Produksi minyak anak usaha Pertamina lampaui target
Merdeka.com - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menurunkan target produksi minyaknya pada 2016 dari sebelumnya 63.503 barel per hari (bph) menjadi 61.305 bph. Hal ini dilakukan karena masih belum stabilnya harga minyak dunia.
Presiden Direktur PHE, Gunung Sardjono Hadi mengungkapkan, penurunan target produksi tersebut nyatanya mampu membuahkan hasil. Sebab, sampai akhir tahun nanti, produksi minyak diprediksi mencapai 63.503 bph atau melebihi dari target yang sudah direvisi sebesar 61.305 bph.
"Sampai akhir tahun target 63.503 bph atau 104 persen di atas target yang kita tentukan. Tapi di Juni ini produksi sudah 64.327 bph," kata Gunung di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (7/9).
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Apa saja yang Pertamina salurkan? Pertamina Patra Niaga siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan Pemerintah.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Apa capaian utama Pertamina Hulu Energi di tahun 2024? PHE mencatatkan produksi minyak sebesar 548 ribu barel per hari (MBOPD) & produksi gas 2,86 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) sehingga produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) hingga trimester 1 tahun 2024 yang merupakan konsolidasi dari seluruh anak usaha PHE.
-
Apa yang Pertamina tambah? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.
Pihaknya juga melakukan efisiensi dengan melakukan pemotongan biaya seperti efisiensi dan reschedule, seiring revisi produksi minyak yang dilakukan perseroan. "Jadi ada penurunan investasi dari total USD 1,7 juta, menjadi USD 1 juta. Meski kita melakukan efisiensi tapi produksi kita jaga," ucapnya.
Sementara itu, produksi gas justru berbanding terbalik dengan produksi minyak. Dari target sebesar 733,83 juta kaki kubik (MMSCFD), saat ini perusahaan plat merah tersebut produksinya masih sebesar 728 MMSCFD.
"Untuk gas juga cukup bagus. Sekarang year to date 728 MMSCFD. Diharapkan mencapai 733,83 MMSCFD di akhir tahun," tuturnya.
Masih rendahnya produksi, kata Gunung, disebabkan oleh banyaknya pembeli gas yang membatalkan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang sudah ditandatangani. Hal ini membuat pihaknya pesimis sampai akhir tahun target produksi gas tercapai.
"Pencapaian ini lebih didominasi masalah demand, khususnya di Jambi Merang. Jadi tidak bisa terkejar (target) sampai akhir tahun karena ini terkait PJBG, terkait pasar," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaSeluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG)
Baca SelengkapnyaPHE diharapkan bisa terus meningkatkan kinerja positif sehingga kontribusi terhadap perekonomian nasional akan semakin tinggi.
Baca SelengkapnyaTingkat produksi itu dicapai atas keberhasilan sumur pengembangan ST-217 yang berkontribusi sebesar 269 BOPD.
Baca SelengkapnyaSelama 2 tahun menjadi Subholding Upstream Pertamina, PHE menorehkan kinerja positif.
Baca SelengkapnyaPertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempertahankan posisinya sebagai penghasil minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaCapaian ini sudah melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 181.000 BOPD.
Baca SelengkapnyaDibandingkan tahun 2022, realisasi lifting minyak 2023 turun 1 persen.
Baca SelengkapnyaPHR mencatat bahwa tren positif kenaikan produksi sudah terlihat sejak akhir Juli 2023.
Baca SelengkapnyaRekor produksi minyak dan gas tersebut menjadi momentum yang sudah ditunggu-tunggu sekaligus menjadi jawaban atas kekhawatiran produksi migas akan merosot.
Baca SelengkapnyaKomisi VI DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja positif Pertamina sepanjang 2023.
Baca Selengkapnya