Punya Utang Rp694 Triliun, PLN Janji Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki utang Rp694,79 triliun. Utang tersebut akumulasi utang jangka panjang dan juga jangka pendek untuk pengerjaan beberapa proyek kelistrikan.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini berjanji tidak akan menaikkan tarif listrik untuk menutup utang triliunan tersebut. Sebab, sudah ada aturan agar penyesuaian tidak dilakukan sejak 1 Januari 2017.
"Dengan kondisi utang apakah akan ada kenaikan tarif? sejak 1 Januari tidak ada kenaikan tarif. Otomatic tarif adjustment tidak berlaku sejak 1 Januari 2017. Sehingga tidak ada kenaikan tarif," ujar Zulkifli saat rapat di DPR, Jakarta, Selasa (25/8).
-
Bagaimana PLN meningkatkan pendapatan? Peningkatan laba bersih PLN ini ditopang semakin tumbuhnya penjualan listrik yang mencapai 6,3% atau total 273,8 Terawatt hour (TWh) sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan penjualan listrik hingga 7,7% dari Rp288,8 triliun di 2021 menjadi Rp311,1 triliun di 2022.
-
Bagaimana PLN menarik investor di proyek kelistrikan? Dua prinsip tersebut diterapkan PLN untuk menarik minat para investor agar akses listrik untuk seluruh masyarakat bisa dieksekusi dengan cepat,“ katanya.
-
Siapa yang memimpin PLN? Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, selain fokus menyediakan kelistrikan yang andal, PLN juga terus menjalankan berbagai kegiatan yang membantu kesejahteraan masyarakat melalui Program TJSL PLN.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Mengapa PLN butuh investasi besar untuk nol emisi? PT PLN (Persero) membutuhkan investasi lebih dari USD700 miliar atau setara dengan Rp11.323 triliun untuk mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emisi) pada 2060.
-
Mengapa PLN dukung kendaraan listrik? “PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan,“ kata Darmawan.
Zulkifli menjelaskan, beberapa waktu terakhir banyak keluhan mengenai adanya kemungkinan kenaikan tarif. Namun dia memastikan, tidak ada kenaikan tarif yang ada adalah kenaikan pemakaian.
"Tidak ada kenaikan tarif, sampai saat ini yang ada adalah kenaikan pemakaian listrik. Padahal tagihan adalah tarif dikali pemakaian. Kalau ada tagihan naik itu kenaikan pemakaian bukan kenaikan tarif," jelasnya.
Dia menambahkan, PLN terus berupaya menjaga agar keuangan perusahaan tetap terjaga dengan baik. "Mengenai utang kami, komitmen kami menjaga agar sustainability keuangan PLN terjaga dengan baik dengan bantuan bapak bapak," ucapnya.
PLN Tunggu Pemerintah Bayar Utang
PLN masih menanti pembayaran utang dari pemerintah sebesar Rp38 triliun. Utang tersebut merupakan bagian dari total utang pemerintah sebesar Rp45 triliun. Namun sudah dibayarkan sebanyak Rp7 triliun.
"Sebesar Rp45 triliun utang pemerintah ke PLN Rp7 triliun sudah dibayar. Tersisa Rp38 triliun," kata Zulkifli Zaini.
Zulkilfi mengatakan, pihaknya masih menunggu pelunasan seluruh utang. Pemerintah menjanjikan akan membayar seluruh utang pada akhir Agustus atau paling lambat akhir September.
"Mudah-mudahan di akhir Agustus ini di awal September akan dibayar pemerintah. Kami sedang menunggu dengan berdebar-debar, sedang proses. Kami sudah dapat janji sebelum akhir Agustus dibayar. Mudah-mudahan demikian," paparnya.
Adapun akumulasi utang sebesar Rp45 triliun tersebut berasal dari dari beban kompensasi tarif pada 2018 sebesar Rp23,17 triliun. Kemudian juga ada kompensasi pada 2019 sebesar Rp 22,5 triliun. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN menyetorkan dividen bagi negara sebesar Rp3,09 triliun.
Baca SelengkapnyaKeuangan PLN pernah diramal hampir ambruk. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya kelebihan pasokan (supply) listrik di Pulau Jawa pada 2021 lalu.
Baca SelengkapnyaRasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaDarmawan memastikan kesiapan PLN untuk menghadirkan listrik yang tetap andal dan terjangkau demi menjaga daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaTarif tenaga listrik untuk 25 golongan pelanggan bersubsidi juga tidak mengalami perubahan dan tetap diberikan subsidi listrik.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap tiga bulan mengacu pada perubahan terhadap realisasi parameter.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMenghitung utang tidak sama dengan membagi secara rata jumlah utang pemerintah Indonesia dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini yang mencapai 270 juta jiwa.
Baca SelengkapnyaPLN meraih penghargaan kategori Grup Pembayar Pajak Terbesar dari Direktorat Jenderal Pajak.
Baca SelengkapnyaPLN berkontribusi dengan dividen bagi negara sebesar Rp3,09 triliun atau mencapai satu setengah kali dari target yang ditetapkan.
Baca SelengkapnyaPLN Indonesia Power juga mengoptimalkan dan mempercepat pembentukan corporate transformation office, sehingga target-target program di moonshot dapat dimonitor.
Baca SelengkapnyaSejumlah perusahaan BUMN masih terlilit utang besar dengan nilai hingga triliunan rupiah.
Baca Selengkapnya