Peneliti: Pengembangan Energi Surya di Indonesia Masih Tertinggal
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Institute For Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, perkembangan energi surya di Indonesia relatif lebih lambat, dibandingkan negara Asia lainnya. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mengambangkan energi surya di Indonesia.
Tercatat, hingga akhir 2018 total kapasitas terpasang pembangkit listrik surya baru mencapai 95 Mega Watt (MW), sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tega Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028 hanya menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 2 Giga Watt (GW) hingga 2028.
"Lambatnya pengembangan listrik tenaga surya di Indonesia tidak sesuai dengan tren global, di mana listrik tenaga surya menjadi energi terbarukan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi selama beberapa tahun terakhir," kata Fabby, di Jakarta, Selasa (30/7).
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Apa target PLN dalam bauran energi tahun 2040? Sementara itu, total tambahan kapasitas pembangkit hingga 2040 adalah 86 GW, dengan rasio 75 persen berasal dari pembangkit EBT dan 25 persen dari pembangkit berbasis gas.
-
Mengapa PLN butuh investasi besar untuk nol emisi? PT PLN (Persero) membutuhkan investasi lebih dari USD700 miliar atau setara dengan Rp11.323 triliun untuk mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emisi) pada 2060.
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Bagaimana PLN mencapai nol emisi tahun 2060? Untuk mencapai emisi nol bersih, PLN secara bertahap akan menggantikan energi batu bara dengan energi baru terbarukan (EBT), seperti energi surya, air, biomassa, dan hidrogen. 'Ammonia untuk menggantikan batu bara atau pengembangan nuklir ke depan juga bisa jadi opsi,' kata Warsono dilansir dari Antara, Selasa (16/7).
-
Dimana PLTS PLN di IKN dibangun? PLTS yang berada di Sepaku, Penajam Paser Utara, ini ditargetkan rampung dan beroperasi pada Mei 2024.
Fabby menyebutkan, kapasitas PLTS di Indonesia sudah mencapai 60 Mega Watt peak (MWp) ditargetkan meningkat menjadi 85 MW, sedangkan Singapura sudah mencapai 150 MWp akan meningkat menjadi 250 MWp. "Dibandingkan dengan Vietnam yang baru mengembangkan surya kita jauh tertinggal. Padahal kita kembangkan sejak 1980," tuturnya.
Indonesia memiliki potensi listrik dari energi surya yang cukup besar, dapat memenuhi kebutuhan listrik di masa depan dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atas tanah maupun PLTS atap. Terdapat potensi pasar pengguna listrik surya yang cukup besar pada rumah tangga, bangunan komersial, bangunan pemerintah dan industri.
"Kajian kami menunjukkan potensi teknis listrik surya atap (rooftop solar) pada bangunan rumah di 34 provinsi Indonesia mencapai 194-655 Gigawatt-peak (GWp)," kata satu peneliti IESR Hapsari Damayanti, salah yang menghitung potensi tersebut.
Dari jumlah total rumah tangga di Indonesia, terdapat 17,8 persen rumah tangga yang memiliki kemampuan finansial untuk memasang perangkat listrik surya atap, yang diperkirakan dapat mencapai kapasitas 34-116 GWp. Jumlah ini merupakan potensi pasar listrik tenaga surya yang dapat dijangkau dalam beberapa tahun ke depan.
Menurutnya, penghitungan ini menjadi informasi penting bagi pengambil kebijakan di bidang energi, PLN dan pelaku bisnis di bidang energi surya lain bahwa potensi listrik energi surya yang sangat besar sesungguhnya dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai solusi penyediaan energi yang berkelanjutan, sekaligus solusi dan sumbangan Indonesia terhadap upaya mengatasi krisis perubahan iklim yang mengancam dunia.
"Ini baru potensi listrik surya atap rumah, tidak termasuk bangunan lain dan PLTS di atas tanah (ground mounted). Dengan potensi energi surya yang sedemikian besar Indonesia sesungguhnya dapat memenuhi 100 persen listrik di masa depan dari energi terbarukan," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaPemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.
Baca SelengkapnyaRendahnya realisasi bauran EBT ini tak lepas dari belum tercapainya target investasi di sektor energi hijau.
Baca SelengkapnyaTerbentang di area seluas 200 hektare dengan lebih dari 340 ribu solar panel, PLTS terapung ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaSikap sejumlah negara untuk pensiun PLTU batu bara saling berbeda.
Baca Selengkapnyadalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca SelengkapnyaPLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara ini memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp).
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaSaat ini PLN telah menapaki tahap penting dalam mendukung transisi energi tanah air menuju swasembada energi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani minta semua pihak mendorong Kementerian ESDM untuk terus menggenjot pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan.
Baca SelengkapnyaPresiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengunjungi booth PT PLN (Persero) dalam rangkaian World Hydropower Congress (WHC) 2023 di Nusa Dua Bali.
Baca Selengkapnya