Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Prediksi Usaha yang Mampu Bertahan dan Tertekan di Era Pandemi Corona

Prediksi Usaha yang Mampu Bertahan dan Tertekan di Era Pandemi Corona Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Pandemi virus corona terus menyebar ke seluruh penjuru dunia. Infeksi Covid-19 di seluruh dunia sampai dengan Senin 13 April 2020 mencapai 1.848.503 kasus. Amerika Serikat tercatat sebagai negara yang memiliki kasus infeksi terbesar mencapai 556.044 dengan 42.735 pasien sembuh.

Pandemi ini tentu berdampak ke sektor ekonomi. Hampir sebagian besar ekonomi, analis dan ahli mengatakan virus corona menyebabkan pertumbuhan dunia melambat. Namun belum ada yang bisa memprediksi sedalam apa perlambatan tersebut.

Sejauh ini, telah ada beberapa sektor usaha yang telah terganggu bisnisnya. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada kuartal I 2020, dunia usaha mengalami penurunan kinerja sebesar 5,56 persen.

Orang lain juga bertanya?

Meski demikian, pada kuartal II 2020, diprediksi angka tersebut naik menjadi 2,13 persen. Hal ini disebabkan oleh naik turunnya kinerja sektor usaha di berbagai bidang.

Mengutip hasil survei BI, sektor usaha yang akan bisa bertahan dan justru mengalami peningkatan di tengah pandemi corona adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.

Secara subsektor, peningkatan terjadi pada tanaman perkebunan yang didorong oleh panen pada komoditas strategis perkebunan yaitu kelapa sawit, kakao dan cengkih.

Kemudian, subsektor perikanan juga diproyeksi meningkat sejalan dengan menurunnya curah hujan yang mempengaruhi hasil tangkapan.

Adapun sektor lainnya yang diproyeksi masih bertahan ialah sektor listrik, gas dan air bersih.

Lalu sektor pengangkutan dan komunikasi juga diproyeksi mengalami akselerasi, khususnya subsektor pengangkutan karena adanya hari Raya Idul fitri. Namun memang, akselerasi ini tak tinggi karena masih adanya himbauan dari pemerintah terkait pembatasan mudik.

Terakhir, sektor jasa-jasa diperkirakan mengalami peningkatan kinerja yang cukup baik.

Sektor Tertekan

Sedangkan untuk sektor Pertambangan dan Penggalian diperkirakan akan tumbuh negatif. harga minyak dunia serta curah hujan yang tinggi diprakirakan masih membatasi operasi sektor Pertambangan dan Penggalian.

Sedangkan untuk kegiatan usaha sektor Industri Pengolahan diperkirakan tumbuh terkontraksi. Hal tersebut terjadi karena dampak dari permintaan yang menurun.

Sejalan dengan penurunan kinerja kegiatan usaha, penggunaan tenaga kerja pada sektor Industri Pengolahan juga mengalami penurunan yang semakin dalam.

Kegiatan usaha sektor kontruksi juga terindikasi tumbuh terkontraksi. Perlambatan kegiatan usaha disebabkan oleh melemahnya pangsa permintaan proyek konstruksi dan infrastruktur.

Kegiatan usaha sektor perdagangan, hotel dan Restoran terindikasi turun cukup dalam. pertumbuhan sektor ini sudah sangat terlihat melambat saat ini.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan I 2024: Ekspansi Bisnis UMKM Masih Melambat, Namun Tetap Prospektif
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan I 2024: Ekspansi Bisnis UMKM Masih Melambat, Namun Tetap Prospektif

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan pertumbuhan bisnis UMKM ini didorong oleh sejumlah faktor.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya

Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.

Baca Selengkapnya
Industri Pengolahan Tetap Cuan di Tengah Lesunya Kinerja Manufaktur
Industri Pengolahan Tetap Cuan di Tengah Lesunya Kinerja Manufaktur

Kontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.

Baca Selengkapnya
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan II 2024: Bisnis UMKM Mulai Membaik dan Prospektif
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan II 2024: Bisnis UMKM Mulai Membaik dan Prospektif

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa ekspansi bisnis UMKM yang mulai membaik ditopang oleh empat faktor utama.

Baca Selengkapnya
Di Tengah Ketidakpastian Global, Ekonomi RI Diprediksi Masih Positif Tahun Ini
Di Tengah Ketidakpastian Global, Ekonomi RI Diprediksi Masih Positif Tahun Ini

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.

Baca Selengkapnya
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada

Tensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Melambat, Triwulan III-2024 Hanya Tumbuh 4,95 Persen
Ekonomi Melambat, Triwulan III-2024 Hanya Tumbuh 4,95 Persen

Tren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Prabowo Subianto Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen
Bank Indonesia Pede Prabowo Subianto Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen

Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.

Baca Selengkapnya
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.

Baca Selengkapnya
Begini Kondisi Sektor Jasa Keuangan Usai Jumlah Kelas Menengah Anjlok dan Deflasi 4 Bulan Berturut-turut
Begini Kondisi Sektor Jasa Keuangan Usai Jumlah Kelas Menengah Anjlok dan Deflasi 4 Bulan Berturut-turut

BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.

Baca Selengkapnya