Petani tebu Indonesia bakal 'mati' di 2015
Merdeka.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menilai tahun 2015 akan menjadi tahun kematian bagi petani tebu Indonesia. Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro memaparkan, derasnya impor gula rafinasi yang masuk ke Indonesia, semakin tak terbendung.
Ismed mengatakan, seharusnya gula rafinasi hanya dipasok untuk industri makanan dan minuman, namun gula rafinasi kini telah masuk ke pasar konsumen. "Ini kan sudah ada aturannya, tapi ini dilanggar dan tidak ada hukuman bagi pelanggaran tersebut," kata Ismed di Kantor Pusat RNI, Jakarta, Senin (23/12).
Ismed memaparkan, kebutuhan gula rafinasi impor untuk industri makanan dan minuman di Tanah Air adalah sebanyak tiga juta ton per tahun. Sayangnya, kuota impor tersebut sering kali bocor hingga gula rafinasi sampai ke konsumen rumah tangga.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Kenapa petani sawit tidak siap dengan aturan ISPO? Gulat mengaku para petani tidak siap dengan ketentuan ISPO tersebut. Terlebih dalam proses penyusunannya ia menyebut ada campur tangan pihak asing.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Dari mana komoditas pertanian diekspor? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Bagaimana Kementan mendorong ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres
"Kebutuhan impor gula rafinasi 3 juta ton per tahun, tapi kan ada sebagian yang colong-colong juga. Dia bawa 10 juta, deal-dealan belakangan. Sedangkan produksi gula nasional kita hanya 2,5 juta ton per tahun," papar Ismed.
Bocornya gula rafinasi tersebut membuat harga gula nasional tidak bisa bersaing dengan harga gula impor. Harga lelang gula rafinasi diketahui di kisaran Rp 3.500 hingga Rp 4.000 per kilogram, dengan harga jual ke konsumen bisa Rp 5.000 per kilogram.
Topik pilihan: Rupiah Merosot | Daya Saing Ekonomi
Sedangkan harga lelang gula tebu petani nasional mencapai kisaran Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per kilogram dengan harga jual ke konsumen mencapai Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kilogram.
"Gimana bisa bersaing dengan gula dari Vietnam dan Thailand nanti. Kuota gula rafinasi kayak gak terbatas, bisa sampai rumah tangga. Padahal harusnya buat industri makanan minuman," ungkap Ismed.
Ismed pesimis Indonesia akan mencapai swasembada pangan, khususnya gula, apabila pemerintah tidak memiliki perlindungan terhadap petani lokal. "Berbagai regulasi jadi nothing ketika tidak ada pencegahan itu beredar. Perlindungan terhadap industri gula sangat minimal bahkan tak ada, omong kosong mau swasembada atau kedaulatan gula," tegas Ismed.
Indonesia, lanjut Ismed, sudah diserbu gula impor dan selundupan beberapa tahun belakangan ini, dan diproyeksi masih akan terus berlanjut apabila pemerintah masih enggan melindungi petani lokal.
"Jawa Timur dan Jawa Tengah diserbu gula rafinasi. Indonesia Timur tak hanya gula rafinasi tapi juga gula selundupan dari Australia. Paling tidak 1 Januari kita akan diserbu gula dari Vietnam dan Thailand yang harganya sangat murah. Tidak ada perlindungan terhadap petani tebu," tutup Ismed.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebijakan ini dinilai tidak hanya berdampak pada industri hasil tembakau.
Baca SelengkapnyaDewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPD APTI) Jawa Barat, Nana Suryana dengan tegas menyatakan tak setuju terhadap kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaPetani termbakau tegas menolak aturan-aturan yang berdampak pada mata pencariannya.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Megawati ketika pidato dalam penutupan Rakernas V PDIP, di Ancol, Jakarta Utara
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.
Baca SelengkapnyaKebijakan tersebut dinilai berdampak signifikan terhadap keberlangsungan industri tembakau nasional dan nasib petani.
Baca SelengkapnyaAplikasi Temu tidak hanya meresahkan Eropa, masyarakat Asia juga mengkritik produk-produk dan sistem kerja Temu.
Baca SelengkapnyaAda selisih sebesar USD2,94 miliar atau sekitar Rp43 triliun ini menunjukkan adanya impor yang tidak tercatat oleh BPS.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal ini berkaitan dengan perlindungan terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan jutaan pekerja yang terlibat di sektor tersebut.
Baca SelengkapnyaSamukrah mengingatkan bahwa terdapat jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertembakauan.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan para pelaku industri pengolahan susu (IPS) yang mengimpor bukan dalam bentuk susu segar.
Baca Selengkapnya