Pulihkan Ekonomi, Bank Dunia Sarankan RI Lakukan Reformasi 3 Hal Ini
Merdeka.com - Bank Dunia menyadari krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19 memberikan tantangan dan peluang bagi sejumlah negara. Adapun peluang tersebut adalah bagaimana suatu negara bisa membangun kembali perekonomian dengan menerapkan beberapa reformasi.
Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen mengatakan, setidaknya di Indonesia sendiri ada tiga prioritas reformasi yang bisa dilakukan untuk pemulihan ekonomi secara nasional. Pertama adalah dengan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.
"Prioritas pertama dalam pandangan kami adalah kita menggalakkan UU atau Omnibus Law sehingga bisa meniadakan hambatan sehingga bisa mengundang investasi untuk masuk ke Indonesia," katanya dalam Indonesia Economic Prospect Report, secara virtual, Kamis (16/7).
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
Menurutnya, dengan memberikan atau meniadakan hambatan investasi, maka Omnibus Law akan menjadi struktur dasar yang kuat untuk investasi. Hal tersebut menjadi sinyal baik ekonomi dunia menunjukkan bahwa Indonesia terbuka untuk bisnis.
Kemudian kedua adalah reformasi BUMN untuk menggalakkan investasi. Apalagi berdasarkan catatan Bank Dunia Indonesia saat ini masih mengalami kesenjangan besar pada ranah infrastruktur. "Jadi kesenjangan ini masih sangat besar. Tidak bisa serta merta hanya berdasarkan dana publik," kata dia
Menurutnya, Indonesia harus mampu mobilisasi keuangan dari sektor swasta. Apalagi BUMN punya peran sentral dalam berikan layanan infrastruktur. Akan tetapi saat bersamaan itu juga akan berefek crowding pasa sektor swasta.
"Limit fiskal pemerintah juga buat BUMN beralih pada pembiayaan basis utang sehingga alhasil pembiayaan masih hadapi tantangan. Oleh karenanya reformasi BUMN agar dapat menjadi katalis dalam partisipasi sektor swasta akan menjadi kunci untuk galakkan upaya di ranah infrastruktur," jelas dia.
Terakhir yakni akselerasi kebijakan pajak. Dia berharap kebijakan yang dilakukan Indonesia dalam hal pajak mampu memberikan dorongan besar terhadap penerimaan negara.
"Oleh karena itu reformasi pajak untuk tingkatkan pendapatan jadi sangat penting agar dapat fasilitasi public spending yang sehat. Tidak ada negara di dunia yang bisa capa income tinggi apabila tax to GDP rationya hanya 1 digit saja," tandas dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaPerlu ada pendekatan baru agar tidak terperangkap pada jebakan pendapatan menengah.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca SelengkapnyaDisertasinya berjudul ‘Telaah Kebijakan Publik atas Peran DPR Mengintegrasikan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Postur APBN untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaKusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.
Baca SelengkapnyaDirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut pemerintah, deflasi saat ini dipengaruhi oleh penurunan permintaan pasar global akibat konflik internasional.
Baca SelengkapnyaIndeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.
Baca Selengkapnya