Pengamat: Komoditas pertanian Indonesia masih diintervensi mafia pangan
Merdeka.com - Pengamat Ekonomi Pertanian, HS Dillon menyebut bahwa pasar komoditas pertanian Indonesia masih banyak diintervensi mafia pangan. Hal ini yang membuat impor bahan pangan tidak bisa dihentikan.
Menurut dia, kartel dan mafia ini cenderung menginginkan adanya impor. Ini bertujuan agar mereka mendapatkan keuntungan yang besar.
"Ekonomi pasar kita sudah diintervensi oleh berbagai kepentingan sehingga rakyat dikorbankan. Dalam sektor pertanian banyak yang berkepentingan untuk mendapatkan keuntungan impor komoditas pangan dan ingin Indonesia tergantung terhadap produk pangan Impor," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (22/7).
-
Kenapa ekspor pertanian penting bagi Kementan? “Pandemi tidak serta merta mematikan sektor pertanian, tapi membuat bertahan dan terus tumbuh. Patut kita sukuri karena selain penyediaan pangan dalam negeri beberapa komoditas juga dilakukan ekspor ke negara tetangga,“ katanya.
-
Dari mana komoditas pertanian diekspor? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Bagaimana Kementan mendorong ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Kenapa Jawa Timur jadi andalan sektor pertanian? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung. Enam daerah ini menjadi andalan sektor pertanian Jawa Timur.
-
Mengapa impor kedelai sangat penting untuk produksi tempe dan tahu? Dari jumlah keseluruhan volume impor tersebut, sekitar 70 persen dialokasikan untuk produksi tempe, sedangkan untuk yang 25 persennya untuk membuat tahu, dan sisanya untuk produksi lain.
Dengan kondisi seperti ini, pemerintah dan masyarakat Indonesia harus lebih berhati-hati dalam menyambut liberalisasi perdagangan. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi pasar bagi komoditas pangan negara lain.
"Termasuk di sektor pangan untuk menjaga kedaulatan pangan. Potensi pangan lokal kita perlu dikembangkan dengan melihat spesifikasi wilayah," kata dia.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Darmansyah mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan pangan. Sebab, potensi pangan lokal di Indonesia khususnya di Riau sangat besar seperti Sagu, umbi-umbian, produk hortikultura dan peternakan.
"Kami berharap diversifikasi pangan terus dikampanyekan sehingga kita tidak tergantung pada produk impor seperti gandum dan aneka buah impor," ungkap dia.
Berdasarkan hasil penelitian IPB, ada 5 rumpun sagu yang cukup untuk pemenuhan karbohidrat satu keluarga selama setahun. Potensi sagu di Riau sangat besar dan belum optimal dimanfaatkan.
"Bahkan yang memanfaatkan tepung sagu negara tetangga seperti Jepang dan China di mana beberapa tahun terakhir riau mengekspor tepung sagu ke dua negara tersebut," sebut Darmansyah.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengungkapkan capaian kebijakan pertanian selama empat tahun cukup menggembirakan. Dari data BPS, produksi pertanian 2017 senilai Rp 1.344 triliun naik Rp 350 triliun dari 2013. Sedangkan nilai ekspor 2017 Rp 441 triliun, naik 24 persen dari 2016 yang hanya Rp 355 triliun.
"Selain ekspor, investasi pertanian 2017 sebesar Rp 45,90 triliun, atau naik 14 persen per tahun dari tahun 2013 hingga 2017," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu disampaikan Megawati ketika pidato dalam penutupan Rakernas V PDIP, di Ancol, Jakarta Utara
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaSaid menilai perlu bagi pemerintah agar fokus terhadap program kemandirian pangan
Baca SelengkapnyaPangan menjadi senjata yang sangat ampuh dalam membangun hegemoni suatu negara.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaDaniel juga menyoroti sikap pemerintah yang belakangan semakin suka impor.
Baca SelengkapnyaDugaan Mark Up Impor Beras, Politisi PDIP Dukung Perangi Bandit Pangan
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKS, Slamet, mengungkapkan kekhawatirannya terkait impor beras besar-besaran lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyatakan bahwa dengan upaya yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi alamnya untuk meningkatkan produksi pangan secara signifikan.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin ini, isu yang mengemuka di daerah-daerah adalah kelangkaan pupuk.
Baca SelengkapnyaApakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?
Baca Selengkapnya