Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penjualan Turun Imbas Pandemi, BUMD ini Siapkan Produk Sasar Konsumen Spesifik

Penjualan Turun Imbas Pandemi, BUMD ini Siapkan Produk Sasar Konsumen Spesifik Direktur Utama PT Food Station Jaya, Arief Prasetyo Adi. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi, mengakui pandemi Covid-19 turut menghantam kinerja BUMD pangan yang dia pimpin. Secara keseluruhan, penjualan Food Station turun 35,9 persen selama pandemi.

Beban naik 24 persen, perdagangan tradisional anjlok 67,37 persen meski perdagangan komersial modern naik 47,23 persen. Arief tidak mengelak jika kondisi ini menjadi tantangan bagi perusahaan.

Untuk bertahan di tengah situasi ini, Arief menyatakan pihaknya fokus untuk memperbanyak private brand. "Jadi produk-produk kita harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, jadi buyer kita siapa, kalau ada minimarket kita buatkan private brand," ujar Arief dalam webinar, Jumat (16/10).

Data Food Station menunjukkan, penerapan private brand ini berkontribusi sebanyak 60,42 persen dari penjualan. Tak hanya itu, pihaknya juga fokus mengembangkan produk baru dengan target 8 produk dalam 4 bulan.

Penjualan Online Meningkat 511 Persen

Arief juga menegaskan, masa pandemi membuat BUMD pangan ini mencoba segala cara agar distribusi kebutuhan pokok baik untuk pelayanan publik maupun komersial berjalan dengan baik. Sebagaimana diketahui, Food Station menjadi penyuplai utama kebutuhan pangan DKI Jakarta dan bertanggung jawab melayani 20 persen masyarakat DKI Jakarta pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"Tidak hanya offline, online, apapun dikejakan nanti progressnya seperti apa nanti dikembangkan. Tapi kita harus masuk area itu," katanya.

Sebagai infromasi, penjualan produk Food Station melalui e-commerce besar meroket sebesar 511 persen. Hal ini menunjukkan, strategi berjualan secara daring memberi benefit yang baik untuk kinerja Food Station.

Arief juga menambahkan, pengusaha harus memiliki sikap adaptif dengan kondisi yang akan datang. Kendati sudah mempersiapkan rencana dan pola bisnis, kondisi nasional dan global bisa saja tiba-tiba berubah.

"Kita harap jika ingin kembali normal tentu yang nomor 1 vaksin, begitu vaksin ada, pasti nanti obat, vitamin, segala macem akan membantu kita semua berbisnis," ujarnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Pizza Hut Tutup 20 Gerai, 371 Karyawan Terkena PHK
Pizza Hut Tutup 20 Gerai, 371 Karyawan Terkena PHK

Penutupan gerai-gerai ini berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 371 karyawan.

Baca Selengkapnya
Dipicu Aksi Boikot, KFC Indonesia Tutup 47 Gerai dan 2.274 Karyawan Terkena PHK
Dipicu Aksi Boikot, KFC Indonesia Tutup 47 Gerai dan 2.274 Karyawan Terkena PHK

Dalam laporan keuangannya, manajemen KFC Indonesia menjelaskan kerugian tersebut dipicu oleh dua faktor utama.

Baca Selengkapnya
Daya Beli Masyarakat Anjlok, Produsen Makanan Minta Pemerintah Kembali Salurkan BLT
Daya Beli Masyarakat Anjlok, Produsen Makanan Minta Pemerintah Kembali Salurkan BLT

BPS mencatat jumlah kelas menengah pada tahun 2019 mencapai 57,33 juta orang.

Baca Selengkapnya
Jumlah Pelanggan Starbucks, Pizza Hut, KFC dan McDonald’s Turun Tajam, Saham Perusahaan Langsung Anjlok
Jumlah Pelanggan Starbucks, Pizza Hut, KFC dan McDonald’s Turun Tajam, Saham Perusahaan Langsung Anjlok

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja di Amerika Serikat (AS), biaya makan di restoran cepat saji meningkat lebih cepat dibandingkan biaya makan di rumah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang

Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.

Baca Selengkapnya
Curhat Pedagang Tanah Abang: Kita Jual Rp100.000 tapi di TikTok Shop Bisa Rp39.000, Enggak Masuk Akal
Curhat Pedagang Tanah Abang: Kita Jual Rp100.000 tapi di TikTok Shop Bisa Rp39.000, Enggak Masuk Akal

Sebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.

Baca Selengkapnya
Panen Bergeser, Mendag Tak Bisa Pastikan Harga Beras Turun Dalam Waktu Dekat
Panen Bergeser, Mendag Tak Bisa Pastikan Harga Beras Turun Dalam Waktu Dekat

Pemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.

Baca Selengkapnya
Anomali Cuaca Disalahkan Jadi Penyebab Mahalnya Harga Beras
Anomali Cuaca Disalahkan Jadi Penyebab Mahalnya Harga Beras

Anomali cuaca itu membuat hasil panen yang biasanya menghasilkan 7 ton kini menjadi hanya 5 ton beras saja.

Baca Selengkapnya
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000

Sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak

Teten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.

Baca Selengkapnya
201 Pertashop Merugi Gara-Gara Harga Pertamax Lebih Mahal dari Pertalite
201 Pertashop Merugi Gara-Gara Harga Pertamax Lebih Mahal dari Pertalite

Sebanyak 201 dari total 448 Pertashop yang mengalami kerugian usai harga jual Pertamax dan Pertaliter terpaut cukup jauh.

Baca Selengkapnya