Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat ini ungkap AS ingin hancurkan industri sawit Indonesia

Pengamat ini ungkap AS ingin hancurkan industri sawit Indonesia Kebakaran hutan. ©Reuters/NASA

Merdeka.com - Pengamat Lingkungan dan Kehutanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Ricky Avenzora menyebut lembaga Climate and Land Use Alliance (CLUA) yang berpusat di San Francisco, California, AS mengucurkan lebih dari USD 44 juta untuk hibah dana lingkungan kepada berbagai LSM lingkungan dan institusi lain di Indonesia.

"Memaknai berbagai fenomena yang ada, termasuk mecermati berbagai program yang dilancarkan oleh Climate And Land Use Alliance (CLUA) di Indonesia sejak 2010, secara akademis bisa diduga kuat bahwa rangkaian kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan dari tahun 2010 hingga 2015 sama sekali bukan bencana alam alamiah, melainkan peristiwa by design, melibatkan jaringan kejahatan kerah putih yang menunggangi isu lingkungan sebagai topeng," ujarnya di Jakarta, Sabtu (20/2).

Dalam konteks persaingan ekonomi global, lanjut Ricky, salah satu motif utama kejahatan mereka adalah persaingan industri sawit serta pulp dan kertas. Tujuan dari berbagai kontrak kerja yang diberikan CLUA ke berbagai institusi di Indonesia adalah untuk menghentikan dan mengganti industri sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Indonesia.

Ricky memaparkan, peningkatan 10 persen saja produksi sawit di Indonesia akan menyebabkan berbagai industri bahan baku makanan dan obat-obatan di Amerika akan tertekan 8-12 persen, sedangkan peningkatan 20 persen berikutnya akan menjadikan ketersediaan minyak sawit bangsa kita sangat potensial untuk didorong menjadi bio-fuel pada skala industri.

"Itulah yang menjadi salah satu penyebab utama mengapa Amerika mati-matian berniat untuk menghancurkan industri sawit di negeri kita. Melalui industri sawit, negara kita bukan hanya bisa mendapatkan peningkatan devisa negara yang sangat signifikan melainkan juga akan membuat Amerika tergantung kepada kita, serta potensial akan mematikan teknologi-teknologi ramah lingkungan mereka," lanjutnya.

Dalam konteks pulp dan kertas, Ricky menjelaskan bahwa negara-negara Skandinavia dan Kanada, yang selama 10 tahun terakhir selalu bermotivasi untuk memojokkan Indonesia melalui isu lingkungan dan kemudian memberi umpan donasi dana lingkungan adalah penghasil pulp dan kertas terbesar di dunia. Artinya mereka menebang hutan tanaman mereka setidak-tidaknya 10-15 kali lebih banyak dari yang dilakukan oleh industri pulp dan kertas di negeri kita.

"Negara-negara maju tersebut bukan saja telah memberlakukan standar-ganda, tetapi juga telah nyata-nyata menunjukkan sikap munafik dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya," pungkasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Petani Sawit Sebut Pembentukan Aturan ISPO Disuntik Dana Asing hingga Rp13 Miliar
Petani Sawit Sebut Pembentukan Aturan ISPO Disuntik Dana Asing hingga Rp13 Miliar

Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia Milik Para Konglomerat
Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia Milik Para Konglomerat

Indonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara pengekspor terbesar kelapa sawit dan turunannya.

Baca Selengkapnya
Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Terjun ke Bisnis Smelter, Apa Untung dan Ruginya?
Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Terjun ke Bisnis Smelter, Apa Untung dan Ruginya?

Program hilirisasi ini merupakan kebijakan strategis jangka panjang yang pemerintah Indonesia telah lakukan.

Baca Selengkapnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.

Baca Selengkapnya
Masa Depan Industri Kelapa Sawit di Tengah Ketidakpastian Global
Masa Depan Industri Kelapa Sawit di Tengah Ketidakpastian Global

Ketidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Dorong Hilirisasi Agar RI Tak jadi Bangsa Pemalas: Ini akan Berbuah Manis
Jokowi Dorong Hilirisasi Agar RI Tak jadi Bangsa Pemalas: Ini akan Berbuah Manis

Jokowi tak ingin Indonesia hanya menjual bahan mentah tanpa nilai tambah.

Baca Selengkapnya
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport

Jokowi menyebut, Indonesia kini memegang saham 51 persen dari PT Freeport dan ditargetkan akan menjadi 61 persen.

Baca Selengkapnya
Mendag Yakin Indonesia Menang Lawan Uni Eropa di WTO soal Diskriminasi Kelapa Sawit
Mendag Yakin Indonesia Menang Lawan Uni Eropa di WTO soal Diskriminasi Kelapa Sawit

Mendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Memimpin, Jokowi Klaim Sukses Bangun Banyak Smelter, Ambil Alih Freeport hingga Blok Rokan
10 Tahun Memimpin, Jokowi Klaim Sukses Bangun Banyak Smelter, Ambil Alih Freeport hingga Blok Rokan

Jokowi beberkan kesuksesan kebijakannya di bidang energi seperti ambil alih Freepot hingga bangun smelter di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Kementan Perkokoh Tata Kelola Memajukan Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan
Kementan Perkokoh Tata Kelola Memajukan Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan

Mentan SYL menegaskan dalam membangun pengembangan kelapa sawit, tidak hanya dengan agenda replanting dan hilirisasi.

Baca Selengkapnya
TPN Ganjar-Mahfud: Ngomong Terus Hilirisasi Kapan Selesainya
TPN Ganjar-Mahfud: Ngomong Terus Hilirisasi Kapan Selesainya

TPN Ganjar-Mahfud menilai perlu banyak keterlibatan pelaku industri dalam program hilirisasi

Baca Selengkapnya