidakpastian.
Baca Selengkapnya