Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Produksi Padi di Garut Dipastikan Mengalami Penurunan

Produksi Padi di Garut Dipastikan Mengalami Penurunan sawah. shutterstock

Merdeka.com - Hasil produksi padi di Kampung Pawuan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut dipastikan akan mengalami penurunan hingga 40 persen akibat serangan hama ulat. Selain di wilayah tersebut, secara umum di Kabupaten Garut pun produksi padinya mengalami penurunan karena dampak pesawahan yang kekurangan pasokan air.

Menyikapi serangan ulat di Panawuan, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengakui bahwa pihaknya menerima keluhan dari sejumlah petani dimana padinya yang hendak dipanen diserang hama ulat.

"Serangan hama itu sebenarnya sudah dilaporkan ke Dinas Pertanian Kabupaten Garut dan dinas sudah melakukan langkah antisipasi dengan memberikan penyuluhan. Dan itu sebetulnya bisa diatasi dengan alami menggunakan bebek untuk mengusir ulat. Petani juga sudah melakukan itu," kata dia, Senin (9/9).

Helmi juga mengungkapkan bahwa melalui Dinas Pertanian, Pemerintah menganjurkan petani agar menggunakan pestisida nabati dalam proses pengusiran ulat. Namun rupanya hal tersebut tidak mampu membantu menyelamatkan padi karena disemprotkan ke padi yang belum siap dipanen.

"Sementara upaya ketiga, Pemerintah Kabupaten Garut juga sudah menyiapkan pestisida kimia untuk kelompok tani. Namun, Dinas Pertanian tidak merekomendasikan penggunaan pestisida itu untuk padi yang sebentar lagi panen karena bisa bahaya kalau dikonsumsi kemudian. Artinya, ada misinformasi dari dinas kepada petani," katanya.

Walau secara fakta serangan hama ulat terjadi di Panawuan, menurutnya penurunan produksi padi juga terjadi karena banyaknya yang tidak berisi. "Jadi memang ada penurunan produksi padi sekitar 30-40 persen dari dua data itu. Bukan hanya ulat saja, tapi karena hama dan kemarau ditambah angin sangat kencang," jelasnya.

Adapun persoalan tidak sampainya informasi penyuluhan dengan benar, Wabup mengaku bahwa hal tersebut menjadi koreksi. Dia pun mengaku akan merevitalisasi kepada kelompok tani agar seluruh informasi yang disampaikan dinas sampai kepada seluruh petani.

Sementara itu Kepala Seksie Serealia pada Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Endang Junaedi menyebut bahwa memang serangan hama ulat grayak menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi padi di Panawuan. Namun meski demikian dia menyebut bahwa tidak seluruh area persawahan mengalami gagal panen atau puso.

"Adanya padi yang tidak berisi itu diakibatkan penyerbukan yang tidak sempurna karena selama musim kemarau banyak terjadi angin kencang dan suhu ekstrem, ditambah juga kekeringan. Meski begitu kita telah melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada para petani untuk penanganan ulat, salah satunya agar petani menggunakan pestisida nabati untuk mengusir hama ulat," ucapnya.

Endang mengatakan bahwa penggunaan pestisida memang harus yang bersifat nabati karena hama ulat menyerang padi yang hampir matang. Menurut dia, pestisida itu akan lebih efektif digunakan pada sore hari, sebab ulat menyerang pada malam hari.

"Sementara ini laporan serangan hama ulat baru di Kampung Panauwan sehingga kami langsung bertindak dengan memberikan stok obat. Kami tidak diam. Dan selama musim kemarau memang terjadi penurunan produksi padi di Kabupaten Garut. Pertumbuhan padi sulit untuk normal karena kekurangan air. Tapi kita belum ada datanya untuk keseluruhan," jelasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini

Kenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Kala Harga Beras Naik, 450 Hektare Sawah di Lumajang Terancam Gagal Panen
Kala Harga Beras Naik, 450 Hektare Sawah di Lumajang Terancam Gagal Panen

Banyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.

Baca Selengkapnya
Hanya Terima Rp700 Per Kilogram, Petani Tomat di Garut 'Berduka' Buang Hasil Panen di Pinggir Jalan
Hanya Terima Rp700 Per Kilogram, Petani Tomat di Garut 'Berduka' Buang Hasil Panen di Pinggir Jalan

Di panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram

Baca Selengkapnya
Pilu Petani di Subang Dapati 200 Hektare Sawahnya Mati Mengering, Ternyata Hama Ini Penyebabnya
Pilu Petani di Subang Dapati 200 Hektare Sawahnya Mati Mengering, Ternyata Hama Ini Penyebabnya

Hama ini menyebabkan para petani kehilangan sawahnya hingga 200 hekatre siap panen.

Baca Selengkapnya
Cuaca Panas Ekstrem Landa Jateng, Warga Pati Goreng Telur dengan Tenaga Sinar Matahari
Cuaca Panas Ekstrem Landa Jateng, Warga Pati Goreng Telur dengan Tenaga Sinar Matahari

Cuaca ekstrem juga membuat petani udang rugi puluhan juta rupiah

Baca Selengkapnya
Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang
Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang

Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.

Baca Selengkapnya
Aksi Paslon Bagi-Bagi Beras di Pilkada Garut Ikut Picu Penurunan Omzet Pedagang
Aksi Paslon Bagi-Bagi Beras di Pilkada Garut Ikut Picu Penurunan Omzet Pedagang

Omzet pedagang beras di sejumlah pasar di Garut, Jawa Barat, diketahui mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya
Harga Cabai Meroket tapi Petani Sedih, Ini Fakta di Baliknya
Harga Cabai Meroket tapi Petani Sedih, Ini Fakta di Baliknya

Para petani cabai di Jember tak bisa menikmati hasil panen seutuhnya

Baca Selengkapnya
Curhatan Petani Palembang dan Lampung ke Ganjar: Harga Karet Hancur dan Pupuk Mahal
Curhatan Petani Palembang dan Lampung ke Ganjar: Harga Karet Hancur dan Pupuk Mahal

"Mereka cerita apa tolong kami pak, karet kami harganya hancur sudah, pupuknya mahal, obat-obatanya mahal," kata Ganjar

Baca Selengkapnya
Kecewa Harga Cabai Cuma Rp3.000 Per Kilogram, Petani Babat Tanaman Siap Panen
Kecewa Harga Cabai Cuma Rp3.000 Per Kilogram, Petani Babat Tanaman Siap Panen

Normalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000  per kilogram.

Baca Selengkapnya
Pemkab Banyumas Optimistis Padi di Wilayahnya Selamat dari Kekeringan, Ini Penjelasannya
Pemkab Banyumas Optimistis Padi di Wilayahnya Selamat dari Kekeringan, Ini Penjelasannya

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.

Baca Selengkapnya
Elegi Petani Padi Jakarta
Elegi Petani Padi Jakarta

Area persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang

Baca Selengkapnya