Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peneliti: Pemerintah Perlu Lakukan Kajian Masif untuk Serap Karet Petani

Peneliti: Pemerintah Perlu Lakukan Kajian Masif untuk Serap Karet Petani pohon karet. shutterstock

Merdeka.com - Peneliti Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia, Didiek Hadjar Goenadi menyebut bahwa semua produksi minyak sawit Indonesia tidak cukup untuk menggantikan impor BBM seperti solar. Oleh karena itu, pemerintah diminta mencari bahan baku lain, misalnya karet.

Didiek mengatakan potensi pasar karet Indonesia saat ini menurun 70 persen, salah satunya di industri ban. Selain itu, dilihat dari produktivitasnya, sejak tahun 2017 juga turun 15 persen dikarenakan penyakit gugur daun (pestaloptiopsis).

Selanjutnya juga terjadi over supply yang dilakukan oleh negara konsumen utama seperti negara China, Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa terkait karet. Serta, munculnya produsen negara baru yang menghasilkan karet, yakni Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar. Sehingga diperlukan kebijakan nasional untuk menangani hal itu.

"Perlu kebijakan nasional yang mampu secara masif, dan cepat menyerap hasil panen kebun untuk penuhi kebutuhan domestik," kata Didiek dalam FGD Penerapan Teknologi Bahan Bakar Nabati, di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (20/1).

Dia mengatakan, insentif yang diperlukan adalah program riset unggulan nasional, insentif fiskal, subsidi, dan Badan pengelola dana perkebunan karet alam. "Apapun itu harus dimulai dari riset dulu, dam subsidi ini harus lebih murah dari pada impor subsidi lainnya. Karena jelas kita ingin mengurangi impor karet,

Menurutnya, tidak ada salahnya kalau karet prospek pasarnya disamakan dengan kelapa sawit. "Kita mendorong karet, bagaimana agar menjadi produk unggulan," pungkasnya.

Aspal Ibu Kota Baru Diminta Pakai Karet

Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane mengatakan, dalam menunjang eksistensi karet Indonesia, pemerintah diminta untuk menggunakan karet alam sebagai pembangunan jalan aspal di Ibu Kota baru, Kalimantan. Aziz menerangkan dengan begitu produksi karet alam Indonesia akan berkembang dan petani akan mengalami keuntungan.

"Industri karet di Indonesia sudah banyak, (seperti misalnya digunakan untuk) blok anti gempa, blok-blok untuk pelabuhan, jalan-jalan, nah aspal itu kan semuanya karet," ujarnya di Menara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Jakarta, Senin (20/1).

Aziz berjanji akan membicarakan rencana ini ke pemerintah. "Jadi habis ini, (Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia) kirim surat ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, supaya diadakan tim."

Aziz menambahkan terkait program penanaman kembali (replanting) karet alam dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri petani. "Petani itu, pesimis saja, jadi ini alasan kami, untuk menaikkan gairah dia untuk menanam karet alam ini," kata dia.

Aziz melihat Indonesia harus meningkatkan pengelolaan karet alami untuk keuntungan jangka panjang. "Jangan sampai hanya menghitung keuntungan atau kelemahan dalam jangka waktu yang sebentar," ujarnya.

"Dikhawatirkan, suatu saat kita akan impor karet, penggunaan karet alami, dapat digunakan sebagai bahan bakar. (Dari itu) Petani itu harus yakin, dan harus yakin tentang apa yang dia tanam dan kerjakan itu benar," tambah Aziz.

Reporter: Tira

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini

Kenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Curhatan Petani Palembang dan Lampung ke Ganjar: Harga Karet Hancur dan Pupuk Mahal
Curhatan Petani Palembang dan Lampung ke Ganjar: Harga Karet Hancur dan Pupuk Mahal

"Mereka cerita apa tolong kami pak, karet kami harganya hancur sudah, pupuknya mahal, obat-obatanya mahal," kata Ganjar

Baca Selengkapnya
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini

Kinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.

Baca Selengkapnya
Elegi Petani Padi Jakarta
Elegi Petani Padi Jakarta

Area persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang

Baca Selengkapnya
Ini yang Bakal Terjadi Jika Pemerintah Ngotot Terapkan B50 Sawit
Ini yang Bakal Terjadi Jika Pemerintah Ngotot Terapkan B50 Sawit

Implementasi B50 peluang baik bagi Indonesia, namun memiliki konsekuensi ekonomi yang juga besar.

Baca Selengkapnya
Miris Pendapatan Petani di Indonesia Masih di Bawah UMP, Rata-Rata Rp1 Juta
Miris Pendapatan Petani di Indonesia Masih di Bawah UMP, Rata-Rata Rp1 Juta

Jumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun
Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun

Indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.

Baca Selengkapnya
Ganti Nama, Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit Bakal Fokus Revitalisasi Semua Tanaman
Ganti Nama, Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit Bakal Fokus Revitalisasi Semua Tanaman

Konversi nama untuk guna meningkatkan hasil sektor perkebunan di masing-masing daerah di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya

Peningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.

Baca Selengkapnya
Bertemu Ketua Parlemen Thailand, Mendag Dorong Harga Karet Menguat untuk Bantu Petani
Bertemu Ketua Parlemen Thailand, Mendag Dorong Harga Karet Menguat untuk Bantu Petani

Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua di dunia setelah Thailand dengan pangsa pasar 21,57 persen.

Baca Selengkapnya
Produksi Pangan Turun, Jokowi Ungkap Hasil Panen Indonesia Tertinggal dari Negara Lain
Produksi Pangan Turun, Jokowi Ungkap Hasil Panen Indonesia Tertinggal dari Negara Lain

Jokowi mengungkapkan, riset-riset pangan dan holtikultura di Indonesia sendiri masih tertinggal dengan negara lain.

Baca Selengkapnya