Penggunaan gas bisa hemat Rp 900 miliar dari konsumsi BBM
Merdeka.com - Perusahaan Gas Negara (PGN) secara tidak langsung menyatakan ikut berperan menghemat anggaran negara. Sebab, pemanfaatan gas disebut-sebut berhasil menghemat Rp 900 miliar biaya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) per tahun.
Karena itu perseroan gencar menggenjot pasokan gas salah satunya pembangunan FSRU Lampung. Kepala Humas PGN Ridha Ababil mengatakan, konsumsi gas yang masih rendah di Indonesia disebabkan rendahnya kuantitas kepemilikan infrastruktur.
"Gas Indonesia selama ini justru banyak diekspor karena di dalam negeri belum ada infrastruktur," ujarnya saat ditemui di Cilegon, Banten, Jumat (9/5) malam.
-
Apa kendala pengembangan migas di Indonesia Timur? Namun, untuk kembangkan Indonesia timur perlu banyak inisiatif. Salah satunya dari sisi penyediaan infrastruktur. “Akses market juga penting, infrastruktur di timur berbeda dengan di Indonesia bagian barat. Kalau di barat sudah ada bahkan tersambung ke Singapura, ada juga ke Pulau Jawa. Sementara di timur sedikit infrastruktur, hanya dihubungkan oleh LNG. Sementara market juga belum ada, belum banyak industri di sana (Indonesia timur),“ paparnya.
-
Dimana bahan bakar ramah lingkungan itu diekspor? Pada pekan lalu, bahan bakar kapal ini diekspor untuk pertama kalinya ke Singapura.
-
Mengapa BPH Migas dorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa,' imbuhnya.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Dimana sumber daya alam di Indonesia? Sumber Daya Alam di Indonesia sangat beragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
-
Apa saja yang Pertamina salurkan? Pertamina Patra Niaga siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan Pemerintah.
Dia menuturkan, pembuatan FSRU Lampung yang menelan biaya USD 250 juta ini, bertujuan menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui ketahanan energi. Indonesia perlu mulai memaksimalkan sumber energi baru dan tidak lagi bergantung pada bahan bakar minyak (BBM) yang justru lebih mahal.
"Bayangkan jika uang yang dihabiskan untuk impor bisa diberikan kepada penduduk Indonesia, pasti efeknya positif," tuturnya.
Gas FSRU Lampung ini, tambahnya, akan disalurkan melalui pipa distribusi Lampung untuk berbagai sektor mulai dari listrik, UKM, rumah tangga, dan transportasi.
Dia mencontohkan, kebutuhan gas bumi di Lampung sekitar 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Di mana satu MMSCFD gas bumi setara dengan 28.000 liter BBM per hari, dan dapat digunakan untuk kebutuhan pembangkit dengan kapasitas setara 4-5 MW.
"Semoga pemerintah bisa menetapkan harga kompetitif untuk gas bumi. Sehingga daya saing nasional bisa terangkat," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan kerugian negara akibat impor gas lLPG yang terlalu banyak.
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaImpor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
Baca SelengkapnyaProgram pendidikan, hingga kesehatan harus berbagi dengan impor BBM.
Baca SelengkapnyaPipa Cisem juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui gas untuk rumah tangga.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaSubsidi energi juga bisa menjadi lebih tepat sasaran dan memperbaiki current devisa negara, mendukung pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Grand Strategi Energi RI, ditargetkan pada 2030 sebanyak 440 ribu kendaraan dan 257 unit kapal akan menggunakan BBG.
Baca SelengkapnyaDiharapkan membantu mengatasi kebutuhan domestik dan mengurangi impor produk baja.
Baca SelengkapnyaJumlah realisasi penyaluran gas pada 2024 turun dibandingkan 2022 dan 2023, yang masih mencapai 850 MMSCFD.
Baca Selengkapnya